Gerak merupakan salah satu ciri mahluk hidup. Gerak
dilakukan oleh semua mahluk hidup dalam rangka mempertahankan dan memenuhi
kebutuhan hidupnya, yang diawali dengan gerak sederhana hingga gerak yang
komplek, dan ini dilakukan selama individu
tersebut hidup. (Yani, 2015). Jika sesorang tidak bergerak, bisa
diasumsikan bahwa kehidupan orang tersebut segera berakhir.
Jika kita amati kehiduan sekelompok binatang, sebut
saja misalnya sekelompok kawanan harimau. Sang induk secara naluriah mangajari
anaknya untuk mampu bertahan hidup di alam liar melalui bagaimana cara memburu
mangsa. Untuk melatih kemampuan berburu, sang induk senantiasa melakukan
gerakan-gerakan menggigit, mencakar, dan mencengkram buruannya. Biasanya dilakukan
sambil bermain baik dengan induk ataupun dengan saudara kembarnya atau dengan
anggota kawanan yang lainnya. Binatang saja secara naluriah sangat
memperhatikan kemampuan gerak mereka. Bagaimana dengan manusia?
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang
paling sempurna jika dibandingkan dengan mahluk ciptaan-Nya yang lain, terutama
dengan kelebihan akalnya. Sebagai mahluk yang paling sempurna, rasanya sangat
tidak beralasan jika manusia hidup senantiasa hanya sebatas “hidup”, artinya
kehidupannya benar-benar tidak membawa kebaikan bagi dirinya apalagi terhadap
orang lain, pada hal sebaik-baiknya manusia adalah yang paling membawa manfaat
bagi dirinya dan orang lain.
Manusia yang hanya pasrah (tidak berupaya atau tidak
bergerak) dengan apa yang diperolehnya tentu akan mengalami kesulitan hidup (tidak
sejahtera) baik di dunia terlebih lagi di akherat kelak. Oleh karena itu,
sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah SWT yang telah memberikan segala
karunia yang dengan jelas dilebihkan dari mahluk ciptaan-Nya yang lain, maka manusia
hendaknya memanfaatkan apa yang telah diterima tersebut dan menjadikan sebagai
sarana atau media untuk ibadah.
Sebagai mahluk yang berakal, setiap gerak hendaknya
dijadikan sebagai refresentasi dan sarana pembuktian kecintaan terhadap Sang
Khalik. Dalam prakteknya, bentuk pengabdian manusia ada yang membutuhkan fisik
yang kuat, ada pula yang tidak perlu. Namun secara umum Allah sangat mencintai
hamba-Nya yang kuat.
Untuk mewujudkan fisik kuat yang didambakan oleh seorang
hamba yang beriman, salah satunya dapat diwujudkan melalui latihan fisik atau
melalui aktivitas fisik yang terprogram, terstruktur, progresif dan kontinyu.
Olahraga identik dengan aktivitas fisik atau
jasmani. Perwujudan latihan gerak jasmani di masyarakat dapat dilakukan melalui
aktivitas olahraga masyarakat, klub olahraga, sanggar olahraga, olahraga
rekreasi dan lain-lain. Sedangkan di sekolah pembiasaan pola hidup sehat dan
aktif dilakukan melalui mata pelajaran pendidikan jasmani.
Pengalaman kebiasaan hidup aktif tidak dengan
sendirinya menjelma. Kebiasaan setelah dewasa dan usia lanjut banyak dibentuk
oleh kebiasaan saat muda. Oleh karena itu pengetahuan, sikap, dan keterampilan,
serta pembiasaan dan pembinaan pola hidup sehat dan aktif harus dibina sejak
dini. (Lutan, 2002).
