Umpan balik (feedback) adalah
perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar
secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga lebih
menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik yang dilakukan guru
antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Umpan balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban atas respon siswa
dalam mengerjakan tes atau latihan. Umpan balik adalah suatu proses dengan
hasil atau akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya.
Menurut Apruebo (2005), “Feedback
is information that athletes would receive from coach/trainer or environment
regarding the level of their motor skill or performance. It serves as a
groundwork for the athletes learning development”. Umpan balik lebih
menekankan kepada pemberian informasi dari pelatih kepada atlit untuk
memperbaiki kualitas penampilan keterampilannya. Menurut Rink, bahwa “Feedback is sensory information that a person receives as a result of
a response”. Feedback yang dikemukakan Rink lebih bersifat umum sebagai
sensori informasi yang diterima seseorang sebagai hasil meresponnya. Menurut
Rusli Lutan (2005), umpan balik adalah pengetahuan yang diperoleh berkenaan
dengan sesuatu tugas, perbuatan atau respon yang telah diberikan.
Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani, Adang Suherman (2006)
mengemukakan bahwa, umpan balik (feedback)
yaitu guru mengobservasi siswa secara individu dan menilai bagaimana siswa
melakukan aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan
kemampuan siswa itu.
Melihat beberapa pendapat tentang umpan balik, menandakan bahwa ada satu
perhatian yang tulus dari pelatih atau guru terhadap atlit atau peserta
didiknya untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas yang selama ini ia kuasai
baik dari aspek sikap, pengetahuan dan penampilan keterampilan, dengan harapan
akan terjadi perbaikan dan peningkatan kualitas tampilan baik aspek sikap, pengetahuan,
maupun kemampuan dalam melakukan aktivitas motorik atau keterampilan.
Manfaat dan Fungsi Umpan Balik (Feedback)
bagi guru maupun bagi peserta didik antara lain:
a.
Manfaat umpan balik bagi
guru, dapat dipergunakan dalam mengambil keputusan, apakah mata pelajaran yang
telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau dilanjutkan, sedangkan bagi peserta
didik akan meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.
b.
Mendorong siswa untuk
terus belajar atau berlatih.
c.
Umpan balik merupakan
ciri guru yang efektif
d.
Membantu siswa untuk
menilai penampilan (kemampuan) yang tidak bisa dilihat dan dirasakannya
sendiri.
e.
Mendorong guru untuk menilai
seberapa baik relevansi antara aspek-aspek pembelajaran dengan tingkat
kemampuan siswa dalam menguasai tugas gerak (bahan ajar) seperti yang
diinginkan oleh gurunya.
Jenis Umpan
Balik (Feedback)
Secara umum umpan balik atau
feedback terbagi ke dalam dua jenis yaitu intrinsic feedback dan extrinsic
feedback (Apruebo, 2005). Intrinsic
feedback atau umpan balik intrinsik berkaitan dengan penilaian terhadap
dirinya sendiri, tentang sikap, aktivitas dan atau prilaku yang telah
dilakukannya, serta tentang kemampuan yang telah ditunjukkannya. Misalnya dalam
melaksanakan tugas gerak, apakah aktivitas yang dilakukan sudah sesuai dengan
yang diinstruksikan guru, apakah sudah mampu menyelesaikan keseluruhan tugas
gerak, apakah merasa nyaman dengan alat bantu yang digunakan, atau menilai
bahwa rangkaian gerakan telah sesuai
dengan urutan yang harus dilakukan.
Sedangkan extrinsic feedback
adalah umpan balik yang berasal dari luar dirinya. Misalnya koreksi dari guru
penjas atas gerakan yang sudah dilakukan, cemoohan rekan karena salah
memberikan umpan ketika bermain bola, atau dari lingkungan sekitar seperti cuaca
yang terlalu panas sehingga mengharuskannya sering beristirahat tempat yang
teduh.
Adang Suherman (2006) mengemukakan beberapa jenis umpan balik tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
General dan specific
feedback
General feedback merupakan umpan balik yang bersifat umum dan biasanya digunakan guru
untuk mendorong siswa agar tetap semangat belajar dan terus berlatih. Umpan
balik jenis ini biasanya dilakukan guru untuk memberikan semangat atau dorongan
serta diungkapkan dengan kata-kata yang bersifat motivasi, misalnya: “bagus
nak, lanjutkan terus”, “ya, sedikit lagi, kamu pasti bisa”, dan seterunya. Specifik feedback atau umpan balik
khusus adalah berisikan informasi yang menyebabkan siswa mengetahui apa yang
harus dilakukan dan mengetahui bagaimana seharusnya siswa melakukan tugas gerak
dengan benar dan bagaimana harus berlatih. Feedback
ini diberikan ketika siswa menyadari bahwa ia melakukan kesalahan akan tetapi
belum atau tidak tahu bagaimana cara memperbaikinya. Contoh ungkapan specific feedback misalnya saat latihan
servis bawah permainan bola voli: “ya, bagus, ayun lengan lebih jauh lagi”, atau
pada saat belajar lompat jauh, “Pertahankan sikap melayang lebih lama agi”.
b.
Congruent dan
Incongruent feedback
Congruent feedback merupakn umpan balik guru terhadap aktivitas yang dilakukan peserta
didik yang terfokus pada aktivitas belajar yang sedang dipelajari. Misalnya,
pada saat peserta didik sedang mempelajari teknik gerakan lengan renang gaya
bebas, kemudian guru memberikan umpan balik terkait dengan gerakan kaki yang
dilakukan peserta didik, misalnya: “Ayo Nak, usahakan gerakan kaki berpusat
pada pangkal paha”. Sedangkan incongruent
feedback adalah umpan balik yang tidak terkait langsung dengan materi yang
sedang dipelajari peserta didik, misalnya umpan balik yang diberikan guru
terhadap peserta didik yang sedang mempelajari gerakan kaki renang gaya bebas,
guru memberikan umpan balik terhadap gerakan lengan peserta didik.
c.
