Mari Berbagi...dan Memberi....

2020-07-11

Perkembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani di Indonesia

| 2020-07-11

Perkembangan kurikulum pendidikan jasmani di Indonesia




























Semua orang yang pernah mengenyam pendidikan, baik saat di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan di Perguruan Tinggi (PT) pernah megalami apa itu belajar Pendidikan Jasmani walaupun dengan perbedaan nama. Karena Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani selalu mengalami perubahan nama seiring disempurnakannya kurikulum pembelajaran. Tetapi pada hakekatnya inti dari pendidikan jasmani adalah sama, yaitu pendidikan yang dilakukan melalui pemanfaatan aktivitas fisik atau gerak. Dan inilah yang membedakan Pendidikan Jasmani dengan mata pelajaran lainnya.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari system pendidikan nasional yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organic, neuromuskuler, perceptual, kognitif, sosial, dan emosional.

Pengertian pendidikan jasmani menutut UNESCO dalam “International Charter of Physical Education and Sport” (1978), sebagai berikut: “Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematika melalalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak“.

Menurut Cholik seperti yang dikutip oleh Syamsudin (2008), bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan orang sebagai perorangan, atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai aktivitas jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan perkembangan waktu, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia berkualitas berdasarkan pancasila.

Tidak ada pendidkan tanpa Pendidikan Jasmani, karena merupakan bagian tak terpisahkan dari system pandidikan nasional, oleh karena itu sebagai salah satu kelompok mata pelajaran yang wajib diberika di sekolah dasar dan menengah, maka proses pembelajaran yang dilakukan harus mampu menunjang dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara nasional.

Pemeritah sudah menyadari benar tentang pentingnya kedudukan mata pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah dalam upaya turut membentuk karakter sebuah bangsa. Maka tidaklah berlebihan jika Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) pada tanggal 29 Desember 1945 mengajukan 10 hal yang perlu dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang salah satunya adalah agar pengajaran kesehatan dan olahraga yang kini dikenal dengan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) diatur sebaik-baiknya agar menghasilkan kecerdasan rakyat yang harmonis, yang mampu membantu pertumbuhan dan perkembangan secara seimbang antara jasmani dan rohani. (Mudyahardjo, 2001).

Sebagaimana kita k.etahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pola hidup manusia dari tahun ke tahun senantiasa berubah. Oleh karena itu agar pendidikan yang dilaksanakan harus mampu menjembatani dan sesuai dengan kondisi lingkungan sosial maupun perkembangan iptek. Maka atas dasar itulah kurikulum senantiasa mengalami perubahan atau penyempurnaan

Apapun kurikulumnya, maka harus dapat memberikan yang terbaik bagi warga belajar sehingga mereka mampu mencapai tujuan pendidikan pada setiap jenjangnya. Oleh karena itu, wajarlah jika implikasi dari hasil kerja Panitia Penyelidik Pengajaran yang terkait dengan kurikulum manggariskan bahwa setiap rencana pengajaran (kurikulum) pada setiap jenjang pendidikan hendaknya:

1.    Meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat;

2.    Meningkatkan pendidikan jasmani; dan

3.    Meningkatkan pendidikan watak.

Dalam Kurikulum 1947 nama pendidikan jasmani dikenal dengan nama mata pelajaran “Gerak Badan”. Pada Kurikulum 1964 yang dikenal dengan Kurikulum Pancawardhana, memasukan Pendidikan Jasmani sebagai mata pelajaran Wardhana Perkembangan Jasmani dengan nama Pendidikan Jasmani/kesehatan.

Berikut adalah tujuan pendidikan jasmani sesuai perubahan kurikulum di tanah air.

 

Tabel 3: Perkembangan Kurikulum dan Tujuan Pendidikan

No

Kurikulum (Tahun)

Tujuan Pendidikan Jasmani

1

1947

(Rencana Pelajaran)

Pendidikan jasmani  dikenal dengan nama “Gerak Badan”.

