Mari Berbagi...dan Memberi....

2018-08-29

Pembinaan Olahraga

| 2018-08-29




Kebiasaan positif terhadap prilaku hidup sehat dan aktif akan menjadi sebuah habit atau kebiasaan di tengah kehidupan sosial masyarakat sehingga akan menjadi budaya hidup sehat dan aktif hingga akhir hayat. Pada dasarnya semua orang berhak untuk hidup sehat yang menjadi kebutuhan dasar manusia. Tentunya kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan yang baik, sejahtera lahir dan batin.
Tidak mudah untuk mewujudkan hidup sejahtera lahir dan batin. Perlu upaya dan kerja keras untuk mewujudkannya. Semua yang ada di dunia ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Orang sehat, kaya, miskin, sakit, senang, bahagia, sedih, dan lain-lain sudah ditakdirkan oleh Allah jauh sebelum kenyataan itu terjadi. Sungguh pun demikian sebagai umat yang beriman, setiap orang dianjurkan untuk berbuat (ikhtiar) untuk memperoleh yang terbaik menurut kita dan menurut-Nya.
Kenikmatan yang diperoleh dari kebiasaan hidup sehat dan aktif selanjutnya harus dijadikan sebagai dasar dalam mewujudkan ketaatan atau ketakwaan terhadap Allah Subhanahu Wata’ala. Bukan sebaliknya fisik yang sehat dan bugar dijadikan hanya untuk melakukan perbuatan maksiat yang justru tidak dikehendaki oleh Sang Pemilik jiwa dan raga.
Terbentuknya komunitas atau perkumpulan atau klub olahraga berawal dari kesenangan setiap individu pada aktivitas fisik atau olahraga itu sendiri. Selanjutnya berdasarkan kebutuhan dan tujuan tertentu, misalnya adanya dorongan pelatih, guru penjas, atau sekedar kesenangan atau hobi maka terbentuklah komunitas yang biasanya menggemari jenis atau cabang olahraga yang sama. Biasanya atas dasar kesenangan atau hobi apapun akan dilakukan, misalnya membeli perlengkapan olahraga yang menjadi kesenangannya. Jika sudah seperti ini olahraga sudah menjadi kesenangan sekaligus sebagai sebuah kebutuhan untuk memenuhi hasratnya sehingga ia akan merasa puas dengan apa yang dilakukannya.
Pada dasarnya basis olahraga yang tumbuh dengan baik di masyarakat menjadi salah satu indikator meningkatnya nilai derajat sehat atau angka kesehatan masyarakat, selain itu berperan besar dalam memunculkan bibit atau bakal calon atlit yang memiliki bakat dalam bidang olahraga tertentu.
Dalam hal pembinaan dan pengembangan olahraga menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama pemerintah sebagai pemegang kebijakan. Pembinaan dan pengembangan keolahragaan dilaksankan melalui jalur  keluarga, pendidikan, dan jalur masyarakat yang berbasis pada pengembangan olahraga untuk semua orang yang berlangsung sepanjang hayat. (UU No. 3 tahun 2005, Pasal 21: 4).
1.    Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Melalui Jalur Keluarga.
Keluarga merupakan pintu pembuka bagi perkembangan pendidikan, wawasan pengetahuan dan keterampilan bagi seorang anak.
Dari lingkungan keluargalah berawal sentuhan pertama pembinaan dan pendidikan serta pengembangan segala potensi yang diwariskan. Orang tualah yang akan mengantarnya menjadi pribadi yang sesungguhnya.
Orang tua yang menyadari dan telah menjadikan olahraga sebagai bagian dari hidupnya, sudah bisa diyakini bahwa akan ada dari keturunannya yang akan mengikuti bakat dan kesenangan orang tuanya tersebut. Kesenangan atau hobi orang tua akan menjadi pondasi bagi perkembangan olahraga selanjutnya di tengah masyarakat. Banyak dari atlit atau olahragawan sukses yang memperoleh warisan bakat luar biasa dari sang ayah atau ibunya.
Bagi keluarga yang telah menjadikan olahraga bagian dari hidupnya, memandang bahwa kesenangan dan kecintaan orang tua terhadap olahraga yang digelutinya menyerupai kecintaan terhadap anaknya, oleh karena itulah orang tua mereka ingin merasakan apa yang anak-anaknya  rasakan terhadap manfaat olahraga dalam hidupnya.
