Mari Berbagi...dan Memberi....

Showing posts with label Olahraga. Show all posts
Showing posts with label Olahraga. Show all posts

2022-01-06

no image

Pendekatan Bermain

 

Salah satu bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat kepada peserta didik adalah melalui permainan atau pendekatan bermain. Menurut Wahjoedi bahwa pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan.[1] Bermain berasal dari kata dasar main, yang berarti perbuatan untuk menyenangkan hati yang dilakukan dengan alat-alat kesenangan.[2]

2021-05-27

Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pelatih Olahraga

Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pelatih Olahraga

 

Pelatih Olahraga

Jabatan Fungsional Pelatih Olahraga adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan pelatihan keolahragaan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah.

Pelatih keolahragaan yang dimaksud adalah pelatihan keolahragaan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Mahasiswa (PPLM), Prima Muda, Prima Utama dan Program Pelatihan yang setara lainnya yang dilaksanakan di lingkungan instansi Pusat atau Daerah.

Pelatih Olahraga sebagaimana dimaksud di atas merupakan jabatan karier PNS.



Pelatih Olahraga berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang pelatihan keolahragaan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Mahasiswa (PPLM), Prima Muda, Prima Utama dan program pelatihan setara lainnya dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah.

Jenjang Jabatan Fungsional Pelatih Olahraga adalah:

1.  Pelatih Olahraga Ahli Pertama;

2.  Pelatih Olahraga Ahli Muda; dan

3.  Pelatih Olahraga Ahli Madya.

Ketiga jabatan fungsional Pelatih Olahraga di ats harus memiliki Kompetensi jabatan, yaitu:

1.  Kompetensi Teknis;

2.  Kompetensi Manajerial; dan

3.  Kompetensi Sosial Kultural.

 

Kompetensi Teknis Pelatiha Olahraga antara lain:

a.   Perencanaan Program Pelatihan Olahraga;

b.  Pelatihan Fisik dan Motorik Peserta Latih;

c.   Pelatihan Teknik Cabang Olahraga;

d.  Penanganan Kecelakaan Olahraga; dan

e.   Pengelolaan Sarana Prasarana, Alat Bantu Latihan dan Media Latihan.

 

Kompetensi Manajerial Pelatiha Olahraga antara lain

a.   integritas;

b.  kerja sama;

c.   komunikasi;

d.  orientasi pada hasil;

e.   pelayanan publik;

f.    pengembangan diri dan orang lain;

g.   mengelola perubahan; dan

h.  pengambilan keputusan.

Kompetensi Kultural yaitu perekat bangsa.

 

Pelatih Olahraga Ahli Pertama

Pelatih Olahraga Ahli Pertama berkewajiban melaksanakan kegiatan pelatih olahraga Ahli Pertama pada tataran operasional di bidang pelatihan olahraga, Perencanaan Program Keolahragaan, Pelatihan Fisik dan Motorik Peserta Latih, Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olahraga, Penanganan Kecelakaan Olahraga, Pelatihan Teknik Cabang Olahraga, Penguasaan Substansi Bidang Keolahragaan pada kualifikasi profesional tingkat dasar.

Persyaratan Jabatan

1.  Pendidikan

§  Jenjang Sarjana (S-1) atau Diploma IV (D-IV)

§  Bidang Ilmu Keolahragaan

§  Teknis:

1)  Pelatihan Pelatih Tingkat Dasar

2)  Pelatihan Pelatih Cabang Olahraga

§  Fungsional Pendidikan dan Pelatihan Fungsional

2.  Pengalaman Kerja: Lulus Pelatihan Dasar

3.  Pangkat: Penata Muda (III/a)

4.  Indikator Kinerja Jabatan:

1)  Kualitas Pelatihan Olahraga Profesional Tingkat Dasar

2)  Peningkatan Prestasi Peserta Latih

 

Pelatih Olahraga Ahli Muda

Pelatih Olahraga Ahli Muda memiliki tugas melaksanakan kegiatan pelatih olahraga Ahli Muda pada tataran operasional di bidang pelatihan olahraga, Perencanaan Program Keolahragaan, Pengembangan Kompetensi Keolahragaan, Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olahraga, Penanganan Kecelakaan Olahraga, Pembimbingan Pelatihan Sesuai Cabang Olahraga, Penguasaan Substansi Bidang ilmu Keolahragaan pada kualifikasi profesional tingkat lanjutan.

2020-09-15

Permainan Bentengan (Tag Game)

Permainan Bentengan (Tag Game)

Permainan bentengan (tag game)


Permainan tag game atau dikenal dengan bentengan adalah sebuah permainan outdoor activity yang tampak sderhana, namun sebenarnya dalam permainan ini tampak kecepatan berpikir, kecepatan bertindak yang tidak kalah dengan cabang-cabang olahraga yang baku. (Sanusi, 2008:7).

2020-08-13

Manfaat Bermain Bagi Anak

Manfaat Bermain Bagi Anak

 


Oleh: Yuliasih - Bermain selain merupakan alat belajar juga merupakan kebutuhan bagi setiap individu. Diperlukan waktu yang cukup banyak untuk bermain bagi seseorang terutama pada saat usia Sekolah Dasar, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus dapat memenuhi kebutuhan gerak anak didiknya dengan berbagai alternatif permainan yang dapat dimainkan siswa saat jam istirahat atau dirumah, karena anak tidak merasa betah bila duduk seharian diruang kelas, mereka butuh bergerak dan bermain yang lebih banyak dan merasa gembira ketika menyongsong jam istirahat karena memiliki kesempatan untuk bermain sambil melepaskan kepenatan dan memulihkan kondisinya.

Definisi Bermain

Definisi Bermain

 

bermain

Oleh: Yuliasih - Permainan tidak terlepas dari kehidupan manusia terutama anak-anak. Dimana ada manusia disitu pulalah terdapat berbagai macam permainan. Bermain merupakan hal utama bagi anak. Anak memang senang bermain, tetapi mereka sebenarnya sedang dalam proses belajar yaitu belajar mengenal diri sendiri, lingkungan dan orang-orang sekitar. Melalui permainan, anak-anak mengalami proses pembelajaran. Bagi kita orang dewasa, bermain mungkin tidak terlihat seperti belajar. Orang dewasa sebaiknya ikut dalam permainan tersebut. Permainan anak-anak adalah permainan yang mempunyai peraturan yang sederhana, mudah dimengerti, mudah dilaksanakan hingga akhirnya mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak. Fungsi bermain untuk memulihkan tenaga dan rasa jenuh sedangkan tujuan bermain adalah sebagai saranan melatih keterampilan.[1]

2020-07-23

no image

Sejarah Perkembangan Olahraga di Indonesia


Hari ini di 1948 Pekan Olahraga Nasional I Dimulai | Republika Online

Pada zaman mataram 1600 sampai dengan 1775 di setiap kabupaten terdapat sebuah lapangan yang dinamakan aloon-aloon tempat para prajurit mengolah raganya baik berupa pencak silat, panahan atau berkuda latihan gladi keprajuritan dinamakan “seton”.Dalam sejarahnya olah raga di Indonesia melaju sejalan dengan perkembangan masyarakat. Contoh olahraga tradisional di Indonesia: pasola, debus, ujungan, dan loncat batu nias.

