Kebiasaan positif terhadap prilaku
hidup sehat dan aktif akan menjadi sebuah habit
atau kebiasaan di tengah kehidupan sosial masyarakat sehingga akan menjadi
budaya hidup sehat dan aktif hingga akhir hayat. Pada dasarnya semua orang
berhak untuk hidup sehat yang menjadi kebutuhan dasar manusia. Tentunya
kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan yang baik, sejahtera lahir dan batin.
Tidak mudah untuk mewujudkan
hidup sejahtera lahir dan batin. Perlu upaya dan kerja keras untuk
mewujudkannya. Semua yang ada di dunia ini tidak ada yang terjadi secara
kebetulan. Orang sehat, kaya, miskin, sakit, senang, bahagia, sedih, dan
lain-lain sudah ditakdirkan oleh Allah jauh sebelum kenyataan itu terjadi.
Sungguh pun demikian sebagai umat yang beriman, setiap orang dianjurkan untuk
berbuat (ikhtiar) untuk memperoleh yang terbaik menurut kita dan menurut-Nya.
Kenikmatan yang diperoleh
dari kebiasaan hidup sehat dan aktif selanjutnya harus dijadikan sebagai dasar
dalam mewujudkan ketaatan atau ketakwaan terhadap Allah Subhanahu Wata’ala.
Bukan sebaliknya fisik yang sehat dan bugar dijadikan hanya untuk melakukan
perbuatan maksiat yang justru tidak dikehendaki oleh Sang Pemilik jiwa dan
raga.
Terbentuknya komunitas atau
perkumpulan atau klub olahraga berawal dari kesenangan setiap individu pada
aktivitas fisik atau olahraga itu sendiri. Selanjutnya berdasarkan kebutuhan
dan tujuan tertentu, misalnya adanya dorongan pelatih, guru penjas, atau sekedar
kesenangan atau hobi maka terbentuklah komunitas yang biasanya menggemari jenis
atau cabang olahraga yang sama. Biasanya atas dasar kesenangan atau hobi apapun
akan dilakukan, misalnya membeli perlengkapan olahraga yang menjadi
kesenangannya. Jika sudah seperti ini olahraga sudah menjadi kesenangan
sekaligus sebagai sebuah kebutuhan untuk memenuhi hasratnya sehingga ia akan
merasa puas dengan apa yang dilakukannya.
Pada dasarnya basis olahraga
yang tumbuh dengan baik di masyarakat menjadi salah satu indikator meningkatnya
nilai derajat sehat atau angka kesehatan masyarakat, selain itu berperan besar
dalam memunculkan bibit atau bakal calon atlit yang memiliki bakat dalam bidang
olahraga tertentu.
Dalam hal pembinaan dan pengembangan
olahraga menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama pemerintah sebagai
pemegang kebijakan. Pembinaan dan pengembangan keolahragaan dilaksankan melalui
jalur keluarga, pendidikan, dan jalur
masyarakat yang berbasis pada pengembangan olahraga untuk semua orang yang
berlangsung sepanjang hayat. (UU No. 3 tahun 2005, Pasal 21: 4).
1.
Pembinaan
dan Pengembangan Olahraga Melalui Jalur Keluarga.
Keluarga
merupakan pintu pembuka bagi perkembangan pendidikan, wawasan pengetahuan dan
keterampilan bagi seorang anak.
Dari
lingkungan keluargalah berawal sentuhan pertama pembinaan dan pendidikan serta
pengembangan segala potensi yang diwariskan. Orang tualah yang akan
mengantarnya menjadi pribadi yang sesungguhnya.
Orang
tua yang menyadari dan telah menjadikan olahraga sebagai bagian dari hidupnya,
sudah bisa diyakini bahwa akan ada dari keturunannya yang akan mengikuti bakat
dan kesenangan orang tuanya tersebut. Kesenangan atau hobi orang tua akan
menjadi pondasi bagi perkembangan olahraga selanjutnya di tengah masyarakat.
Banyak dari atlit atau olahragawan sukses yang memperoleh warisan bakat luar
biasa dari sang ayah atau ibunya.
Bagi
keluarga yang telah menjadikan olahraga bagian dari hidupnya, memandang bahwa kesenangan
dan kecintaan orang tua terhadap olahraga yang digelutinya menyerupai kecintaan
terhadap anaknya, oleh karena itulah orang tua mereka ingin merasakan apa yang
anak-anaknya rasakan terhadap manfaat
olahraga dalam hidupnya.