Tujuan Pendidikan nasional adalah membentuk warga negara sejati yang menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk negara. (Keputusan kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebuayaan, tanggal 1 Maret 1946.

Tujuan pendidikan jasmani adalah mempersiapkan fisik yang sehat dan kuat (prima) dalam rangka persiapan membela negara,

 

1952

(Rencana Pelajaran Terurai)

Tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan tanah air. (UU No.4 Tahun 1950, Pasal 3).

Tujuan pendidikan jasmani adalah pendidika jasmani menuju kepada keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa serta untuk membuat bangsa Indonesia yang sehat dan kuat lahir batin yang diberika di semua sekolah.

 

1964

(Rencana Pendidikan)

Tujuan Pendidikan nasional dititikberatkan pada pendidikan Pancawardhana sebagai bekal kelak, meliputi pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani. Pendidikan Jasmani (pendidikan olahraga) bertujuan untuk membentuk jasmani dan rohani yang seimbang dan kuat.

 

1968

(Rencana Pendidikan)

Tujuan pendidikan nasional adalah melahirkan warganegara yang berjiwa Pancasila, berjiwa patriot komplit, melahirkan tenaga-tenaga kejuruan yang ahli dan berjiwa revolusi Agustus 1945. (Tap MPRS No. II/MPRS/1960)

Tujuan pendidikan jasmani adalah membentuk patriot dan jiwa kesatria, sehat jasmani dan rohani.

 

1975

(Satpel)

Tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, krestif dan tanggung jawab, demokratis, tenggang rasa, cerdas, berbudi pekerti luhur, cinta tanah air dan bangsa dan sesama manusia. (Tap MPR RI No. IV/MPR/1973)

Tujuan pendidikan jasmani adalah menciptakan individu yang kuat, sehat jasmani dan rohani, dan menjadi warga negara yang baik.

 

1984

(CBSA)

Tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yanag Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, menumbuhkan manusia-manusia yang membangun yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. (Tap MPR No.IV/MPR/1983)

Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes) adalah  

 

1994

Tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kretif, terampil, disiplin, beretoskerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. (Tap MPR RI No.II/MPR/1993)

Tujuan pendidikan jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) adalah

 

2006

(KTSP)

Tujuan pendidikan nasional adalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. ( UU No. 20 Tahun2003)

Tujuan Pendidikan Jasmani adalah mengembangkan keterampilan pengelolaan diri, kebugaran jasmani, pola hidup sehat, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis, meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis, mengembangkan keterampilan untuk menjaga diri sendiri, orang lain dan lingkungan, membiasakan pola hidup bersih dan sehat, bugar, terampil dan memiliki sikap sportif

 

2013

(K13)

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU Nomor 20 tahun 2003).

Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) adalah: mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan tubuh, gaya hidup aktif sepanjang hayat, meningkatkan kebugaran jasmani, pola hidup sehat, mengembangkan keterampilan motorik, mengembangkan karakter moral, meletakan dasar sikap kompetitif yang sportif.

*) dikutip dari berbagai sumber.

Kapanpun kurikulum berubah, sebenarnya intinya adalah bagaimana memanfaatkan kurikulum tersebut agar terjadi proses perubahan pada peserta didik, baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.

Salah satu upaya yang sangat penting adalah bagai mana kurikulum yang disusun sebagai landasan operasional pembelajaran di sekolah mampu menyesesuaikan dengan kebutuhan khususnya peserta didik, baik dari aspek pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental  maupun perkembangan gerak (motor development). Sebab tidak menutup kemungkinan kurikulum yang disusun tidak sejalan dengan kondisi peserta didik di lapangan.

Begitu pun dengan aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani adalah sama, yaitu pendidikan yang memanfaatkan gerak sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Gerakan-gerakan tersebut diakomodir dalam aspek permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan kebugaran jasmani, senam, senam irama, aquatik, dan pendidikan kesehatan.


Related Posts

No comments:

Post a Comment