Dalam sebuah pepatah, “mencegah lebih baik
dari mengobati”, atau preventif lebih baik dari kuratif. Sepintas pepatah tersebut
tidak banyak berarti. Akan tetapi apabila diperhtikan, lima buah untaian kata
tersebut kita telaah secara seksama, maknanya sangat luarbiasa. Berapa rupiah
atau bahkan berapa dolar yang harus kita keluarkan jika upaya pencegahan tidak
dilakukan secara dini. Mengobati merupakan alternatif terakhir untuk
mengembalikan suatu kondisi menjadi kembali normal atau mendekati normal.
Upaya pencegahan yang paling efektif, mudah, dan
murah, serta dapat dilakukan di mana saja adalah melalui aktivitas fisik atau
jasmani atau melalui olahraga yang terencana, terukur, dan kontinyu.
Aktivitas olahraga yang dilkaukan secara rutin dapat
meningkatkan kualitas fisik. Peningkatan kualitas fisik ini akan berdampak
terhadap peningkatan aspek lainnya, misalnya meningkatnya daya tahan fisik
terhadap penyakit, meningkatkan prestasi kerja, menghindari obesitas, membuat
penampilan lebih percaya diri, bahkan bagi orang dewasa olahraga dapat
meningkatkan kualitas jalinan kasih suami isteri sehingga terjalin lebih dekat
dan penuh kehangatan. Semua itu adalah dampak dari meningkatnya kualitas fisik
atau kebugaran jasmani (physical fitness).
Bagi orang yang belum merasakan nikmatnya manfaat
aktivitas fisik, olahraga dianggap sebagai sesuatu yang sulit untuk dilakukan, bahkan
cukup memberatkan dan dianggap mengganggua aktivitas rutin mereka. Padahal jika
gerak atau aktivitas fisik hanya untuk meningkatkan kebugaran jasmani (physical fitness) semata cukup mudah,
karena tinggal memilih aktivitas fisik (olahraga) yang mana yang akan
dilakukan. Aktivitas fisik (olaharag) banyak ragamnya, jika hanya sekedar untuk
menjaga atau meningkatkan kebugaran dapat memilih jenis aktivitas yang lebih
memungkin untuk dilakukan. Misalnya saja olahraga jalan, lari, dan lain
sebagainya. Bahkan berkat kemajuan teknologi, banyak peralatan olahraga yang
bisa dibawa kemana-mana.
Orang yang yang telah menganggap dan menjadikan
olahraga sebagai sebuah kebutuhan, mereka tidak ragu untuk mengeluarkan banyak
rupiah hanya untuk memperoleh atau merasakan nikmatnya berolahraga. Karena
mereka menyadari benar manfaat dari aktivitas olahraga yang mereka lakukan
dalam mendukung terhadap aktivitas sehari hari dalam bekerja, memenuhi
kebutuhan hidup, terutama dalam melaksanakan pengabdian kepada Tuhan.
Di negara-negara maju, kemajuan olahraga sangat
membantu dalam membangun sebuah negara bahkan dijadikan salah satu indikator
kemajuan sebuah negara. Sehingga keberhasilan olahraga menjadi salah satu
tolakukur keberhasilan pembangunan. Dalam beberapa dekade belakangan ini,
olahraga telah menjadi fenomena yang tidak hanya menjadi pusat perhatian dari
insan dan pencinta, serta pelaku olahraga, tetapi juga bagi mereka yang peduli
terhadap pembangunan manusia secara umum. Karena olahraga sangat berarti dalam
memberikan sumbangan bagi pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Gerakan Olympism
Demikian dahsyatnya manfaat aktivitas jasmani
(olahraga), bahkan sebesar organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pernah menggelar
konferensi Internasional tentang olahraga dan pembangunan (sport and depelovment) yang digelar pada bulan Februari 2003 di Swiss, yang intinya
membahasa tentang kontribusi olahraga terhadap pembangunan ekonomi, politik,
sosial dan kesehatan yang dikenal dengan Deklarasi Maggligen atau “The Maggligen Declaration”. Deklarasai
ini menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1. Sport and physical activity improve people’s physical and mental health
at a law cost, and are essential for development.