2020-07-19

Prestasi Menuju Profesi

Prestasi Menuju Profesi

Dari atlit berprestasi menuju profesi

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) membawa angin segar bagi pelaku olahraga khusunya para pelaku olahraga prestasi. Undang-undang ini memberikan harapan yang baik bagi masa depan atlit yang telah mengharumkan nama bangsa di tengah perhelatan dunia. Meraka yang menjadi duta bangsa tidak akan lagi merasakan pahit getirnya dunia olahraga semata. Karena SKN memberikan yang sebelumnya tidak pernah atlit rasakan.

Pentingnya Gerak Bagi Manusia

Pentingnya Gerak Bagi Manusia

Tuntutan mansusa untuk selalu bergerak

Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih dan merambah kepada seluruh aspek kehidupan manusia. Dampak positif tersebut sangat bermanfaat bagi efektifitas kehidupan manusia. Akan tetapi tidak sedikit pula dampak negatif yang ditimbulkan baik langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan manusia.

Tes Kebugaran Jasmani

Tes Kebugaran Jasmani

Jenis tes kebugaran jasmniBanyak instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kebugaran fisik, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

Latihan Kebugaran Jasmani

Latihan Kebugaran Jasmani

Berbagai bentuk latihan peningkatan kebugaran jasmani
Jika kita cermati bahwa saat ini kesadaran masyarakat terhadap pentingnya manfaat fisik dalam mendukung aktivitas sehari-hari sudah sangat baik. Terlepas dari seberapa dalam pemahaman mereka terhadap olahraga (aktivitas jasmani) dan prinsip-prinsip latihan dalam meningkatkan derajat kebugaran Saat ini perkembangan olahraga masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan sekaligus bersenang senang (rekreasi) telah banyak mengalami peningkatan, terutama di kota-kota besar dan kota lainnya yang sedang berkembang.

2020-07-18

Pengertian Kebugaran Jasmani

Pengertian Kebugaran Jasmani

Pengertian kebugaran jasmani
Kondisi fisik sehat dan bugar merupakan dambaan setiap orang di manapun. Karena dengan fisik dan bugar apapun yang dimiliki akan terasa lebih bermakna, kerja lebih semangat dan tentunya menjadi salah satu jalan menuju umat terbaik, karena dapat menjalankan segala perintah-Nya dengan penuh semangat.
Gerakan Olimpiade

Gerakan Olimpiade

Olimpiade Tokyo 2021


Demikian dahsyatnya manfaat aktivitas jasmani (olahraga), bahkan sebesar organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pernah menggelar konferensi Internasional tentang olahraga dan pembangunan

2020-07-03

Permainan Bola Basket

Permainan Bola Basket

Pengertian Permaninan Bola Basket


Permainan bola basket merupakan permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, setiap regu terdiri atas lima orang, cara memainkannya dengan tangan (digiring dan dilempar), kemudian berusaha memasukkan bola ke ring basket untuk mendapatkan nilai.[1] Menurut Tomoliyus, konsep bermain bola basket adalah menghasilkan skor dengan memasukan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa.[2] Dalam kurikulum pendidikan menengah pertama, permainan bola basket termasuk ke dalam jenis aktivitas permainan bola besar yang tertuang dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan dan harus disampaikan di sekolah.

Sebagai media pendidikan, pembelajaran bola basket bagi anak harus diupayakan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan sebagai individu yang utuh. Jadi pembelajaran tidak hanya terpaku kepada pencapaian tujuan meningkatkan ketrampilan bola basket semata, melainkan melalui kecerdasan dan ketrampilan guru dalam mengintervensi pembelajaran, dan nuansa pendidikan sangat penting diwujudkan dalam setiap langkah pembelajaran, yang harus menjadi fokus pembelajaran adalah bagaimana anak belajar, bukan ketrampilan apa yang harus dipelajari anak.[3]

Oleh sebab itu, dalam merancang pembelajaran khususnya pembelajaran bola basket, harus mempertimbangkan beberapa hal yang diantaranya adalah karakteristik anak, tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pendekatan maupun metode pembelajaran yang relevan dengan tujuan dan karakteristik anak yang sedang belajar. Siswa sebagai individu yang mempunyai karakteristik yang berbeda harus mendapat sorotan yang utama baik didalam  kegiatan klasikal, kelompok atau individual, proses dan kegiatan belajarnya tidak dapat dilepaskan dari karakteristik, kemampuan dan prilaku individualnya. Dalam proses pendidikan, bukan hanya siswa yang terikat dengan karakteristik, kemampuan dan prilaku individual tersebut, tetapi juga guru serta para petugas pendidikan lainnya.

Permainan bola basket adalah permainan beregu, oleh karena itu kemampuan penguasaan teknik pemainan dan kerjasama regu merupakan salah satu kunci sukses untuk meraih kemenangan, selain itu menuntut setiap pemain untuk bergerak secara aktif dan kreatif, mencari setiap celah dari kelemahan lawan agar bisa menerobos pertahanan dan berusaha membuat angka.

Menurut novak, dan Calhoun, seperti yang dikutip oleh Hudaya, bahwa permaian bola basket ibarat musik jazz yang penuh unsur improvisasi. Ada unsur kebebasan berbuat, eksplosif, penuh alunan irama cepat atau lambat yang dinamis dan menggetarkan, menonjol pula sifat-sifat individualistik, namun dalam pelaksanaannya membutuhkan kerjasama dengan semangat persatuan yang utuh. Selain itu, permainan bola basket juga menuntut pemainnya untuk berlari cepat, berhenti dengan tiba-tiba, melempar, menangkap, melompat dan mendarat dalam posisi keseimbangan tubuh yang baik.[4]

Dari beberapa pendapat di atas yang dimaksud permainan bola basket merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu terdiri dari lima orang, bola dimainkan oleh tangan dengan cara dilempar, dioper atau digelidingkan sesuai dengan peraturan menuju daerah pertahanan lawan untuk memasukan bola ke ring basket lawan sebanyak-banyaknya, serta mencegah regu lawan untuk mencetak angka.

