Mari Berbagi...dan Memberi....

2021-07-20

Metode Pembelajaran Abad 21

| 2021-07-20

 

Banyak istilah yang memiliki kemiripan definisi dengan metode pembelajaran, antara lain stategi pembelajaran, gaya mengajar, dan teknik serta  teknik pembelajaran.

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh pengajar (guru) dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. (Depdiknas, 2013).

Pendidikan dan pengajaran (pembelajaran) yang dilakukan guru harus disesuaikan dengan perkembangan peserta didik dan zaman. Kurikulum harus dapat menjembatani dan mewadahi proses dan pembentukan peserta didik secara holistic, yaitu sikap pengetahuan dan keterampilan.

Pembelajaran Abad 21 harus memfasilitasi peserta didik untuk mampu berfikir 4C (keterampilan Abad 21), yaitu komunikasi, colaborasi, kritis, kreatif. Empat keterampilan ini harus didumiliki peserta didik agar mampu menjawab dan menyesuaikan diri dengan segala permasalahan dan perubahan yang terjadi lingkungan sekolah dan masyarakat.

Metode pembelajaran yang sesuai dengan konsep kecakapan Abad 21 antara lain adalah (1) pembelajaran dengan metode ilmiah, (2) inquiry/discovery learning, (3) project-based learning, dan (4) problem-based learning.

1. Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan metode yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam menemukan pengetahuan, metode ilmiah digunakan untuk mengembangkan cara-cara berpikir dan bekerja secara ilmiah. Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah diartikan juga sebagai pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin/perlu/belum diketahui), menanya/merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dengan satu atau lebih cara/teknik, menalar/mengasosiasi (menggunakan data/informasi untuk menjawab pertanyaan/menarik kesimpulan), dan mengomunikasikan jawaban/kesimpulan. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.

 

2. Inquiry/Discovery learning

Inquiry/Discovery Learning memiliki dua proses utama, yaitu melibatkan peserta didik dalam mengajukan atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan (to inquire) dan peserta didik menemukan (to discover) jawaban atas pertanyaan mereka melalui serangkaian kegiatan penyelidikan dan kegiatan-kegiatan sejenis (Sutman, et.al. 2008:

 

3. Project-based learning

Stoller (2006), mendefinisikan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas peserta didik untuk menghasilkan melalui kegiatan-kegiatan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk.

Produk yang dimaksud adalah hasil proyek berupa atau jasa dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain.

Melalui penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek, peserta didik berlatih merencanakan, melaksanakan kegiatan sesuai rencana, dan menampilkan atau melaporkan hasil proyek. Menurut Beliau, terdapat tiga jenis proyek berdasarkan sifat dan urutan kegiatannya, yaitu:

(1)   proyek terstruktur, ditentukan dan diatur oleh pendidik dalam hal topik, bahan, metodologi, dan presentasi;

(2)   proyek tidak terstruktur ditentukan terutama oleh peserta didik sendiri; dan

(3)   proyek semi-terstruktur yang ditentukan dan diatur sebagian oleh pendidik dan sebagian oleh peserta didik.

Dilihat dari bentuk aktivitas proyek terdiri atas

(1)        Proyek produksi yang melibatkan penciptaan seperti buletin, video, program radio, poster, laporan tertulis, esai, foto, surat-surat, buku panduan, brosur, menu banquet, jadwal perjalanan, dan sebagainya;

(2)        Proyek kinerja seperti pementasan, presentasi lisan, pertunjukan teater, pameran makanan atau fashion show;

(3)        Proyek organisasi seperti pembentukan klub, kelompok diskusi, atau program-mitra percakapan.

 

4. problem-based learning

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yaitu proses pembelajaran yang menuntut peserta didik tergerak untuk belajar, melakukan kajian, dan berdiskusi untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut.

Dengan kata lain nahwa pembelajaran Berbasis Masalah adalah kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada pemecahan masalah nyata, praktis, kontekstual, berbentuk masalah yang strukturnya tidak jelas atau belum jelas solusinya (ill-structured) atau open ended yang ada dalam kehidupan peserta didik melalui prosedur ilmiah dalam pembelajaran, yang kegiatannya dilaksanakan secara berkelompok.

Masalah yang dimaksudkan di sini adalah masalah-masalah yang dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan substansi kompetensi dasar mata pelajaran masing-masing.

Pembelajaran Berbasis Masalah menuntut peserta didik menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk diimplementasikan, dipergunakan dalam menyelesaikan berbagai masalah, mencari pengetahuan untuk menyelesaikan masalah serta mengembangkan sikap dan keterampilan intelektual untuk bekerjasama, berbagi, peduli, rasa ingin tahu, dan saling menghargai sesamanya.

 

Sumber: Model Penilaian Formatif Pada Pembelajaran Abad 21 untuk Sekolah Dasar. Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud. 2019.

 

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Abad 21 (pembelajaran dengan metode ilmiah, (2) inquiry/discovery learning, (3) project-based learning, dan (4) problem-based learning).



Semoga bermanfaat….! Jangan lupa berbagi….




Related Posts

No comments:

Post a Comment