Pendidik
yang efektif adalah pendidik yang sangat peduli dengan peserta didik sebagai objek
pengajaran. Sebagai masyarakat belajar (learning
community) dengan kondisi mental yang masih berkembang, peserta didik
senantiasa mendambakan perhtian yang lebih dari pendidik. Maka sangat penting
bagi pendidik untuk senantiasa memperhatikan apa yang dirasakan dan dilakukan
oleh peserta didik selama proses pembelajaran.
Sebagai
pribadi yang sedang berkembang perhatian pendidik sangat mereka dambakan untuk
mengantarkan mereka menjadi pribadi yang sukses, dan salah satu upaya yang
dapat dilakukan pendidik adalah efektifitas dalam pemberian umpan balik (feedback).
Umpan
balik (feedback) adalah perilaku pendidik
untuk membantu setiap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar secara
individu dengan cara menanggapi hasil kerja peserta didik sehingga lebih
menguasai materi yang disampaikan oleh pendidik. Umpan balik yang dilakukan pendidik
antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan peserta
didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Umpan
balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban atas respon peserta didik dalam
mengerjakan tes atau latihan. Umpan balik adalah suatu proses dengan hasil atau
akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya.
Tentang
konteks pembelajaran pendidikan jasmani, Adang Suherman (2006) mengemukakan
bahwa, umpan balik (feedback) yaitu pendidik
mengobservasi peserta didik secara individu dan menilai bagaimana mereka
melakukan aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan
kemampuan siswa itu.
Manfaat
dan fungsi Umpan Balik (Feedback) bagi
pendidik maupun bagi peserta didik antara lain:
a. Manfaat umpan balik bagi pendidik, dapat
dipergunakan dalam mengambil keputusan, apakah mata pelajaran yang telah
dilaksanakan perlu diperbaiki atau dilanjutkan, sedangkan bagi peserta didik
akan meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.
b. Mendorong peserta didik untuk terus belajar atau berlatih.
c. Umpan balik merupakan ciri pendidik yang efektif
d. Membantu peserta didik untuk menilai penampilan
(kemampuan) yang tidak bisa dilihat dan dirasakannya sendiri.
e. Mendorong pendidik untuk menilai seberapa baik
relevansi antara aspek-aspek pembelajaran dengan tingkat kemampuan siswa dalam
menguasai tugas gerak (bahan ajar) seperti yang diinginkan oleh gurunya.
2.
Jenis Umpan Balik (Feedback)
Secara
umum umpan balik atau feedback terbagi
ke dalam dua jenis yaitu intrinsic
feedback dan extrinsic feedback
(Apruebo, 2005). Intrinsic feedback
atau umpan balik intrinsik berkaitan dengan penilaian terhadap dirinya sendiri,
tentang sikap, aktivitas dan atau prilaku yang telah dilakukannya, serta
tentang kemampuan yang telah ditunjukkannya. Misalnya dalam melaksanakan tugas
gerak, apakah aktivitas yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diinstruksikan pendidik
atau belum, apakah sudah mampu menyelesaikan keseluruhan tugas gerak, apakah
merasa nyaman dengan alat bantu yang digunakan, atau menilai bahwa rangkaian
gerakan telah sesuai dengan urutan yang
harus dilakukan.
Sedangkan
extrinsic feedback adalah umpan balik
yang berasal dari luar dirinya. Misalnya koreksi dari pendidik atas gerakan yang
sudah dilakukan, cemoohan rekan karena salah memberikan umpan ketika bermain
bola, atau dari lingkungan sekitar seperti cuaca yang terlalu panas sehingga
mengharuskannya sering beristirahat tempat yang teduh.
Adang
Suherman (2006) mengemukakan beberapa jenis umpan balik tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:
a.
General dan specific feedback
General
feedback merupakan umpan balik yang
bersifat umum dan biasanya digunakan pendidik untuk mendorong peserta didik agar
tetap semangat belajar dan terus berlatih. Umpan balik jenis ini biasanya
dilakukan pendidik untuk memberikan semangat atau dorongan serta diungkapkan
dengan kata-kata yang bersifat motivasi, misalnya: “Bagus Nak, Lanjutkan
terus”; atau “Ya, sedikit lagi, Kamu
pasti bisa”, dan seterunya.
b. Congruent dan
Incongruent feedback
Congruent
feedback merupakn umpan balik pendidik terhadap
aktivitas yang dilakukan peserta didik yang terfokus pada aktivitas belajar
yang sedang dipelajari. Misalnya, pada saat peserta didik sedang mempelajari teknik
gerakan lengan renang gaya bebas, kemudian pendidik memberikan umpan balik
terkait dengan gerakan kaki yang dilakukan peserta didik, misalnya: “Ayo Nak,
usahakan gerakan kaki berpusat pada pangkal paha”.