Dalam mengajarkan keterampilan bola basket bagi peserta didik, guru perlu menerapkan berbagai pendekatan dan metode dalam pembelajaran. Guru dapat memilih salah satu dari berbagai metode yang ada. Dalam konteks ini, guru dapat menggunakan pendekatan kreatif yang menekankan pada pembelajaran melalui berbagai bentuk latihan dan permainan untuk memberikan pengalaman gerak secara terbuka kepada peserta didik.

a)    Teknik Permainan Bola Basket

Menurut Wahyuni dan kawan-kawan, bahwa untuk menjadi pemain bola basket yang baik, perlu menguasai beberapa persyaratan dasar permainan yang meliputi teknik, taktik, strategi, kelincahan, keterampilan, ketangkasan gerak tipu, kemahiran gerak olah kaki dan tangan, keseimbangan, kecepatan, keuletan, kekuatan, ketahanan, serta dapat mengevaluasi permainannya, baik dalam menyerang maupun bertahan. Beberapa teknik dasar yang harus dikuasai adalah sebagai berikut; (1) melempar dan menangkap bola, (2) menggiring, dan (3) menembak.[5]

b)   Pasing Dada atau Chest Pass

Passing berarti mengoper bola. Operan merupakan teknik dasar pertama. Dengan operan pemain dapat melakukan gerakan mendekati ring basket untuk kemudian melakukan tembakan. Operan dapat dilakukan dengan cepat dank eras, dan dapat dilakukan dengan lunak bergantung dari situasi, yaitu kedudukan teman, situasi teman, waktu, dan taktik yang digunakan. Mengoper bola dengan dua tangan setinggi dada di depan dada merupakan operan yang sering dilakukan dalam permainan bola basket. Operan ini berguna untuk jarak pendek. Operan bola dengan cara ini akan menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan dengan jarak lemparan antara 5 sampai 7 meter.[6]

Teknik pasing atau passing dibedakan menjadi dua macam, yaitu pasing satu tangan dan pasing dua tangan. Pasing yang dapat dilakukan dengan dua tangan diantaranya adalah pasing setinggi dada atau chest pass yang merupakan  salah satu jenis pasing yang dilakukan oleh dua tangan dari depan dada, pasing ini banyak digunakan untuk pasing-pasing jarak pendek.[7]  Oleh karana itu, maka tak mengherankan apabila siswa di sekolah senantiasa diajarkan teknik dasar operan (passing) dari berbagai posisi dan situasi.

Teknik pasing setinggi dada atau chest pass dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) sikap permulaan, berdiri tegak dengan kedua kaki sedikit terbuka, kedua lutut ditekuk, badan sedikit condong ke depan; kedua tangan memegang boa di depan dada dengan kedua siku agak ditekuk; jari-jari tangan terbuka menutupi sebagaian dari bola dengan kedua ibu jari berada di atas membentuk huruf V; pandangan kearah sasaran yang dituju; (2) pelaksanaan gerakan, bersamaan dengan salah satu kaki melangkah ke depan kedua tangan mendorong bola sekuat-kuatnya lurus  ke depan setinggi dada; (3) gerak lanjut, gerakan dilanjutkan dengan memindahkan berat badan ke depan dan kembali ke sikap semula.[8]

Gambar 2.1: Teknik gerakan operan dada

Sumber: Drs. Budi M; Pendidikan Jasmani, (Bandung:  Armico, 1990), h.47.

 

 

Gerakan melampar dan menangkap bola dalam teknik chest pass sepintas merupakan gerakan yang sederhana, namun jika dilihat dari implementasinya di lapangan, untuk menghasilkan teknik chest pass yang baik membutuhkan kecermatan dan kejelian serta ketepatan atau akurasi dari gerakan melempar dan menangkap tersebut, hal yang lebih menyulitkan lagi adalah bahwa aktivitas tersebut dilakukan dalam situasi permainan sebenarnya yang senantiasa mendapat ganggguan dan tekanan dari lawan.

Maka untuk dapat menguasai tekik dasar permainan bola basket khususnya teknik pasing setingggi dada atau chest pass, dibutuhkan waktu dan kerja keras seorang pemain, hal ini tidak lain adalah agar mendapatkan teknik dasar yang benar dan dapat digunakan dalam berbagai macam situasi dan kondisi termasuk dalam permainan sesungguhnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasing setingggi dada atau chest pass adalah salah satu teknik dasar dalam permainan bola basket yang dilakukan oleh dua tangan dari depan dada untuk memberikan pasing kepada teman seregu pada jarak dekat yang dilakukan dengan cepat dan tepat.



[1] Sri Wahyuni, Sutarmin, dan Pramono, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas, 2010), h. 10.

[2] Tomoliyus, Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bola Basket, (Jakarta: Depdiknas, 2001), h. 11.

[3] Departemen Pendidikan Nasional, Pembelajaran Aspek Permainan dan Olahraga Bola Voli Sekolah Menengah Atas. (Jakarta: Depdiknas, 2005), h. 26.

 

 

[4] Danu Hudaya, Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Bola Basket (Jakarta: Dirjen Dikdas, Depdiknas, 2001), hh. 8-9.

[5] Sri Wahyuni, Sutarmin, dan Pramono, op.cit, hh.11-15.

[6] Nuril Ahmadi, Permainan Bola Basket (Solo: Era Intermedia, 2007),h.13

[7] Arifin at al, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SLTP Kelas 1 (Jakarta:Aries Lima, 1994), hh. 141-

[8] Tim MGMP dan Pengembang Kurikulum Penjasorkes SMP DKI Jakarta (Jakarta: Tunas Melati, 2006), hh. 41-42.


2020-07-02

BANGGA DALAM BINGKAI BUDAYA DAN TRADISI

BANGGA DALAM BINGKAI BUDAYA DAN TRADISI

Olahraga Tradisional


Oleh: A. Yani

 

Berakhir sudah pestapora rakyat Pandeglang dalam mengisi dan memperingati lahirnya kota Sejuta Santri yang ke 145 (1 April 1874 – 1 April 2019).

