Mari Berbagi...dan Memberi....

2020-07-18

Penilaian Pembelajaran Pendidikan Jasmani

| 2020-07-18

Belajar pendidikan jasmani adalah belajar melalui gerak, yaitu proses belajar yang diawali dengan proses kognisi, asosiasi, dan otomatiasai. Proses pembelajaran harus senantiasa dipantau oleh guru pada saat pembelajaran dan pasca pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan tersebut tergambar dalam indikator yang telah disusun dalam perencanaan pembelajaran.

Indikator merupakan penanda keberhasilan pembelajaran yang dapat diamati dan diukur baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan peserta didik. Untuk memantauan keberhasilan belajar peserta didik dan efektifitas pembelajaran yang telah dilaksanakan tersebut dilakukan melalui assesment atau penilaian.

 Penilaian atau assesment merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data yang diperoleh hasil pengukuran, dengan kata lain penilaian merupakan proses pemberian makna dari setiap data. Menurut djaali dan Muljono (2010), bahwa penilaian adalah suatu proses membandingkan suatu obyek atau suatu gejala dengan mempergunakan patokan-patokan tertentu.

Dalam pembelajaran, penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data hasil belajar peserta didik yang melingkupi ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan, penilaian dilakukan harus koprehensif, artinya penilaian dilakukan mulai dari awal (input), proses, dan keluaran (output) pembelajran.

Oleh karena itu, agar penilaian yang dilakukan oleh pendidik memiliki mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian yang standar maka harus mengacu kepada Permendikbud Nomor: 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar, dan pengolahan informasi tentang hasil belajar melalui berbagai teknik atau cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, peniaian produk, penilaian portofolio, dan penilaian diri (self assesment).

Dalam kurikulum berbasis kompetensi baik KTSP maupun Kurikulum 2013 mensyaratkan bahwa peserta didik harus menguasai kompetensi yang telah ditentukan, karena adanya standar patokan tertentu, maka penilaian ini dikenal dengan penilaian acuan kriteria atau patokan. Sebagai mana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, salah satu tugas pokok pendidik atau guru adalah melakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik. Penilaian ini sangat bermanfaat dalam mengetahui seberapa besar penguasaan kompetensi peserta didik terhadap materi/KD yang telah diberikan.

Di dalam penilaian keterampilan gerak perlu pula diperhatikan unsur yang dinilai, yaitu proses gerak (movement process) bukan hanya prodak atau hasil (movement product). Yaitu bagaimana suatu gerakan dilakukan secara berurutan atau sering disebut teknik (proses) gerak.  Dari unsur hasil gerakan (movement product) atau keluaran gerak (output movement), gerak ini dapat dikukur seberapa jauh dan tinggi peserta didik melompat, seberapa cepat peserta didik dapat berlari dalam jarak 50 meter, berapa kali peserta didik dapat melakukan pasing bawah bolavoli dalam kurun waktu satu menit, dan seterusnya. Semua jenis penilaian dapat dilakukan, namun demikian sangat tergantung dengan kompetensi yang harus diperoleh oleh peserta didik.

Sangat penting untuk menjadi pertimbangan guru pendidikan jasmani, bahwa aktivitas gerak yang dipelajari hendaknya memiliki manfaat atau memiliki kebermaknaan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Maka penting pula bahwa assesment yang dilakukan adalah otentik atau benar-benar mampu mengukur kualitas gerak yang dibutuhkan peserta didik dalam dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari mereka. Inilah yang disebut dengan othentic assesment.

Menurut American Library Assosiation, asesmen otentik merupakan proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. Menurut Newton Public School, bahwa asesmen otentik adalah penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman hidup nyata peserta didik. (Kemdikbud, 2013). Penilaian otentik memiliki relevansi dengan Kurikulum 2013, karena mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik dalam proses observasi, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring.

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengedepankan ketuntasan belajar atau mastery learning. Peserta didik tidak dapat mengikuti pembelajaran pada materi kompetensi dasar selanjutnya jika belum tuntas sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Keberhasilan proses pembelajaran pendidikan jasmani tidak bisa dilhat dari aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, apalagi diukur dari banyaknya keringat yang keluar dari tubuh peserta didik. Pengajaran pendidikan jasmani tidak hanya sekedar aktif bergerak, akan tetapi pergerakan yang dilakukan harus sesaui dengan pola gerak yang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Menurut Lutan (2002:10), secara ringkas pertanda yang dapat dipakai untuk menilai keberhasilan pengajaran pendidikan jasmani antara lain: 1.    Jumlah waktu aktif berlatih atau waktu yang digunakan untuk melaksanakan (berlatih) tugas gerak yang dibutuhkan peserta didik semakin banyak; 2.    Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga semua peserta didik aktif; 3.    Proses belajar melibatkan partisipasi semua peserta didik; 4.    Guru pendidikan jasmani terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Untuk lebih memastikan pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik perlu dilakukan pengumpulan informasi atau data melalui pengukuran atau penilaian hasil belajar, baik aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.  Untuk memperoleh informasi atau data yang valid, dibutuhkan alat ukur yang sahih sehingga informasi yang terhimpun diharapkan mampu menggambarkan keadaan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Alat ukur yang dimaksud adalah sebuah instrumen yang disebut alat ukur yaitu tes.

Tes merupakan salah satu alat ukur yang digunakan dalam dunia pendidikan, khususnya disekolah. Tes adalah pertanyaan yang harus dijawab, dipilih dan ditanggapi, atau tugas yang harus dilakukan, atau pertanyaan yang harus dijawab secara prosedur dan sistematik (Depdiknas, 2004). Tes adalah instrumen yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dan cara-cara yang telah ditentukan, dengan kata lain tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010).

