Dalam Kurikulum 2013 bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Bab I).
Pada Kurikulum 2013 pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect).
Sedangkan
pada pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect). Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam
KI-1 dan KI-2. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral
dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan
yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler
Selanjutnya
bahwa prinsip pembelajaran yang digunakan adalah:
1)
dari pesertadidik
diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;
2)
dari guru sebagai
satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar berbasis aneka sumberbelajar;
3)
dari pendekatan
tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;
4)
dari pembelajaran
berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
5)
kompetensi;
6)
dari pembelajaran
parsial menuju pembelajaran terpadu;dari pembelajaran yang menekankan jawaban
tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7)
dari pembelajaran
verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8)
peningkatan dan
keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental
(softskills);
9)
pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat;
10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo
mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani);
11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah,
dan di masyarakat;
12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa
saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14) Pengakuan atas perbedaan individualdan latar
belakang budayapesertadidik.
Berdasarkan
prinsip-prinsip pembelajaran tersebut di atas, sangat jelas nilai-nilian
karakter yang akan dan harus muncul dalam proses pembelajaran pada Kurikulum
2013. Selain itu, penekanan penggunakan pendekatan saintifik dalam setiap prooses
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran dimungkinkan dengan sangat terbuka
nilai-nilai karakter akan muncul. Maka dari itu seluruh hendidik hendaknya
memahami secara utuh tentang nilai karakter dan bagai mana
menumbuhkembangkannya dalam setiap aktivitas belajar peserta didik di sekolah
baik melalui kegatan intrakurikuler maupun dalam kegiatan ektrakurikuler.
Nilai-nilai
karakter pada pendekatan saintifik (saintific
approach) dapat terlihat pada diamati pada setiap aktivitas sebagai
berikut:
a. Mengamati
Mengamati
merupakan proses melakukan atau memperhatikan objek pembelajaran yang dasijakan
oleh pendidik (guru) kepada peserta didik melalui alat indera. Kegiatan yang
dilakukan misalnya membaca atau mendengarkan/menyimak. Memperhatikan misalnya
melihat objek gambar, poster, dan benda
lainnya (media pembelajaran), atau berupa suara (audio), dan atau suara
bergambar, misalnya vidio.
Jika dicermati
saat mengamati yang dilakukan oleh peserta didik tentu ada terjadi sebuah
proses inderawi, baik melalui aktivitas membaca, menyimak, memperhatikan, atau
melalui apa yang dirasakan. Saat itulah dalam setiap peserta didik yang melakukan
proses pengamatan, maka akan muncul nilai-nilai karakter. Misalnya, sifat
sabar, kerja keras, kejujuran, toleran, saling menghargai, tanggung jawab,
disiplin, dan lain-lain yang mendukung terhadap keberhasilan proses pengamatan.
b. Menanya
Langkah kedua
dalam pendekatan saintifik adalah menanya (quistion).
Setelah aktivitas mengamati dilakukan, maka langkah selnjutnya peserta didik
diharapkan mempertanyakan atau mengajukan berbagai macam bentuk pertanyaan,
atau mendiskusikan, atau memberikan tanggapan, klarifikasi dan lain sebagainya
tentang apa yang telah ia amati, baik yang dilihat, didengar, atau dirasakan
melalui alat inderawi.
Pertanyaan
yang diajukan biasanya tentang apa (what),
mengapa (why), kapan (when), di mana (where), dan siapa (who).
Saat peserta didik diminta untuk mengajukan pertanyaan tentang apa yang telah dilakukannya pada kegiatan pengamatan, maka akan terlihat nilai-nilai karakter yang nampak dari proses tersebut, antara lain misalnya kesantunan dalam mengungkapkan pertanyaan, rasa percaya diri, tanggung jawab, demokratis, dan saling menghargai pendapat orang lain.
c. Mengumpulkan
informasi atau mencaoba
Pada tahap ini
peserta didik melakukan atau mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,
mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber
lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket,
wawancara, dan memodifikasi/ menambahi atau mengembangkan informasi yang
diperoleh melalui aktivitas mengamati dan bertanya.
Pada tahap mengumpulkan berbagai informasi
atau data yang dilakukan oleh peserta didik, tentu didalamnya disadari atau
tidak terdapat nilai-nilai karakter yang muncul, misalnya sifat sungguh-sungguh,
tanggung jawab, demokratis, toleran, dan kerja keras.
d. Menalar
Menalar
merupakan langkah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data
dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi
yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, untuk
selanjutnya membuat suatu kesimpulan tentang informasi baru yang ia peroleh.
Nilai karakter
yang muncul pada kegiatan menalar antara lain adalah percaya diri, tanggung
jawab, pantang menyerah, dan berani mengambil resiko.
e. Mengkomunikasikan
Tahap ini adalah menyajikan laporan dalam bentuk
bagan, diagram, atau grafik, menyusun laporan tertulis, dan menyajikan laporan
meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan. Selain itu, tahap ini
merupakan tahap untuk saling mengkomunikasikan dengan sesama teman sejawat dan
atau orang lain tentang hasil dari proses mengamati, menanya, mencoba, dan
menalar sehingga diperoleh sebuah kesimpulan dan informasi baru untuk
selanjutnya saling berbagi informasi baru yang diperoleh.
Nilai-nilai karakter yang muncul pada tahap ini antara lain adalah percaya
diri, jujur, toleran, tanggung jawab, demokratis, dan saling menghargai.
Kelima tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (saitific approach) tersebut di atas seyogyanya dilaksanakan pada kegiatan inti pembelajaran dan diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam menumbuhkan dan mengembangkan serta membudayakan nilai-nilai luhur bangsa dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, keluarga maupun ditengah kehidupan masyarakat sebagai bagian dari warga negara yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai moral.
No comments:
Post a Comment