Peringatan hari jadi Kabupaten Pandeglang kali ini bertema “Pandeglang Bangkit – Selat Sunda Aman”. Pemilihan tema ini sangat beralasan, karena Pandeglang barusaja bangkit dari trauma bencana tsunami Selat Sunda yang menerjang pesisir utara Banten termasuk Pandeglang pada akhir tahun 2018.

Peringatan HUT Pandeglang ke 145 dimeriahkan dengan berbagai kegiatan salah satu diantaranya adalah kegiatan unik namun penuh makna dan nilai-nilai luhur, yaitu “Festival Kaulinan Budak”. Sasaran Festival ini adalah siswa SMP se Kabupaten pandeglang dengan jumlah lebih dari 611 peserta yang menyuguhkan perlombaan beberapa jenis permainan tradisional yang merupakan warisan budaya leluhur, diantaranya: Permainan Gasing, Engkle, Gatrik, Bakiak, dan Egrang.

Tak Sekadar Seremonial

Saat ini, anak-anak muda di tanah air, termasuk di Pandeglang banyak yang tak lagi mengenal apa lagi bisa memainkan permainan tradisional karena tergerus derasnya perkembangan teknologi modern jenis games yang terdapat pada android dan lain-lain.

Penyelenggaraan Festival Kaulinan Budak tidak hanya sebagai sarana mengenang lahirnya Kabupaten Pandeglang, melainkan memiliki makna yang jauh lebih penting, yaitu mengenalkan dan melestarikan jenis permainan tradisional yang merupakan hasil budi, daya dan kreativitas nenek moyang yang kental dengan nilai-nilai karakter positif. Disadari atau tidak diundangkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) membawa dampak terhadap kewajiban pemerintah daerah dalam mengembangkan kegiatan keolahragaan yang satu diantaranya adalah olahraga rekreasi yang tiada lain adalah olahraga tradisional yang kini terpinggirkan dan tak lagi banyak dikenal anak-anak muda.

Menggali, mengembangkan, dan memajukan olahraga rekreasi olahraga rekreasi (tradisional) ini menjadi salah satu kewajiban pemerintah daerah.

piagam penghargaan juara olahraga tradisioal

Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan di masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai-nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kesenangan.



 

 


2020-05-01

Pembinaan Olahraga

Pembinaan Olahraga


Pembinaan Olahraga

Kebiasaan positif terhadap prilaku hidup sehat dan aktif akan menjadi sebuah habit atau kebiasaan di tengah kehidupan sosial masyarakat sehingga akan menjadi budaya hidup sehat dan aktif hingga akhir hayat. Pada dasarnya semua orang berhak untuk hidup sehat yang menjadi kebutuhan dasar manusia. Tentunya kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan yang baik, sejahtera lahir dan batin.
PENTINGNYA GERAK DALAM KEHIDUPAN

PENTINGNYA GERAK DALAM KEHIDUPAN


Manfaat Gerak

Gerak merupakan salah satu ciri mahluk hidup. Gerak dilakukan oleh semua mahluk hidup dalam rangka mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, yang diawali dengan gerak sederhana hingga gerak yang komplek, dan ini dilakukan selama individu  tersebut hidup. (Yani, 2015). Jika sesorang tidak bergerak, bisa diasumsikan bahwa kehidupan orang  tersebut segera berakhir.

2018-08-13

Festival kaulinan Budak

Festival kaulinan Budak



Bakiak merupakan salah satu bidaya atau tradisi masyarakat Indonesia perlu dilersatrikan

Kekayaan dan keanekaragaman budaya bangsa di Tanah Air tak diragukan lagi, tak terkecuali Kabupaten Pandeglang. Kekayaan tersebut termasuk keanekaragaman bentuk dan jenis permainan rakyat yang dahulu menjadi satu satunya permainan yang digunakan anak-anak jaman dahulu dalam mengisi waktu luang terutama saat libur atau menunggu hari mulai senja sekaligus sebagai sarana hiburan atau rekreasi. Lihat lebih jelas tentang Festival Kaulinan Budak.

2011-08-19

Doping Darah

Doping Darah


Olahraga dan Doping Darah

BAB I
P E N D A H U L U A N

A.     Latar Belakang
Perkembangan olahraga baik tingkat nasional, regional maupun internasional sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, terutama bagi sebagian pelaku dan pencita olahraga yang langsung maupun tidak langsung merasakan manfaat dari aktivitas olahraga tersebut. Di sisi lain, olahraga juga tidak terlepas dan sudah menjadi bagian dari politik. Artinya kepentingan-kepentigan politik mulai memasuki ranah kebebasan dan hakikat dari olahraga yang merupakan “kegiatan yang dilkukan untuk bersenang-senang” atau disportare, dan merupakan aktivitas yang menjunjung tinggi kejujuran (fair play).
Olahraga terkadang juga digunakan sebagai ajang politik dan mencari sensasi, gengsi dan kebanggaan sebagian besar pelaku dan pencinta olahraga, bahkan yang lebih membingungkan lagi adalah campur tangan politik praktis pemerintah yang mengintervensi wilayah keolahragaan yang menjadikan olahraga sebagai ajang adu kekuatan politik, kekuasaan, gengsi dan prestise tersebut. Siapa yang mampu memenangkan pertandingan dan dinyatakan sebagi juara (umum), maka dipandang sebagi negara yang memiliki kekuatan, kesuksesan serta dijadikan sebagai barometer perkembangan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknilogi (IPTEK).
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah merambah dan memasuki seluruh aspek kehidupan manusia, tak terkecuali bidang olahraga. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pencapai puncak prestasi dilakukan melalui berbagai upaya baik melalui penggunaan teknologi ilmu kepelatihan melalui penyempurnaan motode, alat dan media yang digunakan, juga sering dilakukan melalui cara-cara yang tidak jujur melalui penggunaan oabat-obat terlarang atau lebih dikenal dengan doping, yang salah satunya adalah doping darah atau blood doping.
Secarasistemik penggunaan doping dapat meningkatkan penampilan fisik seseorang. Dengan penambahan zat tertentu yang dimasukkan ke dalam tubuh atlit, maka melalui doping rasa sakit dan lelah dapat dikurangi bahkan dihilangkan yang seharusnya apabila dalam kondisi normal fisik harus merasakannya. Untuk itulah penggunaan doping dalam dunia kedokteran diperbolehkan dengan beberapa catatan dan pertimbangan kesehatan dan keselamatan pasien.
Sejarah telah mencatat tentang kasus doping yang terjadi di dunia, lalu bagai mana penggunaan doping terutama doping darah dalam duni olahraga? Makalah ini akan mencoba membahas tentang penggunaan doping darah dalam dunia olahraga, walaupun dengan keterbatasan dan kemampuan penulis.


