Oleh: Ahmad Yani
Implementasi
Kurikulum Merdeka pada satuan pendidikan sudah berjalan sejak tahun pelajaran
2020/2021 sebagai counter atas
disrupsi besar dalam pendidikan di Indonesia. Kini implementasi Kurikulum
Merdeka memasuki tahun keempat, dan sekolah lebih yakin untuk menerapkannya dengan
diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 12 tahun 2024 sebagai payung hukum bagi
sekolah dalam impelementasi Kurikulum Merdeka.
Sejalan
dengan bergulirnya waktu, makin banyak sekolah yang mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka, hal ini disebabkan sekolah telah merasakan dampak positif
dari implementasi Kurikulum Merdeka, antara lain kualitas dan efektivitas dalam
mewujudkan layanan belajar bagi semua peserta didik yang memiliki beragam latar
belakang baik minat, kesiapan maupun gaya belajar setiap peserta didik.
Selain
itu, sejak sekolah memberlakukan Kurikulum Mereka, progres capaian rapor
pendidikan cenderung menujukkan hal positif atau mengalami kenaikan secara
bertahap. Hal ini pula menujukkan capaian indikator sekolah berkualitas, antara
lain literasi, numerasi, karakter, iklim kebhinekaan, iklim keamanan dan
kualitas pembelajaran yang merangkak membaik.
Sebagai
lembaga pendidikan formal sebagai mana sekolah negeri lainnya, SMP Negeri 3
Jiput juga sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Hal ini dilakukan bukan karena
mengikuti tren sekolah lain dalam menggunakan Kurikulum Merdeka, melainkan
semata-mata sekolah ingin menghadirkan layanan pembelajaran yang mampu melayani
kebutuhan belajar semua peserta didik yang beragam latar belakang, sehingga
semua peserta didik terlibat secara aktif, proses belajar menantang dan
memotivasi serta menyenangkan, dan memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa dan kemandirian serta kreativitas peserta didik
sehingga mereka merasakan manfaat dari apa yang telah dilakukannya di kelas
hubungannya dengan konteks dunia nyata mereka sehari-hari.
|
A. SITUASI
SMPN 3 Jiput merupakan eks
sekolah satap dengan luas 1.380 M², memiliki empat ruang kelas, serta tidak ada
fasilitas lainnya. Berdasarkan catatan Dapodik, total jumlah siswa ada 49
orang, 1 kepala sekolah, 3 guru ASN, 1 guru honorer, dan 2 tenaga administrasi,
dan sejak tahun pelajaran 2022/2023 sudah mencoba menerapkan Kurikulum Merdeka
dengan segala keterbatasannya.
Saat pengawas datang, kerap
diratapi keluh kesah tentang situasi sekolah, terlebih mendengar kabar dari
sekolah tetangga yang ramai memperbincangkan Kurikulum Merdeka.
Akun belajar.id dan Chromebook yang dimiliki belum
dimanfaatkan dengan baik, penyebabnya adalah selain harus menggunakan jaringan
internet, guru juga belum familiar dengan cara pemanfaatannya.
Ini merupakan masalah yang
harus segera dicari solusinya, agar sekolah tidak semakin ditinggalkan orang
tua dan hilang dari catatan Dapodik. Pembelajaran yang berkualitas adalah
solusinya.
Sebagai mitra, pengawas berkewajiban dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dengan memberikan pendampingan/pembinaan untuk meningkatkan kompetensi guru baik secara individu atau kelompok.
B.
TANTANGAN
Untuk mewujudkan
pembelajaran yang berkualitas sesuai kebutuhan setiap peserta didik, maka semua
sumberdaya yang dimiliki harus dimanfaatkan secara optimal termasuk akun belajar.id, chromebook dan teknologi digital seperti Canva dan Quizizz dalam
pembelajaran. Maka sebagai pengawas pembina berupaya mencari strategi
pembinaan/pembimbingan guru yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi
sekolah. Dan akhirnya ditemukanlah pembinaan atau pembimbingan guru melalui “Cacahan
dengan Pak Yani”.
Implementasi
pembinaan atau pembimbingan melalui “Cacahan dengan Pak Yani” mengalami beberapa tantangan,
antara lain:
1.
Jumlah guru yang terbatas dan motivasi yang rendah menjadi
faktor minimnya kemauan untuk belajar dan saling menginspirasi serta berbagi.
2.
Guru belum memanfaatkan akun belajar.id yang dimiliki secara
optimal sebagai media peningkatan kompetensi diri melalui Platform Merdeka
Mengajar (PMM).
3.
Pemanfaatan teknologi digital seperti Canva, Quizizz, dan Chromebook belum dimanfaatkan dengan
baik dalam pembelajaran.
C.
AKSI
Untuk mengatasi tantangan di atas, maka solusi yang dilakukan oleh
pengawas adalah “Cacahan dengan Pak Yani”.
Dalam Bahasa Sunda, khususnya di Pandeglang, ada istilah “Cacahan”,
yang artinya adalah ngobrol santai penuh makna dan saling mengungkapkan
perasaan dan pengalaman dengan penuh kepercayaan. “Cacahan”, dalam praktik
baik ini adalah akronim dari, cari akar
masalah, cari solusi, dan hantarkan/antarkan.
Sedangkan istilah “Pak Yani”,
merupakan akronim dari Pemanfaatan Akun
yang Melayani. Akun dimaksud adalah akun belajar.id yang diberikan oleh
Kemdikbudristek kepada semua pendidik dan tenaga kependidikan.
