Mari Berbagi...dan Memberi....

2020-04-20

Umpan Balik Pembelajaran

| 2020-04-20

Umpan Balik Pembelajaran
    Pendidik yang efektif adalah pendidik yang sangat peduli dengan peserta didik sebagai objek pengajaran. Sebagai masyarakat belajar (learning community) dengan kondisi mental yang masih berkembang, peserta didik senantiasa mendambakan perhtian yang lebih dari pendidik. Maka sangat penting bagi pendidik untuk senantiasa memperhatikan apa yang dirasakan dan dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran.
Sebagai pribadi yang sedang berkembang perhatian pendidik sangat mereka dambakan untuk mengantarkan mereka menjadi pribadi yang sukses, dan salah satu upaya yang dapat dilakukan pendidik adalah efektifitas dalam pemberian umpan balik (feedback).
Umpan balik (feedback) adalah perilaku pendidik untuk membantu setiap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja peserta didik sehingga lebih menguasai materi yang disampaikan oleh pendidik. Umpan balik yang dilakukan pendidik antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Umpan balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban atas respon peserta didik dalam mengerjakan tes atau latihan. Umpan balik adalah suatu proses dengan hasil atau akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya.
Tentang konteks pembelajaran pendidikan jasmani, Adang Suherman (2006) mengemukakan bahwa, umpan balik (feedback) yaitu pendidik mengobservasi peserta didik secara individu dan menilai bagaimana mereka melakukan aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu.
Manfaat dan fungsi Umpan Balik (Feedback) bagi pendidik maupun bagi peserta didik antara lain:
a.    Manfaat umpan balik bagi pendidik, dapat dipergunakan dalam mengambil keputusan, apakah mata pelajaran yang telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau dilanjutkan, sedangkan bagi peserta didik akan meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.
b.    Mendorong peserta didik untuk terus belajar atau berlatih.
c.    Umpan balik merupakan ciri pendidik yang efektif
d.    Membantu peserta didik untuk menilai penampilan (kemampuan) yang tidak bisa dilihat dan dirasakannya sendiri.
e.    Mendorong pendidik untuk menilai seberapa baik relevansi antara aspek-aspek pembelajaran dengan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai tugas gerak (bahan ajar) seperti yang diinginkan oleh gurunya.