B.     Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang akan dicoba dibahas adalah:
1.    Apa  yang dimaksud dengan doping darah ?
2.     Bagai mana penggunaan doping dalam dunia olahraga?

C.     Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk membahas tentang :
1.    Membahas tentang pengertian doping darah
2.    Memberikan penjelasan tentang penggunan doping dalam dunia olahraga











BAB II
DOPING DARAH DAN PERLOMBAAN ATLETIK

Doping berasal dari kata dope, yakni campuran candu dengan narkotika yang pada awalnya digunakan untuk pacuan kuda di Inggris. Dalam olahraga, doping merujuk pada penggunaan obat peningkat performa oleh para atlet agar dapat meningkatkan performa atlet tersebut. Akibatnya, doping dilarang oleh banyak organisasi olahraga.
Penggunaan doping awalnya hanya untuk pengobatan dalam dunia kedokteran, hal inipun harus dengan pengawasan ketat dari dokter dan tidak semua diberikan kebijakan untuk melakukan hal tersebut.
Menurut UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 22, Doping adalah penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Menurut International Congress of Sport Sciences; Olympiade Tokyo 1964 : Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi.
Menurut IOC (International Olympic Committee) pada tahun 1990, doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis. Alasannya terutama mengacu pada ancaman kesehatan atas obat peningkat performa, kesamaan kesempatan bagi semua atlet dan efek olahraga "bersih" (bebas doping) yang patut dicontoh dalam kehidupan umum. Selain obat, bentuk lain dari doping ialah doping darah, baik melalui transfusi darah maupun penggunaan hormon eritropoietin atau steroid anabolik tetrahidrogestrinon.
Doping darah adalah sebuah proses dimana seorang atlit meningkatkan volume darahnya dan penyediaan erythrocytes. Hal ini biasanya dilakukan melalui empat tahapan
Sejak Olimpiade 1976 dianjurkan untuk atlit khususnya pelari jarak jauh, yang telah memperoleh emas, perak, dan perunggu melalui kemampuan aslinya, latihan yang berat, dan doping darah. Doping darah adalah sebuah proses dimana seorang atlit meningkatkan volume darahnya dan penyediaan erythrocytes. Hal ini biasanya dilakukan melalui empat tahapan. Pertama, atlit diberikan program latihan yang berat selama kira-kira 6 (enam) minggu. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah atlit dan sebagai konsekuensi dari latihan berat yang dilakunya darah harus mengangkut oksigen dalam jumlah yang besar. Kedua, atlit memompa darah dalam takaran kecil dan kemudian membekukannya. Ketiga, atlit mulai melakukan latihan kembali dengan waktu yang cukup untuk mengganti darah yang hilang sehingga sel darah merah kembali kepada keadaan yang dicapai pada  tahap pertama. Akhirnya, atlit kembali memenuhi kebutuahan darah seperti pada tahap kedua. Hal ini menyebabkan volume darah dan erythrocyte (eritrosit) dalam tubuh atlit berada dalam keadaan yang tidak memungkinkan sebagai mana dalam keadaan normal.  Keadaan ini menyebabkab terjadi pembakuan darah yang mengakibatkan proses pengangkutan oksigen oleh darah semakin meningkat, dengan demikian akan berpengaruh terhadap penampilan penampilan fisik. Jika peningkatan hemoglobin yang mengangkut darah lebih besar dari pada pembekuan (kekentalan) darah, maka doping darah tentu sangat berperan dalam meningkatkan penampilan atlit dalam pertandingan.
Meskipun demikian, beberapa hal telah di ungkapkan mengenai kelayakan doping darah. Bahwa doping darah  memberikan keuntungan yang tak wajar bagi atlit, karena atlit mendapatkan tingkat penampilan yang diperoleh secara tidak wajar (alamiah). Jika penampilan yang disebabkan oleh steroid dan amphetamine merupakan perbuatan yang terlarang, mengapa kemudian harus ada orang berpikir bahwa doping darah diperbolehkan? Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pro dan kontra penggunaan doping darah dengan harapan memberikan jawaban terhadap pertanyaan di atas.
Biasanya seseorang tidak dapat diterima dalam pertandingan olahraga ketika seseorang telah melanggar peraturan pertandingan. Peraturan pertandingan mencegah terjadinya pelanggaran (kecurangan) yang menyimpang dari tujuan kegiatan. Pelanggaran seperti itu merupakan sebuah kecurangan yang merugikan lawan. Misalnya, dalam lari marathon, pelari harus berlari hanya dengan kaki saja pada jarak 42,195 km. Jika seorang pelari menempuh dengan cara selain berlari contohnya dengan manaiki kendaraan, maka pelari telah melakukan kecurangan. Tentunya, tidak semua keuntungan itu adalah kecurangan. Seorang pelari  yang mengambil keuntungan dari langkahnya yang luar biasa merupakan bukan sebuah kecurangandalam sebuah perlomban. Perbedaannya terlihat ketika konsistensi langkah pelari dalam menempuh larinya. Lari marathon merupakan perlombaan yang mencari siapa atlit yang mampu berlari 26 dan 210 mil dengan waktu yang cepat,
Ada keuntungan lain yang dimanfaatkan oleh atlet-atlet tetapi tidak dianggap curang contohnya; beberapa tekhnik pelatihan, beberapa alat latihan dan tekhnik pelatihan yang sangat canggih dan menggunakan alat buatan contohnya lintasan yang rata, sepatu, dll. Meskipun demikian menguntungkan atau tidak bagi atlit bergantung kepada bagaimnana mereka memanfaatkannya sehingga tidak ada alasan untuk melarangnya. Contohnya tidak semua atlit jarak jauh mampu menerapkan intruksi pelatihnya dan memanfaatkan perlengkapan yang dimilikinya. Tidak setiap pelari mampu menerapkan intruksi pelatihnya dengan baik selama berlatih. Akhirnya tidak setiap atlit mempunyai pengetahuan mengenai manfaat jasmaniah terkait karbohidrat ( bagai mana pola makan dalam tiga hari selama satu pekan dalam menghadapi perlombaan untuk persediaan glikogen otot. Atlit tidak mengkonsumsi makan apa-apa tetapi karbohidrat untuk tiga hari selama ini tubuh kekurangan dan setelah tiga sampai empat jam glikogen otot kembali normal). Hal ini tidak dibenarkan, bagaimanapun juga merupakan sebuah kecurangan untuk memanfaatkan keuntungan yang bukan akibat dari latihan dan penggunaan teknik..
Kemudian apa perbedaan antara keuntungan dan keuntungan dalam sebuah kompetisi  olahraga? Hal ini didiragukan terhadap pengaruh peralatan- bahwa latihan yang dilakukan secra alami dengan permukaan lintasan yang baik, sepatu yang aerodinamik, dan hasil latihan yang baik biasanya berjalan secara jujur, tetapi di luar itu merupakan perbuatan curang yang tidak jujur. Contohnya jika semua lawan mempunyai akses bisa menggunakan mobil pada perlombaan meskipun kita bisa menilai setiap atlit satu sama lain, kita tidak bisa menilai mereka melanggar perlombaan. perbedaan akan lebih terlihat dengan baik melalui penampilan secara alamiah. Dalam kasus ini kemampuan badan dalam penampilan bukan mempertinggi  tetapi memanfaatkan atau mengeluarkan kemampuan untuk mencapai kepada level panampilan berikutnya. Dalam kasusu ini jumlah nutrisi seiring dengan penampilan. Latihan yang dilakukan dengan intensitas tinggi, , asupan karbohidrat, waktu latihan dll., merupakn contoh yang tepat dalam meningkatkan penampilan. Kondisi ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan bukan hasil dari dukungan atau asupan zat dalam tubuh melainkan hasil kerja dalam meningkatkan kemampuan badan melalui beberapa factor. Menggunakan mesin dalam latihan perahu, menempatkan sebuah beban pada  sarung tinju dll, merupakan contoh untuk mencapai tingkat penampilan yang khusus yang dilakukan melalui latihan. Selain itu ada beberapa cara lain untuk melakukan kecurangan terhadap peserta lomba yang lain. Contohnya lawan menyandungkan perahu pada waktu berlomba atau sebaliknya memaksa lawan agar melakukan kesalahan sendiri, hal ini merupakan perbuatan yang tidak nampak sebagai sebuah kecurangan karena memanfaatkan kesalahan secara alami yang mungkin dilakukan seseorang.
