Mari Berbagi...dan Memberi....

2025-12-10

Memahami Praktik Pembelajaran yang Memberikan Perhatian dan Bantuan pada Murid yang Membutuhkan Dukungan Lebih

| 2025-12-10

Praktik Memberi perhatian dan bantuan pada murid yang membutuhkan dukungan lebih/ekstra merupakan bagian fundamental dari kinerja guru yang efektif dan inklusif.

Secara operasional, praktik ini didefinisikan sebagai kinerja guru dalam mengidentifikasi murid yang memerlukan dukungan lebih/ekstra dan memberikan pendampingan yang terencana agar murid tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Kinerja ini tidak terbatas hanya pada murid berkebutuhan khusus yang terlihat secara kasat mata, tetapi juga mencakup murid yang, karena alasan apa pun (kesulitan belajar, kendala emosional, atau latar belakang, dan lain-lain) memerlukan intervensi dan dukungan ekstra.

Terdapat tiga indikator utama yang menjadi focus guru dalam memberikan bantuan lebih, yaitu: identifikasi yang akurat, pemberian bantuan yang terstruktur, dan pelibatan aktif murid beserta orang tua/wali dalam proses tersebut.

Guru yang secara efektif menerapkan praktik ini menunjukkan ciri-ciri proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan murid. Mereka menggunakan berbagai metode identifikasi yang holistik, mulai dari pengamatan informal yang cermat selama proses pembelajaran, berinteraksi dan bertanya pada pihak lain (seperti rekan guru atau staf sekolah), hingga memanfaatkan metode yang lebih sistematis seperti tes diagnostik. Pendekatan ini memastikan bahwa guru dapat mengenali secara dini tidak hanya murid yang memiliki kebutuhan khusus, tetapi juga murid yang memerlukan dukungan ekstra dalam pembelajaran agar tidak mengalami ketertinggalan dalam mencapai tujuan belajar yang sama dengan teman sebayanya.

Setelah berhasil mengidentifikasi, ciri guru yang sukses adalah mampu menyediakan bantuan yang disesuaikan dan kontekstual. Bantuan ini dapat berupa modifikasi materi, pengulangan instruksi, waktu tambahan, atau sesi pendampingan khusus. Guru tidak bekerja sendiri; mereka aktif melibatkan murid dalam proses perencanaan dukungan, menumbuhkan rasa kepemilikan. Lebih lanjut, mereka berupaya mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan menjalin komunikasi yang intensif dengan orang tua/wali untuk memastikan adanya dukungan yang konsisten dan terpadu, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah, sehingga tercipta ekosistem belajar yang mendukung.

Penting untuk dipahami bahwa Memberi perhatian dan bantuan pada murid yang membutuhkan dukungan lebih/ekstra adalah sebuah keharusan, bukan sekadar pilihan. Rasional utamanya adalah untuk memastikan kesetaraan akses terhadap pendidikan yang berkualitas. Setiap murid memiliki modal, kecepatan belajar, dan tantangan yang berbeda. Tanpa dukungan yang disesuaikan, murid yang tertinggal akan semakin jauh jaraknya dengan rekan-rekannya dan makin sulit mencapai tujuan pembelajaran. Dengan memberikan pendampingan ekstra, guru bertindak sebagai katalisator, menetralkan hambatan individual dan memberikan tangga yang dibutuhkan setiap murid untuk mencapai potensi penuh mereka, sehingga tidak ada murid yang terabaikan dalam sistem pendidikan.

Pada akhirnya, praktik ini bukan hanya tentang pemenuhan kewajiban, tetapi tentang mencapai tujuan pembelajaran secara menyeluruh. Ketika guru memberikan perhatian dan bantuan yang ditargetkan, dampaknya meluas melampaui capaian akademik. Murid yang merasa diperhatikan akan mengembangkan rasa percaya diri, motivasi intrinsik untuk belajar, dan keterampilan regulasi diri yang lebih baik. Dukungan ekstra memastikan bahwa kesenjangan belajar dapat dieliminasi, yang berarti semua murid dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan mendampingi murid yang memerlukan dukungan lebih/ekstra adalah indikator kunci dari kualitas dan keberhasilan proses pendidikan yang inklusif di sekolah.

Bagaimana pelibatan orang tua dalam memberikan dukungan lebih pada anak?

Terima Kasih

 

Related Posts

No comments:

Post a Comment