Jadi, “Cacahan dengan Pak Yani” dapat diartikan sebagai upaya pendampingan/pembinaan dengan
mengajak guru ngobrol santai untuk merefleksi tantangan dalam IKM, berdiskusi
mencari solusi terbaik dalam penerapan Kurikulum Merdeka, memanfaatkan akun belajar.id, dan bagaimana teknologi digital dalam
pembelajaran digunakan.
Pendampingan/pembinaan “Cacahan dengan Pak Yani”
dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
1.
Melakukan Ca
(Cari akar masalah), yaitu mengidentifikasi apa yang sudah dan belum baik
tentang IKM berdasarkan pengalaman guru, hasil belajar peserta didik dan rapor
pendidikan yang dilakukan melalui cacahan. Dan simpulannya bahwa kompetensi
guru adalah akar masalah utama.
Gambar 1: Tahap Ca (Cari akar masalah)
2.
Melakukan Ca (Cari solusi), yaitu menentukan
tindakan terbaik berdasarkan hasil identifikasi. Dan solusinya adalah
pemanfaatan akun belajar.id dan teknologi digital dalam pembelajaran yaitu Canva dan Quizizz.
Gambar 2: Tahap Ca (Cari solusi)
3.
Melakukan Han,
yaitu hantarkan/antarkan guru agar ke luar dari masalah. Tindakan menghantarkan ini
dimulai dengan menyiapkan materi dan menyepakati waktu pelaksanaan diskusi,
mengecek akun SIMPKB dan menautkannya dengan akun belajar.id, mendampingi guru
memanfaatkan akun belajar.id, serta pemanfaatan teknologi digital dalam
pembelajaran (Canva dan Quizizz).
Gambar 3: Tahap Han (Hantarkan - proses pemberian bantuan)
4.
Observasi
pemanfaatan Canva dan Quizizz dalam pembelajaran.
Gambar 4: Monitoring dan refleksi pemanfaatan akun belajar
5. Merefleksi
dan menindaklanjuti pemanfaatan Canva
dan Quizizz dalam pembelajaran, untuk
perbaikan pembelajaran.
Gambar 5: Refleksi dan tindaklanjut proses pembelajaran
D.
REFFLEKSI/HASIL
Pendampingan atau pembinaan
guru yang dilakukan melalui “Cacahan dengan Pak Yani”,
memberikan dampak positif bagi kebangkitan kualitas layanan pendidikan di SMP
Negeri 3 Jiput, antara lain:
1.
Dengan Cacahan
dapat menciptakan suasana tidak formal sehingga timbul rasa saling percaya sehingga
mampu menggali permasalahan yang dihadapi guru dan sekolah secara konkrit,
karena guru mau mengungkapkan kondisi apa adanya.
2.
Melalui
Cacahan sederhana dapat menggali akar masalah yang bersumber dari guru dan
menemukan solusi terbaik yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas
layanan pendidikan yang bermutu bagi peserta didik.
3.
Cacahan
juga mampu memotivasi guru untuk bangkit dan ke luar dari perasaan terkucil dan
tertinggal melalui kalimat pemantik yaitu, “Jadilah
guru hebat, yaitu guru yang selalu menorehkan catatan perjalanan dengan tinta
berbeda dari hari ke hari”, sehingga mereka mulai bersemangat memanfaatkan
akun belajar.id dan teknologi digital dalam pembelajaran yaitu Canva dan Quizizz.
4.
Guru mampu
memanfaatkan akun belajar untuk meningkatkan kompetensi diri melalui belajar
mandiri di Platform Merdeka Mengajar.
5.
Terjadi
peningkatan kualitas pembelajaran dan capaian rapor pendidikan sehingga sekolah
mendapat apresiasi bantuan BOS Kinerja.
6.
Mulai
terbiasa melakukan identifikasi, refleksi dan benahi (IRB) berdasarkan alur
analisis rapor pendidikan menuju sekolah berkualitas.
P E N U T U P |
Pendampingan atau pembinaan yang dilakukan dengan strategi cacahan
dapat menciptakan suasana santai namun bermakna sehingga ungkapan perasan dan
permasalahan yang dihadapi guru atau sekolah dapat tergali, karena adanya keterbukaan
dan saling percaya. Selain itu, pemberian motivasi lebih leluasa disampaikan,
sehingga membuat guru tergugah untuk bisa sejajar dengan sekolah lain.
Penerapan starategi “Cacahan
dengan Pak Yani”, dalam
pembinaan atau pembimbingan guru di SMP Negeri 3 Jiput membawa dampak positif
bukan hanya pada guru, tetapi yang lebih utama adalah adanya perubahan yang lebih
baik atas layanan pembelajaran yang diberikan guru di kelas.
Keberhasilan lainnya “Cacahan
dengan Pak Yani”, adanya
langkah-langkah yang dilakukan secara bertahap, antara lain adanya refleksi
atau identifikasi capaian dan hambatan serta kebutuhan guru melalui tahap Caca
(cari akar masalah dan cari solusi), dan upaya
menghantarkan guru untuk keluar dari permasalahan melalui pendampingan bagai
mana memanfaatkan akun belajar yang dimiliki untuk belajar mandiri di PMM dan
pemanfaatan Canva dan Quizizz yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Selain itu, adanya monitoring pelaksanaan pembelajaran, refleksi
dan tindaklanjut yang dilakukan bersama atas pemanfaatan teknologi digital (Canva dan Quizizz) dapat menemukan hal
yang sudah baik dan yang perlu ditingkatkan untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya.
Berdasarkan hasil tersebut di atas, kepada rekan-rekan pengawas dapat mencoba melakukan pembinaan atau pendampingan melalui “Cacahan dengan Pak Yani”.
Selamat mencoba.
No comments:
Post a Comment