Secara umum tes diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten dan materi tertentu (Djaali dan Muljono, 2007). Menurut Rusli Lutan (2000), tes adalah sebuah instrument yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau obyek.

Penyusunan tes atau instrumen harus memperhatikan rambu-rambu penyusunan tes, terutama indikator pencapaian tujuan yang harus dicapai dari tes tersebut, oleh karena itu fokus penyusunan tes harus memperhatikan kepada indikator pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, harus memenuhi prinsip-prinsip penilaian, yaitu: a)    Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. b)    Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. c)    Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. d)    Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. e)    Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. f)     Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Proses assesment harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan mencakup kompetensi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat menentukan posisi relatif peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan, karena pada dasarnya penilain yang dilakukan adalah untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada peserta didik setelah mereka mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran.

1.     Penilaian Kompetensi Sikap

Kompetensi sikap dapat dinilai melalui kegiatan, antara lain:

a)     Observasi, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak lansung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator prilaku yang diamati.

b)     Penilaian diri, merupakan teknik penilaian dengan carameminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapain kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

c)      Penilaian antar peserta didik, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

d)     Jurnal, merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan prilaku. Instrumen yang digunakan berupa lembar catatan pendidik.

                     Tabel: Contoh Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap

Aspek yang Diukur

Deskripsi Sikap yang Diukur

T

BT

1.  Disiplin

Hadir tepat waktu

 

 

Mengikuti seluruh proses pembelajaran

 

 

Selesai tepat waktu

 

 

2.  Kerja sama

Bersama-sama menyiapkan peralatan

 

 

Mau memberi umpan ketika bermain

 

 

Mau menjadi penjaga bola

 

 

3.  Tanggung jawab

Mau mengakui kesalahan yang dilakukan

 

 

Tidak mencari cari kesalahan teman

 

 

Mengerjakan tugas yang diterima

 

 

Keterangan:

T          : Tampak

BT       : Belum Tampak

          

2.     Penilaian Aspek Kognitif

Pengetahuan yang akan dinilai pada pembelajaran PJOK berdasarkan pendapat Baufard dan Wall dalam Allen W Burton (1998: 149) meliputi pengetahuan deklaratif (declarative knowledge) berupa pengetahuan yang bersifat fakta tentang peraturan, hukum, prinsip-prinsip latihan dan lainnya. Pengetahuan ini dapat diukur melalui paper and pencils test, dan interviu. Sedangkan pengetahuan lain adalah pengetahuan prosedural yang berkenaan dengan bagaimana keterampilan dilakukan (how do thing), tahapan serta langkah-langkahnya. Pengetahuan ini menurut Thomas & Thomas dapat diukur dengan melalui tes lisan dan tulis, serta penampilan fisik secara aktual (actual physical performance).

Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan oleh pendidik melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

a)    Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen dilengkapi dengan pedoman pensekoran.

b)    Instrumen tes lisan berupa pertanyaan.

c)    Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karateristik tugas yang diberikan.

 

                        Tabel: Contoh Instrumen Tes Kompetensi Pengetahuan

No

Pilihan Jawaban

Uraian/Pernyataan

1

B – S

Chest pass adalah nama lain teknik operan yang dilakukan dari atas kepala

2

B – S

Pencipta permainan bola basket adalah William G Morgan

3

B – S

Tendangan bebas dalam permainan sepak bola, artinya penendang tidak boleh diganggu/dihalangi oleh pemain lawan minimal jarak 9,15m

4

B – S

Pemain yang bebas menggunakan seluruh anggota badannya dalam permainan sepak bola adalah center back

5

B - S

Jika bola keluar meninggalkan lapangan permainan sepak bola, maka dimulai dengan throw in

  

3.     Penilaian Aspek Keterampilan  

Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.

a)    Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau prilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

b)    Projek adalah tugas-tugas belajar (learning task) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

c)    penilaian portofoliao adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

                

Tabel: Contoh Lembar Instrumen Pasing Dada Bola Basket

Menggunakan Skala Penilaian (Rating Scales)

Materi

Indikator

Sub Indikator

Bobot Nilai

4

3

2

1

Pasing Dada Bola Basket

Sikap awal

a.  Berdiri menghadap sasaran, badan rileks, salah satu kaki berada di depan;

b.  Bola dipegang oleh dua tangan di depan dada, Jari-jari kedua tangan direnggangkan sehingga membentuk huruf V;

c.  Kedua siku dibuka ke samping.

 

 

 

 

Pelaksanaan gerak

a.  Langkahkan kaki belakang ke depan, dorong bola kedepan lurus setinggi dada oleh kedua jari-jari tangan;

b.  Luruskan kedua lengan ke depan untuk menambah kekuatan dorongan;

c.  Kedua telapak tangan menghadap ke luar.

 

 

 

 

Gerak lanjutan

a.  Luruskan kedua lengan sepenuhnya;

b.  Pandangan mengikuti arah bola;

c.  Badan rileks.

 

 

 

 

 

Total skor : 36

 

 

 

 

 

Rubrik Penilaian:

Nilai 4: diperoleh jika semua gerakan dilakukan dengan benar;

Nilai 3: diperoleh jika hanya dua gerakan dilakukan dengan benar; dan 

Nilai 2: diperoleh jika hanya salah satu gerakan dilakukan dengan benar.

Nilai 1: diperoleh jika tidak ada gerakan yang benar.

Related Posts

No comments:

Post a Comment