Untuk melihat perbedaan kasus jujur atau tidak jujur dalam sebuah perlombaan olahraga dapat dilakukan dengan menggambarkan perbedaan kasus yang mudah berdasarkan intuisi yang fair dan tidak fair. Bahayanya, awalnya perbedaan gagal di perlihatkan. Contohnya sepatu lari, khusus untuk digunakan pada lintasan/trek, galah digunakan pada meloncat galah, tidak memanfaatkan kapasitas kemampuan tubuh atlit tetapi suplemenya bergantung kepada penampilanya. Atlit tidak lebih baik dari alat yang digunakan, akan tetapi bagai mana memanfaatkan tongkat galah sesuai dengan kemampuan dan ketinggian alat tersebut. Pelari tidak menjadi pelari yang lebih cepat ketika lari diatas permukaan  yang licin akan tetapi bagai mana ia mampu melakukan larinya secara konsisten walaupun melalui konsistensi rendah. Akhirnya jika menggunakan sepatu yang aerodinamis mampu membangkitkan kemampuan larinya ( biasanya percaya dengan sepatu spike pada lintasan), itu terjadi karena pelari benar-benar mendapatkan kemampuan untuk bisa berlari dengan kecepatan yang lebih baik, tapi sepatu cukup melengkapi penampilannya. Jadi seperti hal di atas diklasifikasikan sebagai satu kecurangan, hal yang paling sulit dipercaya, yang jelas tidak melakukan kecurangan.
Perbedaan muncul dalam bentuk lain tentang bagai mana meningkatkan penampilanya melalui perangsang tambahan. Contohnya, amphetamines, yang tidak  diklasifikasikan dalam anabolic steroid. Anabolic steroid bukan hanya sebuah zat sederhana untuk meningkatkan penampilanya tapi cukup unutk meningkatkan kapasitas penampilan seseorang, begitupun steroid akan menjadi jalan keluar  dari ketidakcurangan.tapi tentunya melanggar  ketentuan dan kata hati memperkerjakan dalam menilai penggunaan anabolic steroid dalam pelatihan keolahragaan.
Mungkin sebelumnya perbedaan dikemukakan yang mungkin berkembang  agar supaya menghapuskan masalah. Hal disebabkan karena peningkatan penampilan dilakukan melalui suplemen tetapi meskipun demikian hal  itu bisa diterima, kemudian penampilan harus memenuhi sedikitnya  tiga fungsi. Pertama penampilan harus diperhatikan sebagai hasil usaha untuk menghilangkan efek yang mengganggu latihan olahraga, misalnya sepatu berlari yang baik memiliki efek ganda atau menambah kecepatan berjalan. Yang akhirnya untuk meredakan  goncangan yang berdampak pada tumit, mencegah pronasi pertengahan kaki, mengurangi stress lainya yang berhubungan dengan berlari.sehingga dapat mengurangi cidera hingga 50%,
Kedua, peningkatan kinerja dapat dilihat sebagai sebuah upaya untuk mendapatkan penampilan yang lebih baik. Berbeda dengan kondisi pertama, yang kedua memungkinkan langkah-langkah agresif untuk diterapkan terutama dalam rangka untuk meningkatkan penampilan atlit, alasanya bahwa inovasi penampilan atlit perlu ditingkatkan.
 Akhirnya untuk meningkatkan penampulan melalui kesepakatan  kesepakatan dengan cara menghilangkan atau menambah sebuah factor empiris. Ini disepakati secara fleksibel pada saat tertentu. Ajang pertemuan antar atlet adalah untuk menilai secara kualitatif masing-masing atlit untuk mengetahui penampilan atlet, kondisi ini tidak perlu di anggap tidak adil. Masalah muncul saat catatan yang menguntungkan dan keuntungan tersebut tidak diijinkan dan tidak diketahui. Kami dapat mengoreksi perbedaan antara kapasitas yang di tingkatkan dan kapasitas yang hanya di ekspoitasi (kedepannya dilarang dengan alasan yang sama), atau dibolehkan asal tidak merugikan. Meskipun kami dapat menghilangkan penggunaan anabolic steroid, tampaknya jika kapasitas ditingkatkan, maka doping darah tidak diperbolehkan,
Akan tetapi, tidak jelas apakah doping darah pada kenyataanya dapat meningkatkan performa atau tidak, hal pertama mungkin doping darah memiliki lebih banyak kesamaan dengan peningkatan kinerja. Pengaruh doping darah tidak ditunjukan untuk efek jangka panjang pada latihan olahraga. Memang tambahan darah dalam waktu singkat akan dikeluarkan dari tubuh tanpa perubahan apapun. Doping darah baik digunakan untuk meredakan rasa sakit, menghilangkan inhibator yang mangakibatkan kinerja tidak wajar.jika dalam kondisi normal jika mendaptkan doping darah maka doping darah dapat meredakan sakit, menghilangkan apa yang umumnya dianggap sebagai penghambat kinerja.
Masalah akan menjadi lebih buruk, jika doping darah diperbolehkan, konsekuensinya yang tidak menguntungkan bisa memungkinakan “ Darah buatan “ yang tampaknya akan menyusul. Artinya jika dibolehkan untuk meningkatkan kinerja seseorang melalui kemampuan pengangkutan oksigen dari darah.maka mungkin penggunaan Fluosol- DA juga akan terbukti diterima. Namun penggunaan pengganti darah tampaknya tidak dapat diterima. Doping darah seperti meningkatkan kinerja pelengkap  fluosal-DA tentu harus ditolak karena pengganti darah akan menghalangi penilaian kualitatif kemampuan kinerja atlet. Tetapi jika pengganti darah akan ditolak, maka akan dikemukakan bahwa doping darah pun harus sama ditolak juga.
Pertentangan pendapat terjadi mengenai penggunaaan zat terlarang. Bagaimanapuan penggunaan zat terlarang tidak dapat dibenarkan.. Namun hal itu belum memastikan tentang boleh tidaknya penggunaan suplemen (zat dalam tubuh) seperti penggantian darah dengan fluosol-DA dalam pertandingan olahraga dikarenakan hal tersebut dapat meningkatkan penampilan. Tetapi jika penggantian darah dengan Fluosol-DA akan menjadi meningkatkan kinerja begitu juga akan menjadi suplemen darah dengan fluosol-DA. Namun dalam kasus suplementasi, penggunaan fluosol-DA bisa dipastikan lebih manjur dari doping darah.
Kedua, mengurangi kegagalan mengingat doping darah dapat meningkatkan penampilan melalui  penggunaan alat –alat secara alamiah yang betul-betul asli dan tidak beresiko bagi tubuh dan pengenalan Fluosol-DA ini adalah asli. Tampaknya dua pernyataan dapat di buat mengenai pertahanan terakhir doping darah. Pertama, agak belum jelas apakah doping darah diperbolehkan karena ke-alamiahan-nya (mengubah kondisi menjadi alami yang keduanya cukup dapat diterima).  Banyak barang buatan ditemukan yang bisa dimanfaatkan dalam pertandingan olahraga, contohnya sepatu lari, trek buatan, dll. Konsekuensinya jika penggunaan Fluosol-DA pada faktanya kelihatan tidak menguntungkan dalam pertandingan olahraga, ini harus dijadikan alasan selain dari alat buatan dibandingkan dengan yang asli. Hal itu akan terlihat bahwa alasan Fluosol-DA mungkin menemukan hal yang tidak masuk akal yaitu meningkatkan penampilan tanpa melakukan pendekatan terhadap aspek-aspek yang akan mempengaruhi kualitas penampilan. Tapi sekarang kita telah kembali pada lingkaran penuh dengan argument yang awalnya digunakan untuk membantah kebijakan doping darah, yaitu bahwa Fluosl-DA lebih efektif kinerjanya dibandingkan doping darah adan jika doping darah diperbolehkan. Kenapa tidak dengan fluosol-DA? Sebagai konsekuensinya, akan terlihat bahwa yang alami bukan hanya tidak diperlukan dalam kegiatan pertandingan olahraga tetapi juga cukup diterima di ditengah-tengah isu doping darah.
Apapun juga penggunaan doping ditentang meskipun darah alami pada badan didapat melaui doping darah atau bukan.satu hal yang dipertimbangkan seperti kondisi thrombositopenia ( pengurangan dalam platelet dalam peredarahan darah) agar dipahami bahwa hal ini bukan satu-satunya gambaran yang ada secara  alamiah bagi siapapun.
Jika keteranagn di atas menggambarkan bahwa doping dapat meningkatkan kemampuan fisik. Namun dengan alasan apaun doping tidak dibenarkan dalam pertandingan olahraga karena penggunaan doping merupakan pelanggaran  etika dalam pronsip –prinsip latihan dalam olahraga.

