Selain pandai berkomunikasi dengan peserta didik, guru penjas tentu harus mampu pula memanfaatkan keterampilan berkomunikasi dalam sebuah strategi atau model pembelajaran pendidikan jasmani. Strategi pembelajaran merupakan rangkaian rencana tindakan termasuk penggunaan metode pembelajaran dan pemanfaatan sumber daya dalam pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh pengajar (guru) dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. (Depdiknas, 2013).
Di bawah ini merupakan beberapa
metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan:
1.
Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah
merupakan sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dengan
pengetahuan secara lisan kepada peserta didik yang pada umumnya berprilaku
pasif. Biasanya metode ini digunakan saat guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, manfaat materi pelajaran bagi peserta didik, sekenario
pembelajaran, apersepsi dan klarifikasi.
2.
Metode Diskusi (Discussion method)
Metode diskusi
merupakan metode mengajar yang sangat erat dengan upaya pemecahan masalah (problem solving), misalnya melalui
diskusi grup (group discussion).
Contoh penerapannya misalnya, setelah peserta didik melakukan aktivitas
observasi atau pengamatan, yang dlanjutkan dengan aktivitas bertanya, pada saat
inilah akan terjadi diskusi antar warga belajar.
3.
Metode Demonstrasi (Demonstration method)
Metode ini
merupakan metode mengajar dengan cara memperagakan suatu keterampilan gerak terlebih
dahulu sebelum peserta didik melakukannya. Demonstrasi dapat dilakukan oleh
guru, peserta didik, atau melalui tayangan vidio.
4.
Metode Resitasi (Recitatation method)
Metode
resitasi adalah suatu metode mengajar yang mangharuskan peserta didik membuat
resume dengan kalimat sendiri setalah mengamati tayangan melalui gambar atau
vidio.
5.
Metode Latihan
Keterampilan (Drill method)
Metode latihan
keterampilan adalah suatu cara memperoleh ketarampilan dengan cara melakukan
pengulangan (drill).
6.
Metode Mengajar
Sesama Teman (Peer teaching method)
Metode
mengajar sesama teman adalah suatu gaya mengajar yang dibantu oleh temannya
sendiri. Misalnya belajar pasing bawah yang, satu orang melempar bola dan yang
lainnya melakukan pasing.
7.
Metode Pemecahan
Masalah (Problem solving method)
Metode ini
merupakan metode mengajar dengan memberikan soal-soal kepada peserta didik dan
diminta untuk memecahkannya. Contoh pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan
jasmani misalnya saat melakukan gerakan kaki renang gaya bebas, pusat gerakan
pada pangkal paha atau pada lutut.
Pada tahun 1966, Muka Moston
telah memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap metodologi pengajaran
pendidikan jasmani. Moston mengidentifikasi bahwa dalam pengajaran pendidikan
jasmani cara guru dapat dibedakan dari bagaimana ia memperlakukan dan
melibatkan siswa dalam embelajaran. Cara ini kemudian disebut dengan gaya
mengajar atau teaching style, yang
bermula dari gaya komando hingga gaya pengajaran diri sendiri. (Samsudin,
2011).
Berikut
ini merupakan beberapa gaya mengajar atau teaching
style yang dikemukakan oleh Moston, antara lain:
1.
Gaya – A, Gaya Komando
(Comand Style)
Pada gaya ini
semua keputusan dikontrol oleh guru, peserta didik hanya melakukan apa yang
diinstruksikan oleh guru. Satu aba-aba, satu respon peserta didik.
2.
Gaya – B, Gaya
Latihan (Practice Style)
Pada gaya ini
guru memberikan beberapa tugas, selanjutnya peserta didik memilih atau
menentukan di mana, kapan, bagaimana, dan tugas mana yang akan
dipilih/dilakukan pertama kali. Guru memberikan umpan balik.
3.
Gaya – C, Gaya
Berbalasan (Reciprocal Style)
Peserta didik,
menjadi pelaku, siswa lainnya manjadi pengamat dan memberikan umpan balik,
kemudian bergantian.
4.
Gaya – D, Gaya
Menilai Diri Sendiri (Self Check Style)
Peserta didik
diberi petunjuk untuk bisa menilai dirinya sendiri, pada saat latihan, peserta
didik berusaha menentukan kekuangan dirinya, kemudian mencoba memperbaikinya.
5.
Gaya – E, Gaya
Inklusi (Inclusion Style)
Guru
menentukan tugas pembelajaran yang memiliki target atau kriteria yang berbeda
tingkat kesulitannya, kemudian peserta didik diberikan keleluasaan untuk
menentukan tingakt tugas mana yang sesuai dengan kemampuannya.
Dalam
mengelola pembelajaran guru harus mampu menerapkan strategi atau gaya mengajar yang
cocok dengan situasi dan kondisi serta ciri khas materi pelajaran. Guru sebagai
fasilitator harus menentukan gaya mengajar atau strategi pembelajaran mana yang
akan digunakan, terlepas dari siapa yang lebih dominan aktif dalam
pelaksanaannya. Penting untuk diperhatikan dalam pemilihan strategi atau gaya
pembelajaran yang akan dugunaka, misalnya karakteristik peserta didik
(kesiapan, motivasi, intake), daya dukung sarana atau media/alat, serta
kedalaman materi (kompleksitas).
Dalam
Kurikulum 2013, guru wajib menggunakan pendekatan ilmiah (saintific approach) sebagai sandaran utama dalam implementasi
pembelajaran di samping menggunakan startegi lainnya sebagai pendukung.
Pendekatan saintifik diawali dengan mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan.
No comments:
Post a Comment