2.    Jenis Umpan Balik (Feedback)
Secara umum umpan balik atau feedback terbagi ke dalam dua jenis yaitu intrinsic feedback dan extrinsic feedback (Apruebo, 2005). Intrinsic feedback atau umpan balik intrinsik berkaitan dengan penilaian terhadap dirinya sendiri, tentang sikap, aktivitas dan atau prilaku yang telah dilakukannya, serta tentang kemampuan yang telah ditunjukkannya. Misalnya dalam melaksanakan tugas gerak, apakah aktivitas yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diinstruksikan pendidik atau belum, apakah sudah mampu menyelesaikan keseluruhan tugas gerak, apakah merasa nyaman dengan alat bantu yang digunakan, atau menilai bahwa rangkaian gerakan  telah sesuai dengan urutan yang harus dilakukan.
Sedangkan extrinsic feedback adalah umpan balik yang berasal dari luar dirinya. Misalnya koreksi dari pendidik atas gerakan yang sudah dilakukan, cemoohan rekan karena salah memberikan umpan ketika bermain bola, atau dari lingkungan sekitar seperti cuaca yang terlalu panas sehingga mengharuskannya sering beristirahat tempat yang teduh.
Adang Suherman (2006) mengemukakan beberapa jenis umpan balik tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a.    General dan specific feedback
General feedback merupakan umpan balik yang bersifat umum dan biasanya digunakan pendidik untuk mendorong peserta didik agar tetap semangat belajar dan terus berlatih. Umpan balik jenis ini biasanya dilakukan pendidik untuk memberikan semangat atau dorongan serta diungkapkan dengan kata-kata yang bersifat motivasi, misalnya: “Bagus Nak, Lanjutkan terus”; atau  “Ya, sedikit lagi, Kamu pasti bisa”, dan seterunya.
b.    Congruent dan Incongruent feedback
Congruent feedback merupakn umpan balik pendidik terhadap aktivitas yang dilakukan peserta didik yang terfokus pada aktivitas belajar yang sedang dipelajari. Misalnya, pada saat peserta didik sedang mempelajari teknik gerakan lengan renang gaya bebas, kemudian pendidik memberikan umpan balik terkait dengan gerakan kaki yang dilakukan peserta didik, misalnya: “Ayo Nak, usahakan gerakan kaki berpusat pada pangkal paha”.
Sedangkan incongruent feedback adalah umpan balik yang tidak terkait langsung dengan materi yang sedang dipelajari peserta didik, misalnya umpan balik yang diberikan pendidik terhadap peserta didik yang sedang mempelajari gerakan kaki renang gaya bebas, pendidik memberikan umpan balik terhadap gerakan lengan peserta didik.
c.    Simple Feedback
Simple feedback adalah umpan balik yang hanya terfokus pada satu komponen keterampilan dalam satu saat, dan biasanya berisi satu atau dua buah kata kunci (key words) yang menggambarkan aktivitas penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai umpan balik selama pembelajaran berlangsung. Misalnya saat belajar teknik lari pendek, guru memberikan umpan balik dengan kata-kata: “Ayun lengan-ayun lengan”, dan seterusnya. Umpan balik ini lebih mudah dipahami oleh peserta didik karena lebih terfokus pada satu komponen gerakan saja.
d.    Positive, Netral, dan Negatif Feedback
Jenis umpan balik yang lain yaitu umpan balik positif, umpan balik netral, dan umpan balik negatif. Ketiga jenis umpan balik ini paling sering dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar penjas yang bersifat praktik di lapangan dan lebih mudah dilakukan oleh pendidik. Umpan balik positif adalah umpan balik yang diungkapkan dengan kata-kata positif, misalnya bagus, menyenangkan, pintar, menarik, dan hebat.
Umpan balik netral adalah umpan balik yang tidak merujuk secara khusus kepada peserta didik yang melakukan kesalahan melakukan tugas gerak, tetapi secara netral mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang melakukan tugas gerak.
Jika diintonasikan guru dengan seorang musisi dan peserta didik sebagai penonton atau penggemar atau penikmat musik, maka saat tampil di depan penggemar, bagaimana musisi harus mampu membawa dan mempengaruhi penggemarnya agar mau mengikuti apa yang diinginkan, misalnya bergoyang, ikut bernyanyi bersama, tepuk tangan sehingga apa yang ditampilkan benar-benar dapat dinikmati dan diikuti oleh penonton dengan penuh penghayatan. 
Mengajar adalah seni. Sebagai seorang seniman, maka seorang pendidik harus mampu mengekspresikan dirinya secara totalitas dengan profesi yang disandangnya. Penguasaan dan pemahaman serta kemampuan dalam mengimplementasikan empat kompetensi guru di dalam dan di luar kelas harus benar-benar dibuktikan melalui pemberian layanan secara optimal kepada peserta didik.
Menyebut atau menghapal nama-nama peserta didik, memberi salam, memahami perasaan peserta didik merupakan salah satu pintu pembuka untuk menjadi pendidik yang sukses. memanggil atau menyebut nama peserta didik secara langsung akan menciptakan suasana kedekatan emosi antara pendidik dengan peserta didik yang bersangkutan, sehingga ia akan lebih fokus (mengikuti) apa yang disampaikan, lebih berani mengungkapkan pikiran, perasaan, atau gagasan (positif) untuk kemajuan dirinya terutama dalam meraih prestasi (tujuan belajar).
Menurut Yudhawati dan Haryanto (2011), bahwa dalam mejalankan tugasnya sebagai seorang pendidik, maka harus meiliki karateristitik seperti tergambar dibawah ini:
1.     Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelajaran yang diajarkannya.
2.     Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian dan suasana hati secara tepat serta membuat kontak dengan kelompok secara tepat pula.
3.     Memiliki kesabaran, keakraban, dan sensitivitas yang diperlukan untuk menumbuhkan semngat belajar peserta didik.
4.     Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha memberikan penjelasan kepada peserta didik.
5.     Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik isi maupun metode.
6.     Memiliki sikap terbuka, luwes, eksperimental, menguasai metode, serta teknik dalam membelajarkan peserta didik.
Pendidik yang baik adalah mereka yang senantiasa kehadirannya didambakan oleh peserta didik. Ketidakhadirannya senantiasa dirindukan, dan kehadirannya senantiasa menjadi penyejuk dan penawar jiwa yang lapar akan keilmuan. Petuahnya selalu didengar, prilakuknya menjadi teladan, serta petunjuknya menjadi arah kemana mereka harus melangkah.

Related Posts

No comments:

Post a Comment