2.    Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Melalui Jalur Pendidikan.
Sekolah merupakan tempat berkumpulnya orang-orang (peserta didik) dengan berbagai bakat dan potensi yang dimiliki, salah satunya adalah potensi dalam keterampilan gerak (skill) dalam cabang olahraga.
Agar seluruh potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik dapat dikembangkan secara optimal, maka sekolah harus mampu memfasilitasi, menggali dan mengembangan apa yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik. Program tersebut dapat dilkukan melalui kegiatan ektrakurikuler yang disusun dengan program yang benar.
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. (Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014).
Olahraga merupakan jenis ektrakurikuler yang biasanya paling banyak diminati peserta didik. Agar mampu melayani dan mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam bidang olahraga (keterampilan gerak) sekolah harus menyediakan ragam cabang ektrakurikuler olahraga, misalnya sepak bola, bola voli, bulu tangkis, atletik, pencak silat, karate, dan olah raga lainnya.
Belajar pendidikan jasmani adalah belajar gerak. Oleh karena itu, keberhasilan proses pendidikan jasmani dalam program kurikuler akan membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan gerak mereka menuju puncak keberhasilan dalam belajar gerak, yaitu tahap otomatisasi gerak.
Agar pembinaan ektrakurikuler berhasil dalam mengembangkan potensi peserta didik, maka harus dilakukan dengan banar melalui perencanaan (program) yang baik. sekolah juga harus menyediakan fasilitas dan perlengkapan. Jika tenaga pembina atau pelatih tidak tersedia atau kurang mencukupi, maka sekolah dimungkinkan untuk mendatangkan pembina atau pelatih dari luar sekolah yang dianggap lebih kompeten.
Sekolah juga harus menyediakan anggaran agar kegiatan ektrakurikuler olahraga dapat berjalan dan berhasil dengan baik sesuai dengan kemampuan anggaran yang dimiliki.
Keberhasilan pembinaan olahraga di tingkat pelajar (sekolah) dapat menjadi pondasi untuk pembinaan olahraga pada jenjang yang lebih tinggi. Karena tidak sedikit pula atlit yang sukses diawali dari kesuksesannya menjadi atlit saat dibangku sekolah.
3.    Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Melalui Masyarakat/Klub
Peran masyarakat dalam mengembangkan olahraga tidak bisa dipungkiri, baik partisipasi secara perorangan atau berupa lembaga atau perusahaan. Banyak atlit yang bermunculan berkat sentuhan dan peran serta masyarakat dalam hal ini pengusaha atau perusahaan.
Tidak hanya itu, jika kita cermati penyelenggaran sebuah even olahraga, keterlibatan masyarakat untuk mensukseskan kegiatan tersebut sangat terlihat, terutama peran perusahaan maupun perorangan dalam menyokong bidang anggaran. Semakin besar tingkat penyelenggaraan sebuah kegiatan olahraga, maka semaikin besar pula dana ynag dibutuhkan, di sinilah peran mastyarakat sangat dibutuhkan.
Kesadaran akan pentingnya manfaat olahraga juga dirasakan oleh masayarakat secara umum tidak hanya kaum pria akan tetapi digemari juga oleh perempuan. Sebagai gambaran bahwa makin hari sanggar atau perkumpulan senam yang ada makin bertambah. Hal lainnya ditunjukkan dengan semakin banyaknya masyarakat yang mendatangi fasilitas olahraga umum yang memang dengan sengaja disediakan oleh pemerintah maupun pihak swasta.
Geliat aktivitas olahraga masyarakat merupakan pertanda kebangkitan olahraga khususnya pada tingkat dasar. Karena pembangunan ponadasi keolahragaan berawal dari olahraga masyarakat, dengan demikian setidaknya pemasalan tentang keolahragaan sudak berjalan pada bagian dasar.

Related Posts

No comments:

Post a Comment