Ucapan Terima Kasih
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil sebagai bentuk kepedulian terhadap program Human Values dan Ethnic national Endowment untuk kemanusiaan.







BAB III
P E M B A H A S A N

Banyak yang dilakukan oleh atlit, Pembina atau pelatih untuk mendapatkan penampilan yang prima dalam menghadapi sebuah even keolahragaan, mulai dari pengunaan perlatan dengan teknologi modern, metode latihan dan pengggunaan alat-alat canggih, sampai penggunaan zat-zat tertentu (doping) yang diharapkan dapat mendukung atlit dalam penampilannya.
Doping telah dikenal dan digunakan sejak lama, misalnya pada masyarakat Indian memakan tumbuhan tertentu untuk meningkatkan kekuatan dan menambah keberanian saat berburu. Perkembangan selanjutnya, doping banyak digunakan oleh atlet balap sepeda. Sejarah abad modern mencatat penggunaan doping sbb:
·         1865 : doping digunakan perenang dlm lomba di saluran air Amsterdam.
·         1886 : Seorang pembalap sepeda Perancis yang mengikuti lomba balap 600 Km, meninggal setelah menggunakan Trimethyl
·         1910 : Pemberian “paradoping” pada lawan bertanding agar prestasi lawan menurun.
·         1960 : Pembalap sepeda meninggal karena terlalu banyak mengkonsumsi Amphetamine
·         1967 : Ditemukan kematian pembalap sepeda, pemain sepakbola dan petinju karena pemakaian Wake Amine.
·         1980 : Ben Johnson, pelari cepat 100 meter dicopot gelar juaranya karena ketahuan menggunakan Anabolic Steroid pada Olimpiade Soul.
Doping merupakan upaya memamasukan suatu zat ke dalam tubuh yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau performa. Melalui pemberian doping dapat mengurangi rasa nyeri atau lelah sehingga panampilan optimal selama mengikuti perlombaab (kompetisi) dapat dipertahankan. Salah satu pemberian zat seperti yang dimaksudkan di atas adalah melalui transfusi darah, atau disebut dengan blood dooping (doping darah).
Doping darah merupakan upaya yang dilakukan terhadap sesorang (atlit) untuk mengatasi situasi akibat minimnya pasokan oksigen ke dalam jaringan yang diangkut oleh darah. Darah tidak mampu mengangkut oksigen untuk memenuhi jaringan akibat kadar eritrosit atau hemoglobin menjadi menurun karena beratnya beban yang ditimbulkan akibat aktivitas fisik. Akibat pasokan darah segar yang dilakukan terhadap atlit, maka atlit mampu mempertahankan performa maksimalnya dalam sebuah pertandingan atau perlombaan. Hal ini disebabkan adanya sebuah proses yang tidak sewajarnya dalam tubuh.


