Mari Berbagi...dan Memberi....

2020-09-16

Pengertian Belajar

| 2020-09-16

 

Definisi belajar

Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi siapa saja yang menghendaki dirinya mencapai kehidupan yang lebih baik. Karena melalui belajar akan membuka cakrawala sehingga menambah apa yang selama ini ia miliki atau ketahui. Selain itu, belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan itu disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan prilaku belajar yang berbeda. Perbedaan itu disebabkan karena setiap individu mempunyai karakteristik individual yang khas, seperti minat, intelegensi, perhatian, bakat dan sebagainya. Oleh karena itu belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku individu.[1]

Pengertian belajar menurut wiittrock sebagaimana yang dikutip oleh Good dan Brophy[2], bahwa belajar merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses perubahan melalui pengalaman. Selanjutnya dikatakan bahwa perubahan yang terjadi akibat proses belajar yang bersifat relatif permanen dan meliputi perubahan dalam; pengertian, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan. Sementara itu, Gagne mendefinisikan belajar sebagai perubahan disposisi melalui usaha yang sungguh-sungguh, dilakukan dalam waktu tertentu dan bukan karena proses pertumbuhan. Terdapat tiga hal penting dalam belajar, yaitu:              1) proses perubahan yang didapat dari pengalaman; 2) perubahan yang terjadi bersifat permanen; 3) perubahan tersebut meliputi ranah sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan.[3]

Dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Seifert dan Sutton mendefinisikan bahwa pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam perilaku, keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang dihasilkan dari pengalaman psikis atau sosial yang dapat diidentifikasi. Menurut pendapat ini ciri utama dari belajar adalah ketetapan, perubahan tidak dinyatakan sebagai hasil belajar jika bersifat sementara.[4] Menurut Witherington sebagai mana yang dikutip oleh Yudhawati dan Haryanto menjelaskan, bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan[5] sedangkan menurut Hamalik, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.[6] Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan prilaku baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan yang ditampilkan dalam prilaku keseharian individu tersebut.

Pengertian belajar menurut Gallahue dan Ozmun adalah proses internal sebagai hasil perubahan yang permanen.[7] Pengertian belajar menurut Skinner seperti dikutip oleh Surya, bahwa belajar adalah proses adaptasi tingkahlaku secara progresif.[8] Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Lutan, bahwa belajar adalah perubahan prilaku sebagai hasil dari pengalaman, bukan karena pengaruh faktor keturunan atau kematangan. Perubahan yang diharapkan bersifat melekat atau permanen. Proses belajar itu sendiri tidak dapat diamati secara langsung, namun terjadinya hanya dapat ditafsirkan berdasarkan prilaku yang teramati.[9] Aktivitas atau kegiatan belajar seseorang akan terjadi melalui sebuah proses pembelajaran, yaitu suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[10]

Selain beberapa pendapat diatas tentang pengertian belajar, menurut Hakim dalam Faturohman dan Sutikno, mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya.[11]

Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya untuk mendorong terwujudnya perkembangan potensi didik tersebut tentunya merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu, apalagi dalam waktu yang sangat singkat.

Meskipun demikian, indikator terjadinya perubahan kearah perkembangan pada peserta didik dapat dicermati melalui instrumen-instrumen pembelajaran yang dapat digunakan guru. Oleh karena itu seluruh proses dan tahapan pembelajaran harus mengarah pada upaya mencapai perkembangan potensi-potensi anak tersebut.

Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensif, untuk itu pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dan memperhatikan kebutuhan internal siswa sehingga mereka mau belajar.

Aktivitas atau prilaku belajar tidak cukup dilakukan satu atau beberapa kali saja, tetapi belajar harus menjadi salah satu kebutuhan dan harus senantiasa dilakukan dan diupayakan oleh semua orang tanpa mengenal tempat dan waktu, istilah ini dikenal dengan istilah belajar sepanjang hayat (long life education). Hal ini dimaksudkan agar perubahan yang diperoleh senantiasa meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga dapat membentuk sikap dan karakter individu secara permanen. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat bermanfaat dan mampu mengatasi dalam memenuhi segala kebutuhan dan tantangan hidup yang dihadapinya.  

Pembelajaran merupakan inti dari kegiatan yang dilakukan di sekolah, oleh karena itu pemahaman guru terhadap pentingnya belajar dan proses pembelajaran sangat penting, sehingga guru dapat menentukan strategi apa yang paling tepat dalam setiap kegiatan yang akan ia lakukan agar peserta didik memperoleh perubahan baik sikap, pengetahuan maupun keterampilannya.

Sangat penting untuk diperhatikan bahwa selama pembelajaran berlangsung guru harus mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain tingkat perkembangan siswa, kesiapan, metode dan strategi atau pendekatan pembelajaran, sarana dan prasarana yang tersedia, dan lain-lain, hal ini tidak lain adalah agar siswa mendapatkan manfaat dari apa yang telah ia lakukan termasuk dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan prilaku yang baru dalam upaya memenuhi kebutuhannya, perubahan tersebut bukan karena pengaruh pertumbuhan atau kematangan. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilakukan melalui pengalaman-pengalaman yang telah ia peroleh sebelumnya maupun melalui interaksi dengan lingkungannya. Dampak yang dihasilkan dari proses belajar adalah berupa perubahan prilaku yang nampak dari cara berpikir, bersikap dan bertindak yang ditampilkan dalam kebiasaan hidup sehari-hari.

 



[1] Ratna yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011), hlm. 32.

[2] Thomas. L., dan J.F. Bropphy, educational Psycology: A Realistic Approach (New York: longman, 1990), h.124.

[3] Robert M. Gagne, The Conditioning of Learning (New York: Holt, Renehart and Winstone,1997),h.3.

[4] Kevin Seifert dan Rosemery Sutton, Education Psichology (Switzerland: Global Text Project, 2009, h. 19.

[5] Ratna yudhawati dan Dany Haryanto, loc.cit

[6] Hamalik, O, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal 30.

[7] David L. Gallaue dan John C. Ozmun, Understanding Motor Development (Newyork:Mc Graw-Hill, 2006), h.15.

[8] Surya Muhamad, Psikologi Pendidikan (Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan, 1992), h.22.

[9] Rusli Lutan, Mengajar Pendidikan Jasmani (Jakarta: Depdiknas, 2002), h. 7.

[10] Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikani (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2011),h. 14

[11] Ipung Sunaryo, Metode Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain.

  Tersedia: http://ipungsunaryo.wordpress.com/2010/10/13/metode-pembelajaran-dengan- 

   pendekatan – bermain, (diakses tgl 21 Nopember 2011).




 

Related Posts

No comments:

Post a Comment