Simple Feedback
Simple feedback adalah umpan balik yang
hanya terfokus pada satu komponen keterampilan dalam satu saat, dan biasanya berisi
satu atau dua buah kata kunci (key words)
yang menggambarkan aktivitas penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai umpan
balik selama pembelajaran berlangsung. Misalnya saat belajar teknik lari
pendek, guru memberikan umpan balik dengan kata-kata: “Ayun lengan”, “ayun
lengan”, dan seterusnya. Umpan balik ini lebih mudah dipahami oleh peserta
didik karena lebih terfokus pada satu komponen gerakan saja.
d.
Positive, Netral, dan
Negatif Feedback
Jenis umpan balik yang lain dikemukakan oleh
Adang Suherman (2006:126) yaitu umpan balik positif, umpan balik netral, dan
umpan balik negatif. Ketiga jenis umpan balik ini paling sering dijumpai dalam
kegiatan belajar mengajar penjas yang bersifat praktik di lapangan dan lebih
mudah dilakukan oleh guru. Umpan balik positif adalah umpan balik yang
diungkapkan dengan kata-kata bagus, menyenangkan, pintar, menarik, dan hebat.
Umpan balik netral adalah umpan balik yang
tidak merujuk secara khusus kepada siswa yang melakukan kesalahan melakukan
tugas gerak, tetapi secara netral mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang
melakukan tugas gerak.
Jika diintonasikan guru dengan seorang musisi dan peserta didik sebagai
penonton atau penggemar atau penikmat musik, maka saat tampil didepan
penggemar, bagaimana musisi harus mampu membawa dan mempengaruhi penggemarnya
mengikuti apa yang kita inginkan, misalnya bergoyang, ikut bernyanyi bersama,
tepuk tangan (menghipnotis semua yang hadir) sehingga apa yang ditampilkan
benar-benar dapat dinikmati dan diikuti oleh penonton dengan penuh penghayatan.
Mengajar adalah seni. Sebagai seorang seniman, maka seorang guru harus
mampu mengekspresikan dirinya secara totalitas dengan profesi yang
disandangnya. Penguasaan dan pemahaman serta kemampuan dalam
mengimplementasikan empat kompetensi guru di dalam dan di luar kelas harus
benar-benar dibuktikan melalui pemberian layanan secara optimal kepada peserta
didik.
Menyebut atau menghapal nama-nama peserta didik, memberi salam, memahami
perasaan peserta didik merupakan salah satu pintu pembuka untuk menjadi guru
yang baik. Pemanggilan atau menyebut nama peserta didik secara langsung oleh
guru akan menciptakan suasana kedekatan emosi antara guru dengan peserta didik
yang bersangkutan, sehingga ia akan lebih fokus (mengikuti) apa yang
disampaikan, lebih berani mengungkapkan pikiran, perasaan, atau gagasan
(positif) untuk kemajuan dirinya terutama dalam meraih prestasi (tujuan
belajar).
Menurut Yudhawati dan Haryanto (2011), bahwa dalam mejalankan tugasnya
sebagai seorang pendidik, guru harus meiliki karateristitik seperti tergambar
dibawah ini:
1.
Memiliki minat yang besar
terhadap pelajaran dan mata pelajaran yang diajarkannya.
2.
Memiliki kecakapan untuk
memperkirakan kepribadian dan suasana hati secara tepat serta membuat kontak
dengan kelompok secara tepat pula.
3.
Memiliki kesabaran,
keakraban, dan sensitivitas yang diperlukan untuk menumbuhkan semngat belajar
peserta didik.
4.
Memiliki pemikiran yang
imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha memberikan penjelasan kepada
peserta didik.
5.
Memiliki kualifikasi yang
memadai dalam bidangnya, baik isi maupun metode.
6.
Memiliki sikap terbuka,
luwes, eksperimental, menguasai metode, serta teknik dalam membelajarkan
peserta didik.
Selain tersebut di
atas, karakteristik guru yang baik adalah: (1) guru yang senantiasa berusaha
selalu tampil prima di depan peserta didik; (2) kepemimpinannya selalu
bijaksana; (3) selalu tampil ceria di hadapan murid-muridnya; (4) senantia
mampu mengendalikan emosi dalam situasi dan kondidi apapun; (5) jika ada
peserta didik yang bertanya senantiasa memberikan jawaban dan tidak menyalahkan
atau menyudutkan siapapun; (6) memiliki rasa malu dan takut jika tidak mampu
berbuat yang terbaik untuk murid-muridnya; (7) tidak menampakan rasa sombong
dengan predikan pendidik yang disandangnya karena segala perintahnya akan
diikuti dan dipatuhi oleh muridnya; (8) selalu bersikap adil dengan siapapun,
baik laki-laki-perempuan, kaya-miskin, pintar-lambat belajar terutama dalam
memberikan penilaian. (https://dionesalisli.id)
Guru yang baik adalah guru yang senantiasa kehadirannya didambakan oleh peserta didik. Ketidakhadirannya senantiasa dirindukan, dan kehadirannya senantiasa menjadi penyejuk dan penawar jiwa yang lapar akan keilmuan. Petuahnya selalu didengar, prilakuknya menjadi teladan, serta petunjuknya menjadi arah kemana mereka harus melangkah.
No comments:
Post a Comment