Sedangkan incongruent
feedback adalah umpan balik yang tidak terkait langsung dengan materi yang
sedang dipelajari peserta didik, misalnya umpan balik yang diberikan pendidik
terhadap peserta didik yang sedang mempelajari gerakan kaki renang gaya bebas, pendidik
memberikan umpan balik terhadap gerakan lengan peserta didik.
c.
Simple Feedback
Simple
feedback adalah umpan balik yang hanya
terfokus pada satu komponen keterampilan dalam satu saat, dan biasanya berisi
satu atau dua buah kata kunci (key words)
yang menggambarkan aktivitas penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai umpan
balik selama pembelajaran berlangsung. Misalnya saat belajar teknik lari
pendek, guru memberikan umpan balik dengan kata-kata: “Ayun lengan-ayun
lengan”, dan seterusnya. Umpan balik ini lebih mudah dipahami oleh peserta
didik karena lebih terfokus pada satu komponen gerakan saja.
d.
Positive, Netral, dan Negatif Feedback
Jenis umpan balik yang lain yaitu umpan balik positif, umpan balik
netral, dan umpan balik negatif. Ketiga jenis umpan balik ini paling sering
dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar penjas yang bersifat praktik di
lapangan dan lebih mudah dilakukan oleh pendidik. Umpan balik positif adalah
umpan balik yang diungkapkan dengan kata-kata positif, misalnya bagus,
menyenangkan, pintar, menarik, dan hebat.
Umpan balik netral adalah umpan balik yang tidak merujuk secara khusus
kepada peserta didik yang melakukan kesalahan melakukan tugas gerak, tetapi
secara netral mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang melakukan tugas
gerak.
Jika diintonasikan guru dengan
seorang musisi dan peserta didik sebagai penonton atau penggemar atau penikmat
musik, maka saat tampil di depan penggemar, bagaimana musisi harus mampu
membawa dan mempengaruhi penggemarnya agar mau mengikuti apa yang diinginkan,
misalnya bergoyang, ikut bernyanyi bersama, tepuk tangan sehingga apa yang
ditampilkan benar-benar dapat dinikmati dan diikuti oleh penonton dengan penuh
penghayatan.
Mengajar
adalah seni. Sebagai seorang seniman, maka seorang pendidik harus mampu
mengekspresikan dirinya secara totalitas dengan profesi yang disandangnya.
Penguasaan dan pemahaman serta kemampuan dalam mengimplementasikan empat
kompetensi guru di dalam dan di luar kelas harus benar-benar dibuktikan melalui
pemberian layanan secara optimal kepada peserta didik.
Menyebut
atau menghapal nama-nama peserta didik, memberi salam, memahami perasaan
peserta didik merupakan salah satu pintu pembuka untuk menjadi pendidik yang sukses.
memanggil atau menyebut nama peserta didik secara langsung akan menciptakan
suasana kedekatan emosi antara pendidik dengan peserta didik yang bersangkutan,
sehingga ia akan lebih fokus (mengikuti) apa yang disampaikan, lebih berani
mengungkapkan pikiran, perasaan, atau gagasan (positif) untuk kemajuan dirinya
terutama dalam meraih prestasi (tujuan belajar).
Menurut
Yudhawati dan Haryanto (2011), bahwa dalam mejalankan tugasnya sebagai seorang
pendidik, maka harus meiliki karateristitik seperti tergambar dibawah ini:
1.
Memiliki minat yang
besar terhadap pelajaran dan mata pelajaran yang diajarkannya.
2.
Memiliki kecakapan
untuk memperkirakan kepribadian dan suasana hati secara tepat serta membuat
kontak dengan kelompok secara tepat pula.
3.
Memiliki kesabaran,
keakraban, dan sensitivitas yang diperlukan untuk menumbuhkan semngat belajar
peserta didik.
4.
Memiliki pemikiran
yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha memberikan penjelasan
kepada peserta didik.
5.
Memiliki
kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik isi maupun metode.
6.
Memiliki sikap
terbuka, luwes, eksperimental, menguasai metode, serta teknik dalam membelajarkan
peserta didik.
Pendidik
yang baik adalah mereka yang senantiasa kehadirannya didambakan oleh peserta
didik. Ketidakhadirannya senantiasa dirindukan, dan kehadirannya senantiasa
menjadi penyejuk dan penawar jiwa yang lapar akan keilmuan. Petuahnya selalu
didengar, prilakuknya menjadi teladan, serta petunjuknya menjadi arah kemana
mereka harus melangkah.
No comments:
Post a Comment