2. Making physical education and sport a part of the schooling system helps
young people perform better, and improves their quality of life.
3. Play and recreation can help to heal emotion scar, and overcome traumas
for people in situation of conflict, crisis or social tension.
4. Local sport is the ideal place for bringing people from all walks of life
together, and helps to built societies.
5. Sport can help to overcome barriers of race, religion, gender,
disability, and social background.
6. Sport is effective when practiced free of drugs or doping, in a fair way,
with respect, and including everyone.
7. By commiting to ethical practices, the sport good industry adds value to
its products, and helps to built society in a positive way.
8. Partnership between the sport world, media, and development workes will
boost understanding of the contribution sport can make to sustainable
development.
Deklarasi Magglingen di atas memiliki makna sangat
dalam, karena aktivitas fisik dan olahraga tidak hanya mampu meningkatkan
kesehatan fisik dan mental yang menjadi esensi pembangunan. Lebih dari itu,
olahraga juga dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik, menghilangkan
gangguan mental, terutama pada daerah yang dilanda konflik, krisis atau
ketegangan sosial. Bahkan aktivitas yang berbasis olahraga lokal merupakan
sarana yang ideal untuk membangun komunitas yang baik agar dapat hidup bersama
secara damai.
Olahraga juga dapat membantu mengatasi berbagai
hambatan yang terkait dengan ras, agama, gender, kelainan fisik, dan perbedaan
latar belakang sosial. Olahraga membantu dalam menghindari dari kebiasaan minum
minuman beralkohol, doping, sehingga hidup lebih baik dan lebih toleran
terhadap semua orang..
Melalui semangt dan nilai-nilai yang terkadung dalam
olahraga dapat dijadikan sebagai sara untuk mempersatukan bangsa-bangsa di
dunia. Hal ini sejalan dengan semangat Olympic
Games yang dicetuskan oleh Piere de Coubertin.
Sebagai mana yang telah dipaparkan di atas, sangat
jelas bahwa dampak yang ditimbulkan dari aktifitas fisik (gerak) sangat
membantu dalam tatanan kehidupan baik secara individu maupun secara menyeluruh
sebagai anggota dan bagian dari kehidupan sosial masyarakat dunia. Artinya,
penurunan aktivitas fisik (gerak) yang terjadi secara masif terstruktur dan
menyeluruh dikhawatirkan akan menyebabkan degredasi tatanan kehidupan dunia,
antara lain: (1) menurunnya kualitas fisik yang akan berdampak pada menurunnya
prestasi kerja, menurunnya daya tahan atau kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Jika ini terjadi tentu secara perlahan akan mengikis juga tatanan kehidupan
lainnya, seperti menurunnya kehidupan sosial ekonomi, degredasi moral, dan
kemiskinan yang disebabkan karena kurangnya gairah kerja (prestasi kerja); (2)
terjadi degredasi moral yang akan mengakibatkan terganggunya pembangunan
kualitas sumber daya manusia, karena internalisasi dari nilai-nilai olahraga
sebagai refresentasi dari gerakan olympism
akan sedikit demi sedikit terkikis yang akan menimbulkan sikap tidak terpuji
bagi generasi muda, antara lain misalnya kebiasaan minum minuman beralkohol,
dan penggunaan zat lainnya seperti doping dan narkotika, kekerasan dan
lain-lain. (3) menururunnya sikap toleransi terhadap keanekaragaman agama,
suku, bahasa, budaya, dan lain-lain.
Oleh karena itulah, sangat penting bagi semua orang
untuk tetap selalu konsisten terhadap prilaku hidup sehat dan aktif melalui
aktivitas fisik yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup dalam rangka
mewujudkan ketaatan sebagai sarana ibadah sebagai mahluk yang memiliki
kesempurnaan ilmu dan akal yang telah dianugrahkan oleh Allah kepada seluruh
umat di dunia.
No comments:
Post a Comment