Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi siapa saja yang menghendaki dirinya mencapai kehidupan yang lebih baik. Karena melalui belajar akan membuka cakrawala sehingga menambah apa yang selama ini ia miliki atau ketahui. Selain itu, belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan itu disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan prilaku belajar yang berbeda. Perbedaan itu disebabkan karena setiap individu mempunyai karakteristik individual yang khas, seperti minat, intelegensi, perhatian, bakat dan sebagainya. Oleh karena itu belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku individu.[1]
Pengertian belajar menurut
wiittrock sebagaimana yang dikutip oleh Good dan Brophy[2],
bahwa belajar merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses
perubahan melalui pengalaman. Selanjutnya dikatakan bahwa perubahan yang
terjadi akibat proses belajar yang bersifat relatif permanen dan meliputi
perubahan dalam; pengertian, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan
keterampilan. Sementara itu, Gagne mendefinisikan belajar sebagai perubahan
disposisi melalui usaha yang sungguh-sungguh, dilakukan dalam waktu tertentu
dan bukan karena proses pertumbuhan. Terdapat tiga hal penting dalam belajar,
yaitu: 1) proses perubahan yang
didapat dari pengalaman; 2) perubahan yang terjadi bersifat permanen; 3)
perubahan tersebut meliputi ranah sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan
keterampilan.[3]
Dalam proses
pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting. Mengajar
adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna
bila terjadi kegiatan belajar siswa. Seifert dan Sutton mendefinisikan bahwa pembelajaran secara
umum didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam perilaku,
keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang
dihasilkan dari pengalaman psikis
atau sosial yang dapat diidentifikasi. Menurut pendapat ini ciri
utama dari
belajar adalah ketetapan, perubahan tidak dinyatakan
sebagai
hasil belajar jika bersifat sementara.[4] Menurut Witherington sebagai
mana yang dikutip oleh Yudhawati dan Haryanto menjelaskan, bahwa belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola
respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan
kecakapan[5]
sedangkan menurut Hamalik, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman.[6] Menurut pengertian ini,
belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada
itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,
melainkan perubahan prilaku
baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan yang ditampilkan dalam prilaku
keseharian individu tersebut.
Pengertian belajar menurut
Gallahue dan Ozmun adalah proses internal sebagai hasil perubahan yang permanen.[7]
Pengertian belajar menurut Skinner seperti
dikutip oleh Surya, bahwa belajar adalah proses adaptasi tingkahlaku secara
progresif.[8] Sejalan dengan pendapat
diatas, menurut Lutan, bahwa belajar adalah perubahan prilaku sebagai hasil
dari pengalaman, bukan karena pengaruh faktor keturunan atau kematangan.
Perubahan yang diharapkan bersifat melekat atau permanen. Proses belajar itu
sendiri tidak dapat diamati secara langsung, namun terjadinya hanya dapat
ditafsirkan berdasarkan prilaku yang teramati.[9] Aktivitas atau
kegiatan belajar seseorang akan terjadi melalui sebuah proses pembelajaran,
yaitu suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan prilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[10]
Selain beberapa pendapat
diatas tentang pengertian belajar, menurut Hakim dalam Faturohman dan Sutikno,
mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia,
dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas tingkah
laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya.[11]
Dalam
proses pembelajaran guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi-potensi
peserta didik secara optimal. Upaya untuk mendorong terwujudnya perkembangan
potensi didik tersebut tentunya merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat
diukur dalam periode tertentu, apalagi dalam waktu yang sangat singkat.
Meskipun
demikian, indikator terjadinya perubahan kearah perkembangan pada peserta didik
dapat dicermati melalui instrumen-instrumen pembelajaran yang dapat digunakan
guru. Oleh karena itu seluruh proses dan tahapan pembelajaran harus mengarah
pada upaya mencapai perkembangan potensi-potensi anak tersebut.
Agar
aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya
peningkatan potensi siswa secara komprehensif, untuk itu pembelajaran
harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dan memperhatikan kebutuhan
internal siswa
sehingga mereka mau belajar.
Aktivitas atau prilaku
belajar tidak cukup dilakukan satu atau beberapa kali saja, tetapi belajar
harus menjadi salah satu kebutuhan dan harus senantiasa dilakukan dan
diupayakan oleh semua orang tanpa mengenal tempat dan waktu, istilah ini
dikenal dengan istilah belajar sepanjang hayat (long life education). Hal ini dimaksudkan agar perubahan yang
diperoleh senantiasa meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga dapat
membentuk sikap dan karakter individu secara permanen. Dengan kata lain dapat
diartikan bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat bermanfaat dan mampu
mengatasi dalam memenuhi segala kebutuhan dan tantangan hidup yang dihadapinya.
Pembelajaran merupakan inti
dari kegiatan yang dilakukan di sekolah, oleh karena itu pemahaman guru
terhadap pentingnya belajar dan proses pembelajaran sangat penting, sehingga
guru dapat menentukan strategi apa yang paling tepat dalam setiap kegiatan yang
akan ia lakukan agar peserta didik memperoleh perubahan baik sikap, pengetahuan
maupun keterampilannya.
Sangat penting untuk
diperhatikan bahwa selama pembelajaran berlangsung guru harus mempertimbangkan
berbagai aspek, antara lain tingkat perkembangan siswa, kesiapan, metode dan
strategi atau pendekatan pembelajaran, sarana dan prasarana yang tersedia, dan
lain-lain, hal ini tidak lain adalah agar siswa mendapatkan manfaat dari apa
yang telah ia lakukan termasuk dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan prilaku yang baru dalam upaya memenuhi kebutuhannya, perubahan tersebut bukan karena pengaruh pertumbuhan atau kematangan. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilakukan melalui pengalaman-pengalaman yang telah ia peroleh sebelumnya maupun melalui interaksi dengan lingkungannya. Dampak yang dihasilkan dari proses belajar adalah berupa perubahan prilaku yang nampak dari cara berpikir, bersikap dan bertindak yang ditampilkan dalam kebiasaan hidup sehari-hari.
[1] Ratna yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Prestasi
Pustakarya, 2011), hlm. 32.
[2] Thomas. L., dan J.F. Bropphy, educational
Psycology: A Realistic Approach (New York: longman, 1990), h.124.
[3] Robert M. Gagne, The
Conditioning of Learning (New York: Holt, Renehart and Winstone,1997),h.3.
[4] Kevin Seifert dan Rosemery Sutton, Education Psichology (Switzerland: Global Text Project, 2009, h. 19.
[5] Ratna yudhawati dan Dany Haryanto, loc.cit
[6] Hamalik, O, Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal 30.
[7] David L. Gallaue dan John C. Ozmun, Understanding Motor Development (Newyork:Mc Graw-Hill, 2006), h.15.
[8] Surya Muhamad, Psikologi
Pendidikan (Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan, 1992), h.22.
[9] Rusli Lutan, Mengajar
Pendidikan Jasmani (Jakarta: Depdiknas, 2002), h. 7.
[10] Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikani (Jakarta: Prestasi
Pustakarya, 2011),h. 14
[11] Ipung Sunaryo, Metode
Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain.
Tersedia: http://ipungsunaryo.wordpress.com/2010/10/13/metode-pembelajaran-dengan-
pendekatan – bermain, (diakses tgl 21 Nopember 2011).
No comments:
Post a Comment