2.
Pembinaan
dan Pengembangan Olahraga Melalui Jalur Pendidikan.
Sekolah merupakan tempat berkumpulnya
orang-orang (peserta didik) dengan berbagai bakat dan potensi yang dimiliki,
salah satunya adalah potensi dalam keterampilan gerak (skill) dalam cabang olahraga.
Agar seluruh potensi yang dimiliki oleh
setiap peserta didik dapat dikembangkan secara optimal, maka sekolah harus
mampu memfasilitasi, menggali dan mengembangan apa yang dibutuhkan oleh setiap
peserta didik. Program tersebut dapat dilkukan melalui kegiatan ektrakurikuler
yang disusun dengan program yang benar.
Kegiatan
Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di
luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah
bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. (Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014).
Olahraga
merupakan jenis ektrakurikuler yang biasanya paling banyak diminati peserta
didik. Agar mampu melayani dan mengembangkan bakat dan minat peserta didik
dalam bidang olahraga (keterampilan gerak) sekolah harus menyediakan ragam
cabang ektrakurikuler olahraga, misalnya sepak bola, bola voli, bulu tangkis,
atletik, pencak silat, karate, dan olah raga lainnya.
Belajar
pendidikan jasmani adalah belajar gerak. Oleh karena itu, keberhasilan proses
pendidikan jasmani dalam program kurikuler akan membantu peserta didik dalam
mengembangkan keterampilan gerak mereka menuju puncak keberhasilan dalam
belajar gerak, yaitu tahap otomatisasi gerak.
Agar pembinaan
ektrakurikuler berhasil dalam mengembangkan potensi peserta didik, maka harus
dilakukan dengan banar melalui perencanaan (program) yang baik. sekolah juga
harus menyediakan fasilitas dan perlengkapan. Jika tenaga pembina atau pelatih
tidak tersedia atau kurang mencukupi, maka sekolah dimungkinkan untuk
mendatangkan pembina atau pelatih dari luar sekolah yang dianggap lebih
kompeten.
Sekolah juga
harus menyediakan anggaran agar kegiatan ektrakurikuler olahraga dapat berjalan
dan berhasil dengan baik sesuai dengan kemampuan anggaran yang dimiliki.
Keberhasilan
pembinaan olahraga di tingkat pelajar (sekolah) dapat menjadi pondasi untuk
pembinaan olahraga pada jenjang yang lebih tinggi. Karena tidak sedikit pula
atlit yang sukses diawali dari kesuksesannya menjadi atlit saat dibangku
sekolah.
3.
Pembinaan
dan Pengembangan Olahraga Melalui Masyarakat.
Peran masyarakat dalam mengembangkan
olahraga tidak bisa dipungkiri, baik partisipasi secara perorangan atau berupa
lembaga atau perusahaan. Banyak atlit yang bermunculan berkat sentuhan dan
peran serta masyarakat dalam hal ini pengusaha atau perusahaan.
Tidak hanya itu, jika kita cermati
penyelenggaran sebuah even olahraga, keterlibatan masyarakat untuk mensukseskan
kegiatan tersebut sangat terlihat, terutama peran perusahaan maupun perorangan
dalam menyokong bidang anggaran. Semakin besar tingkat penyelenggaraan sebuah
kegiatan olahraga, maka semaikin besar pula dana ynag dibutuhkan, di sinilah
peran mastyarakat sangat dibutuhkan.
Kesadaran akan pentingnya manfaat
olahraga juga dirasakan oleh masayarakat secara umum tidak hanya kaum pria akan
tetapi digemari juga oleh perempuan. Sebagai gambaran bahwa makin hari sanggar
atau perkumpulan senam yang ada makin bertambah. Hal lainnya ditunjukkan dengan
semakin banyaknya masyarakat yang mendatangi fasilitas olahraga umum yang memang
dengan sengaja disediakan oleh pemerintah maupun pihak swasta.
Geliat aktivitas olahraga masyarakat merupakan pertanda
kebangkitan olahraga khususnya pada tingkat dasar. Karena pembangunan ponadasi
keolahragaan berawal dari olahraga masyarakat, dengan demikian setidaknya
pemasalan tentang keolahragaan sudak berjalan pada bagian dasar.
No comments:
Post a Comment