Alasan Penggunaan Doping
1.        Aspek Psikososial (setiap individu potensi melakukan pelanggaran)
2.        Kepribadian (setiap individu memiliki konsep/harga diri rendah dalam menghadapi situasi kompetitif, mencari keuntungan pribadi)
3.        Lingkungan Sosial Individu
o     Nilai sosial kemenangan
o     Lingkungan masyarakat
o     Lingkungan pemain.
4.        Kurangnya informasi tentang bahaya doping
5.        Ketatnya persaingan
6.        Komersialisasi
7.        Propaganda
8.        Frustasi

Alasan Pelarangan Doping
1.      Alasan etis : penggunaan doping melanggar norma fairplay dan sportivitas yang merupakan jiwa olahraga.
2.      Alasan medis : membahayakan keselamatan pemakainya. Atlet akan mengalami : Kebiasaan (Habituation), Kecanduan (Addiction), Ketergantungan obat (Drug Abuse)

Zat-zat doping dikelompokan kedalam 7 golongan :
1.      Stimulan (amphetamine,Caffein, Cocain, Aphedrine, dll)
2.      Narkotik-Analgesik (Methadone, Morphine, Oxycodone,dll)
3.      Anabolik-Androgenik ( Testosterone, Balasterone, dll)
4.      Anabolik Non Steroid ( Clenbuterol, Zeranol, dll )
5.      Penghalang Beta ( Acebutotlol, Atenolol, Sotalol, dll )
6.      Diuretika ( Acetazolamid, Amiloride, Chlormerodrin, dll)
7.      Peptida hormon ( Growth hormon, Adrenocortico hormon, dll)
Berdasarkan efek yang ditimbulkan akibat penggunaan doping termasuk doping darah, maka lembaga keolahragaaan yang berwenang melarang penggunaaan obat-obatan atau zat yang termasuk ke dalam kategori (jenis) doping. Hal ini didasarkan penggunaaan doping dapat menyebabkan efek negative terhadap pengguna (atlit) secara langsung.  
Sebagai gambaran tentang pelarangan penggunaan doping dalam dunia olahraga adalah bagai mana ketika seorang pelari Kanada yang berlaga pada Olimpiade Soul tahun 1980 dan menjadi pelari tercepat dalam lintasan lari 100 meter. Ben jon Son yang keluar sebagai pelari tercepat saat itu harus rela melepaskan medali emasnya dan harus menerima sangsi untuk tidak mengikuti kegiatan olahraga (atletik-lari) dalam bentuk apapun akibat terbukti penggunaan doping yang ia gunakan.
WADA (World Anti Doping Agency) yang merupakan badan tertinggi dunia yang mengawasi tentang pelarangan doping harus benar-benar menjaga dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas sebagai ruh dari olahraga.
Sebagai bukti kepedulian dunia terhadap olahraga, atlit dan nilai-nilai sportivitas, sebanyak 181 negara telah menandatangani Deklarasi Kopenhagen mengenai Anti-Doping dalam olahraga, dokumen politik dimana pemerintah-pemerintah menunjukkan perhatian mereka pada pelaksanaan Undang-Undang Anti-Doping Dunia melalui ratifikasi Konvensi UNESCO tersebut. Ketentuan penting dalam Undang-Undang Anti-Doping Dunia itu ialah bahwa bila atlet terbukti melakukan pelanggaran serius doping, maka mereka akan dikenakan larangan wajib tidak mengikuti pertandingan selama dua tahun "tanpa kecuali"
Di Indonesia, wadah yang melakukan pengawasan doping adalah LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia). Sesuai dengan Undang Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam Bab XVIII pasal 85, ayat (1) diuraikan : Doping dilarang dalam semua kegiatan olahraga. ayat (2) : Setiap induk organisasi cabang olah-raga dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat peraturan doping dan disertai sanksi. Ayat 3. Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah.




BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A.       Simpulan
Bukan rahasia umum lagi jika olahraga merupakan ajang yang sangat strategis untuk menunjukkan kepada public dunia tentang eksistensi dan kemajuan suatu negara termasuk kemajuan bidang olahraga. Banyak upaya yang dilakukan agar atlit suatu negara mampu mempersembahkan untuk tim/kontingen atau negaranya walaupun terkadang melalui perbuatan-perbuatan tidak terpuji dan melanggar peraturan, dan salah satunya melalui penggunaan doping darah.
Doping darah merupakan upaya memasukan darah yang mengadung eritrosit untuk mengatasi kekurangan oksigen pada tubuh (jaringan) akibat beban berat yang yang disebabkan aktivitas fisik. Doping darah akhirnya dilarang karena akan berdampak buruk pada pengguna (atlit). Pada situasi tertentu yang seharusnya aktivitas fisik berhenti, maka dengan doping performa tyersebut dapat dipertahnkan. Inilah kasus yang berjalan tidak secara normal yang dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi pelaku.

B.       Saran
Berdasarkan paparan dan keismpulan di atas, maka penulis menyarankan agar senantiasa setiap atlit, Pembina, pelatih dan segenap pecinta olahraga menjunjung tinggi nilai-nilai luhur olahraga yaitu fair play yang mencerminkan nilai-nilai luhur.
Tidak menghalalkan segala cara untuk meraih prestasi terbaik, apa lagi melalui penggunaan doping yang secara yuridis formal dilarang dan merugikan pelaku (atlit) secara langsung. Selain itu, menghindari penggunaan doping berarti menghindari kejadian fatal yaitu kematian.













DAFTAR PUSTAKA

William J. Morgan dan Klaus V. Meier. 1988. Philosophic Inquiry In Sport. Kanada: Human Kinetic, Box 24040.
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.2005.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas