Mari Berbagi...dan Memberi....

2021-08-16

Folosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD)

| 2021-08-16

 

Raden Mas Soewardi atau lebih dikenal Ki Hadjar Dewantara (KHD) merupakan tokoh pendidikan naasional yang pemikirannya begitu mendalam tentang konsep pendidikan di Indonesia, buah pemikirannya masih relevan dengan kondisi negeri yang melahirkannya dulu hingga sampai saat ini.

Siapa yang tak kenal dengan semboyan ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”. Semboyan ini menjadi pilar pendidikan nasional hingga saat ini.

KHD membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan, sedangkan pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam melakukan transfer ilmu yang berguna untuk kecakapan hidup anak di masa depan baik secara lahir dan batin. Menurut Beliau bahwa pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan secara optimal baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

KHD meyakini bahwa pendidikan yang dilakukan di sekolah adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan yang kelak akan tumbuh dan berkembang di masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Lebih jauh KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan menurut Beliau adalah, "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat  menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan  tumbuhnya kekuatan kodrat anak”

Dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”

KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya. KHD mengingatkan juga bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa demikian pula Bahagia.

Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antar satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, Peran orang tua sebagai guru, penuntun dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.

Untuk itulah sebagai orang dewasa sudah selayaknya guru dan seluruh praktisi pendidikan lainnya harus memahamisecara utuh akan kodrat alam dan zaman sehingga pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada anak-anak mampu menuntunnya kepada perkembangan dan pertumbuhan secara seimbang hingga mereka (anak-anak) menjadi pribadi yang tangguh sesuai dengan bakat dan kodratnya.


Semoga bermanfaat….! Jangan lupa berbagi….



Related Posts

1 comment: