Menurut Piaget dalam
Yudhawati dan Haryanto (2011:19), setiap peserta didik mengalami perkembangan
kognitif yang berkembang secara logis dari masa bayi hingga dewasa yang berlangsung
dengan empat tahap yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.
1. Tahap
sensorik motorik (0 – 1,5 tahun)
Pada tahap ini aktivitas kognitif
berpusat pada alat inderawi (sensorik) dan gerak (motorik). Aktivitas ini
terbentuk melalui proses penyesuaian fisik sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan.
2. Tahap
pra-operasional (1,5 – 6 tahun)
Tahap ini ditandai dengan belum
terorganisirnya aktivitas berfikir, belum sistematis, tidak konsisten, dan
tidak logis.
3. Tahap
operasional-konkrit (6 – 12 tahun)
Perkembangan kognitif berada pada
operasional konkrit, anak anak cakap dalam membuat klasifikasi, hubungan, dan kuantitas.
4. Tahap
operasional-formal (12 tahun ke atas)
Tahap ini perkembangan kognitif ditandai
dengan kemampuan individu untuk berfikir secara hipotesis, dan memahami konsep
abstrak.
Dari aspek kecerdasan (intelligence quotien), bahwa manusia
memiliki kecerdasan yang berbeda-beda yang disebut kecerdasan ganda (multiple intellegence), yaitu
kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan
visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan
naturalis.(Gardner, 1993). Selanjutnya menurut Gardner, manusia dilahirkan
tidak hanya memiliki kecerdasan tunggal yaitu intelegensi, akan tetapi banyak
kemungkinan memiliki kelebihan di bidang lainnya seperti olahraga, seni, musik,
dan lainnya.
Perkembangan gerak antar
individu bervariasi, banyak faktor yang mempengaruhinya, terutama faktor
genetik dan lingkungan. Kemampuan kognitif dan sikap juga sangat berperan dalam
perkembangan kemampuan gerak terutama pada saat belajar gerak. Peran lingkungan begitu berperan dalam
membentuk pribadi setiap anak. Oleh karena itu, sebagai orang tua hendaknya
selalu memberikan situasi dan kondisi yang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga anak mampu berkembang secara normal dan seimbang
baik perkembangan mental maupun perkembangan fisiknya.
Sangat penting bagi pendidik
(guru) untuk memahami secara utuh terhadap pertumbuhan dan perkabangan serta
bakat dan minat setiap peserta didik.
Karena hal ini akan memudahkan pekerjaannya dalam memberikan layanan mendidik,
membina, melatih,dan mengarahkan serta mengantarkan mereka untuk meraih
cita-citanya menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selayaknya perlakuan
terhadap peserta didik berbakat berbeda dengan peserta didik lainnya, hal ini
akan memudahkan dalam melaksanakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.
Menurut Munandar seperti
dikemukakan oleh Sofyan (2005), bahwa indikator peserta didik berbakat adalah
sebagai berikut:
1. Indikator
Intelektual
a.
Mudah menagkap materi pelajaran
b.
Mudah mengingat kembali
c.
Memiliki perbendaharaan kata yang luas
d.
Penalaran tajam (berpikir logis, kritis,
memahami hubungan sebab akibat)
e.
Daya konsentrasi baik (perhatian tidak mudah
teralihkan)
f.
Mungasai banyak bahan tentang macam-macam
topik
g.
Senang dan sering membaca
h.
Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan atau
pendapat secara lisan/tulisan dengan lancar dan jelas.secara cermat
i.
Sebang mempelajari kamus, peta, dan
ensiklopedia
j.
Mampu mengamati
k.
Cepat memecahkan soal
l.
Cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan
m.
Cepat menemukan asas dalam satu uraian
n.
Mampu membaca pada usia lebih muda
o.
Daya abstraksi cukup tinggi
p.
Selalu sibuk memahami berbagai hal.
2. Indikator
Kreativitas
a.
Memiliki rasa ingin tahu yang besar
b.
Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot.
c.
Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap
suatu masalah.
d.
Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan
tidak malu-malu.
e.
Mempunyai/menghargai rasa keindahan.
f.
Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya,
tidak mudah terpengaruh orang lain.
g.
Memiliki rasa
humor yang tinggi.
h.
Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
i.
Mampu mangajukan pemikiran, gagasan pemecahan
masalah yang berbeda dengan orang lain (original).
j.
Dapat bekerja sendiri.
k.
Senang mencoba hal-hal baru.
l.
Mampu mengembangkan atau merinci suatu
gagasan (kemampuan elaborasi).
3. Indikator
Motivasi
a.
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus
menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai).
b.
Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus
asa).
c.
Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
berprestasi.
d.
Ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang
diberikan.
e.
Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasinya).
f.
Menunjukkan minat terhadap macam-macam
masalah “orang dewasa” (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan
sebagainya).
g.
Senang dan rajin belajar, penuh semangat,
cepat bosan dengan tuga-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya
(kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
tersebut).
h.
Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat
menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian).
i.
Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Begitu kompleksnya karakteristik peserta didik, hal ini menuntut
pendidik untuk benar-benar mempersiapkan diri agar mampu mengantarkan anak
didiknya menjadi pribadi yang berhasil, baik dari aspek intelektual,
kepribadian, maupun keterampilan dalam menghadapi kehidupan nyata yang penuh
dinamika dan tantangan.
Oleh karen itulah, persyaratan
sebagai pendidik harus menguasai dan memiliki kompetensi yang telah
dipersyaratkan, yaitu bahwa seorang pendidik wajib memiliki kompetensi
kepribadaian, sosial, pedagogik dan profesiaonl. Penguasaan kompetensi tersebut
tidak lain adalah agar pendidik mampu menjalankan tugas dan kewajibannya dengan
optimal dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
No comments:
Post a Comment