Mari Berbagi...dan Memberi....

2020-07-15

Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

| 2020-07-15

Strategi pembelajaran Pendidikan Jamsnai

Selain pandai berkomunikasi dengan peserta didik, guru penjas tentu harus mampu pula memanfaatkan keterampilan berkomunikasi dalam sebuah strategi atau model pembelajaran pendidikan jasmani. Strategi pembelajaran merupakan rangkaian rencana tindakan termasuk penggunaan metode pembelajaran dan pemanfaatan sumber daya dalam pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh pengajar (guru) dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. (Depdiknas, 2013).

Di bawah ini merupakan beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan:

1.    Metode Ceramah (Preaching Method)

Metode ceramah merupakan sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dengan pengetahuan secara lisan kepada peserta didik yang pada umumnya berprilaku pasif. Biasanya metode ini digunakan saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran, manfaat materi pelajaran bagi peserta didik, sekenario pembelajaran, apersepsi dan klarifikasi.

2.    Metode Diskusi (Discussion method)

Metode diskusi merupakan metode mengajar yang sangat erat dengan upaya pemecahan masalah (problem solving), misalnya melalui diskusi grup (group discussion). Contoh penerapannya misalnya, setelah peserta didik melakukan aktivitas observasi atau pengamatan, yang dlanjutkan dengan aktivitas bertanya, pada saat inilah akan terjadi diskusi antar warga belajar.

3.    Metode Demonstrasi (Demonstration method)

Metode ini merupakan metode mengajar dengan cara memperagakan suatu keterampilan gerak terlebih dahulu sebelum peserta didik melakukannya. Demonstrasi dapat dilakukan oleh guru, peserta didik, atau melalui tayangan vidio.

4.    Metode Resitasi (Recitatation method)

Metode resitasi adalah suatu metode mengajar yang mangharuskan peserta didik membuat resume dengan kalimat sendiri setalah mengamati tayangan melalui gambar atau vidio.

5.    Metode Latihan Keterampilan (Drill method)

Metode latihan keterampilan adalah suatu cara memperoleh ketarampilan dengan cara melakukan pengulangan (drill).

6.    Metode Mengajar Sesama Teman (Peer teaching method)

Metode mengajar sesama teman adalah suatu gaya mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. Misalnya belajar pasing bawah yang, satu orang melempar bola dan yang lainnya melakukan pasing.

7.    Metode Pemecahan Masalah (Problem solving method)

Metode ini merupakan metode mengajar dengan memberikan soal-soal kepada peserta didik dan diminta untuk memecahkannya. Contoh pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan jasmani misalnya saat melakukan gerakan kaki renang gaya bebas, pusat gerakan pada pangkal paha atau pada lutut.

Pada tahun 1966, Muka Moston telah memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap metodologi pengajaran pendidikan jasmani. Moston mengidentifikasi bahwa dalam pengajaran pendidikan jasmani cara guru dapat dibedakan dari bagaimana ia memperlakukan dan melibatkan siswa dalam embelajaran. Cara ini kemudian disebut dengan gaya mengajar atau teaching style, yang bermula dari gaya komando hingga gaya pengajaran diri sendiri. (Samsudin, 2011).

Berikut ini merupakan beberapa gaya mengajar atau teaching style yang dikemukakan oleh Moston, antara lain:

1.    Gaya – A, Gaya Komando (Comand Style)

Pada gaya ini semua keputusan dikontrol oleh guru, peserta didik hanya melakukan apa yang diinstruksikan oleh guru. Satu aba-aba, satu respon peserta didik.

2.    Gaya – B, Gaya Latihan (Practice Style)

Pada gaya ini guru memberikan beberapa tugas, selanjutnya peserta didik memilih atau menentukan di mana, kapan, bagaimana, dan tugas mana yang akan dipilih/dilakukan pertama kali. Guru memberikan umpan balik.

3.    Gaya – C, Gaya Berbalasan (Reciprocal Style)

Peserta didik, menjadi pelaku, siswa lainnya manjadi pengamat dan memberikan umpan balik, kemudian bergantian.

4.    Gaya – D, Gaya Menilai Diri Sendiri (Self Check Style)

Peserta didik diberi petunjuk untuk bisa menilai dirinya sendiri, pada saat latihan, peserta didik berusaha menentukan kekuangan dirinya, kemudian mencoba memperbaikinya.

5.    Gaya – E, Gaya Inklusi (Inclusion Style)

Guru menentukan tugas pembelajaran yang memiliki target atau kriteria yang berbeda tingkat kesulitannya, kemudian peserta didik diberikan keleluasaan untuk menentukan tingakt tugas mana yang sesuai dengan kemampuannya.

Dalam mengelola pembelajaran guru harus mampu menerapkan strategi atau gaya mengajar yang cocok dengan situasi dan kondisi serta ciri khas materi pelajaran. Guru sebagai fasilitator harus menentukan gaya mengajar atau strategi pembelajaran mana yang akan digunakan, terlepas dari siapa yang lebih dominan aktif dalam pelaksanaannya. Penting untuk diperhatikan dalam pemilihan strategi atau gaya pembelajaran yang akan dugunaka, misalnya karakteristik peserta didik (kesiapan, motivasi, intake), daya dukung sarana atau media/alat, serta kedalaman materi (kompleksitas).

Dalam Kurikulum 2013, guru wajib menggunakan pendekatan ilmiah (saintific approach) sebagai sandaran utama dalam implementasi pembelajaran di samping menggunakan startegi lainnya sebagai pendukung. Pendekatan saintifik diawali dengan mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.


Related Posts

No comments:

Post a Comment