Pembelajaran merupakan inti dari kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan salah satu kunci suksesnya penyelenggaraan dan pengelolaan satuan pendidikan.
Keberhasilan belajar siswa merupakan tujuan
setiap pendidik (guru). Namun dalam kondisi nyata di kelas, masih banyak
kendala yang ditemui guru karena banyak siswa yang belum mampu
menuntaskan materi pelajaran yang diberikan.
Pada dasarnya Kurikulum KTSP maupun Kurikulum
2013, keduanya merupakan kurikulum yang mengharuskan setiap siswa menuntaskan
setiap materi ajar yang dipelajarinya (mastery
lerning) sesuai dengan Kriteriaa Ketuntasan Belajar (KKB) yang telah
ditentukan oleh guru melalui berbagai petimbangan, antara lain intake, sarana, dan kompleksitas materi
ajar.
Remedial merupakan salah satu cara untuk membantu guru dan siswa
menuntaskan materi ajar agar bisa dilanjutkan kepada materi selanjutnya.
Remedial berasal dari kata remedy
(Inggris) yang berarti mengobati, memperbaiki atau menolong (Mukhtar dan
Rusmini, 2008). Jadi pengajaran remedial merupakan usaha sadar dan terencana
yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa menuntaskan materi yang gagal
dikuasainya sesuai dengan standar nilai yang telah ditentukan (KKB).
Agar bantuan yang diberikan tepat sasaran, maka sangat penting untuk memperhatikan
langkah-langkah dalam memberikan bantuan atau pengobatan atau terapi bagi siswa
yang belum mampu menuntaskan materi ajarnya. Untuk itu guru harus melakukan
diagnosis agar terapi yang diberikan tepat sasaran.
Ada lima langkah dalam melakukan diagnosis kesulitan belajar siswa:
1.
Identifikasi kasus,
yaitu menentukan siswa yang mengalami kesulitan atau gangguan belajar. Pada tahap
ini pula guru harus mampu mengidentifikasi faktor penyebab dan letak kegagalan siswa
dalam menuntaskan materi ajarnya.
2.
Lokaslisasi letak dan
jenis serta sifat kesulitan, yaitu letak kesulitan dari tiap siswa.
3. Menentukan factor penyebab
kesulitan belajar siswa dan mencari kemungkinan cara mengatasi atau membantu
memberikan bantuan kepada mereka.
4.
Melakukan prognosis,
yaitu melakukan estimasi terhadap kesulitan belajar setiap siswa untuk
menentukan jenis bantuan atau terapi yang akan diberikan kepada mereka, karena
boleh jadi kesulitan mereka berbeda-beda.
5.
Melaksanakan terapi,
yaitu memberikan bantuan untuk mengatasi masalah dan penyebab kelemahannya
dalam menyelesaiakan materi ajar yang diberikan guru.
Pendekatan dalam pengajaran remedial dapat dilakukan melalui pendekatan
yang bersifat kuratif dan pendekatan yang bersifat preventif.
Pendekatan kuratif dilakukan setelah adanya fakta bahwa terdapat
beberapa atau sekelompok siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan materi
ajar yang harus dikuasainya. Dalam pendekatan ini alternative bantuan yang
dapat diberikan antara lain melalui pengulangan materi yang sama, atau materi
yang sama namun diserhanakan agar lebih cepat dipahami oleh mereka.
Pendekatan pengajaran remedial yang bersifat preventif. Pendekatan ini
ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan catatan atau data atau
informasi akanmmengalami kesulitan dalam menuntaskan materi belajarnya.
Metode pengajaran remedial pada dasarnya sama dengan metode pengajaran
biasa, antara lain: ceramah, diskusi, pemberian tugas dan resitasi, Tanya jawab,
demonstrasi, dan sebagainya.
Dalam pemilihan metode guru harus mampu menentukan mana yang
diperkirakan tepat untuk membantu mengatasi kesulitan belajar siswa, karena
tidak ada satu metode pun yang tepat dan cocok untuk semua kondisi dan materi.
No comments:
Post a Comment