Mari Berbagi...dan Memberi....

2020-07-02

PPK Dalam Kurikulum 2013

| 2020-07-02


 

Pembelajaran Saintifik

Dalam Kurikulum 2013 bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Bab I).

Pada Kurikulum 2013 ini, pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect).

Sedangkan pada pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler

Selanjutnya bahwa prinsip pembelajaran yang digunakan adalah:

1)     dari pesertadidik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;

2)     dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar berbasis aneka sumberbelajar;

3)     dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;

4)     dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

5)     kompetensi;

6)     dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

7)     dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8)     peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);

9)     pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10)  pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11)  pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12)  pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

13)  Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

14)  Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budayapesertadidik.

Berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut di atas, sangat jelas nilai-nilian karakter yang akan dan harus muncul dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013. Selain itu, penekanan penggunakan pendekatan saintifik dalam setiap proses pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran dimungkinkan dengan sangat terbuka nilai-nilai karakter akan muncul. Maka dari itu, seluruh pendidik hendaknya memahami secara utuh tentang nilai karakter dan bagaimana menumbuhkembangkannya dalam setiap aktivitas belajar peserta didik di sekolah, baik melalui kegatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Nilai-nilai karakter pada pendekatan saintifik (saintific approach) dapat diamati pada setiap aktivitas sebagai berikut:

a.  Mengamati

Mengamati merupakan proses melakukan atau memperhatikan objek pembelajaran yang dasijakan oleh pendidik (guru) kepada peserta didik melalui alat indera. Kegiatan yang dilakukan misalnya membaca atau mendengarkan/menyimak. Memperhatikan misalnya melihat objek  gambar, poster, dan benda lainnya (media pembelajaran), atau berupa suara (audio), dan atau suara bergambar, misalnya vidio.

Jika dicermati, saat aktivitas mengamati yang dilakukan oleh peserta didik tentu akan terjadi sebuah proses inderawi, baik melalui aktivitas membaca, menyimak, memperhatikan, atau melalui apa yang dirasakan. Saat itulah setiap peserta didik yang melakukan proses pengamatan, maka akan muncul nilai-nilai karakter. Misalnya, sifat sabar, kerja keras, kejujuran, toleran, saling menghargai, tanggung jawab, disiplin, dan lain-lain yang mendukung terhadap keberhasilan proses pengamatan.

b.  Menanya

Langkah kedua dalam pendekatan saintifik adalah menanya (quistion). Setelah aktivitas mengamati dilakukan, maka langkah selnjutnya peserta didik diharapkan mempertanyakan atau mengajukan berbagai macam bentuk pertanyaan, atau mendiskusikan, atau memberikan tanggapan, klarifikasi dan lain sebagainya tentang apa yang telah ia amati, baik yang dilihat, didengar, atau dirasakan melalui alat inderawi.

Pertanyaan yang diajukan biasanya tentang apa (what), mengapa (why), kapan (when), di mana (where), dan siapa (who).

Saat peserta didik diminta untuk mengajukan pertanyaan tentang apa yang telah dilakukannya pada kegiatan pengamatan, maka akan terlihat nilai-nilai karakter yang nampak dari proses tersebut, antara lain misalnya kesantunan dalam mengungkapkan pertanyaan, rasa percaya diri, tanggung jawab, demokratis, dan saling menghargai pendapat orang lain.


c.  Mengumpulkan informasi atau mencaoba

Pada tahap ini peserta didik melakukan atau mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi atau mengembangkan informasi yang diperoleh melalui aktivitas mengamati dan bertanya.

 Pada tahap mengumpulkan berbagai informasi atau data yang dilakukan oleh peserta didik, tentu didalamnya disadari atau tidak terdapat nilai-nilai karakter yang muncul, misalnya sifat sungguh-sungguh, tanggung jawab, demokratis, toleran, dan kerja keras.


d.  Menalar

Menalar merupakan langkah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan  suatu pola, untuk selanjutnya membuat suatu kesimpulan tentang informasi baru yang ia peroleh.

Nilai karakter yang muncul pada kegiatan menalar antara lain adalah percaya diri, tanggung jawab, pantang menyerah, dan berani mengambil resiko.


e.  Mengkomunikasikan

Tahap ini adalah menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik, menyusun laporan tertulis, dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan. Selain itu, tahap ini merupakan tahap untuk saling mengkomunikasikan dengan sesama teman sejawat dan atau orang lain tentang hasil dari proses mengamati, menanya, mencoba, dan menalar sehingga diperoleh sebuah kesimpulan dan informasi baru untuk selanjutnya saling berbagi informasi baru yang diperoleh.

Nilai-nilai karakter yang mungkin muncul pada tahap ini antara lain adalah percaya diri, jujur, toleran, tanggung jawab, demokratis, dan saling menghargai.

Kelima tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (saitific approach) tersebut di atas seyogyanya dilaksanakan pada kegiatan inti pembelajaran dan diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam menumbuhkan dan mengembangkan serta membudayakan nilai-nilai luhur bangsa dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, keluarga maupun di tengah kehidupan masyarakat sebagai bagian dari warga negara yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai moral.

Related Posts

No comments:

Post a Comment