Interaksi guru dengan
murid yang setara dan menghargai
dapat didefinisikan secara operasional sebagai kinerja guru dalam berinteraksi dengan murid selama proses pembelajaran
yang menciptakan lingkungan di mana murid merasa aman untuk bertanya, berpendapat, berdiskusi, dan tidak takut salah.
Esensi dari interaksi ini adalah pengakuan bahwa setiap murid adalah individu
yang memiliki suara, pemikiran, dan kontribusi berharga. Ketika guru menerapkan
pendekatan ini, proses belajar bukan hanya tentang transfer ilmu, melainkan
menjadi pertukaran ide yang dinamis, di mana rasa hormat menjadi fondasi utama
bagi pertumbuhan akademik dan emosional.

Ciri
utama dari interaksi yang setara dan menghargai ini adalah terjadinya percakapan bermakna antara guru
dan murid dalam proses belajar. Percakapan ini melampaui tanya jawab
dangkal; ini adalah dialog yang memantik pemikiran kritis dan mendorong
refleksi mendalam. Dalam konteks ini, guru tidak hanya menyampaikan materi,
tetapi juga secara aktif mengajukan pertanyaan terbuka dan menanggapi respons
murid dengan penggalian lebih lanjut
(mengeksplorasi ide-ide murid lebih jauh), menunjukkan bahwa pikiran murid
benar-benar dihargai. Tujuannya adalah memastikan setiap murid tidak hanya
mendengar, tetapi juga didengar.
Selanjutnya,
interaksi yang menghargai dicirikan oleh penggunaan bahasa yang sangat
diperhatikan. Interaksi antara guru dan
murid dalam proses belajar menggunakan diksi/kosakata yang menghargai.
Ini berarti guru secara sadar memilih kata-kata yang membangun semangat, menghindari bahasa yang merendahkan,
menyindir, atau membuat murid merasa malu. Diksi yang positif dan afirmasi
menjadi alat utama untuk memperkuat keberanian murid untuk berpartisipasi.
Ketika guru mendengarkan dengan seksama
dan merespons dengan bahasa yang penuh penghormatan, ia mengirimkan pesan kuat
bahwa pendapat setiap murid itu penting dan valid, yang pada akhirnya membuat murid merasa dihargai/didengar dalam proses
belajar.
Sekolah
yang berhasil menerapkan interaksi ini dapat terlihat jelas melalui kriteria
praktis yang dilakukan oleh guru. Guru secara konsisten memberi kesempatan murid bertanya/berkomentar, yang menjadi
langkah awal untuk mengaktifkan suara murid. Namun, tidak cukup hanya memberi
kesempatan; guru juga harus memberi
kesempatan pada tiga atau lebih murid untuk bertanya/ atau memberi
masukan/komentar. Tindakan ini memastikan bahwa partisipasi tidak
didominasi oleh segelintir murid dan memvalidasi keragaman pemikiran di kelas.
Inklusi semacam ini sangat krusial dalam menciptakan atmosfer yang benar-benar
setara.
Kesimpulannya,
interaksi guru dengan murid yang setara dan menghargai adalah sebuah komitmen
pedagogis untuk membangun lingkungan belajar yang berpusat pada murid. Hal ini
bukan sekadar teknik mengajar, tetapi pola pikir yang mengakui bahwa harga diri
dan rasa aman emosional murid adalah prasyarat untuk belajar yang efektif.
Ketika guru berinteraksi dengan mendengarkan
dengan seksama, menggunakan bahasa
yang membangun semangat, dan secara konsisten memberikan ruang bagi
semua suara untuk berpartisipasi, mereka tidak hanya mengajarkan materi
pelajaran, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kesetaraan, rasa hormat, dan
keberanian untuk bersuara.
Interaksi guru-murid
yang setara dan menghargai bukan sekadar praktik etis, melainkan sebuah kewajiban pedagogis yang berakar kuat
pada tujuan utama Standar Proses Pendidikan. Standar Proses bertujuan menjamin
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif
dan efisien.
1. Menciptakan
Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman (Prasyarat Pembelajaran)
Standar Proses
Pendidikan dasar dan Menengah Nomoor 16 tahun 2022 menggarisbawahi pentingnya
lingkungan belajar yang kondusif. Interaksi yang setara dan menghargai adalah
fondasi utama untuk mencapai hal ini.
·
Penciptaan Rasa Aman: Ketika murid merasa dihargai, mereka merasa aman untuk bertanya, berpendapat, berdiskusi,
dan tidak takut salah. Rasa aman ini adalah prasyarat mutlak bagi
keterlibatan aktif. Jika murid takut dihakimi atau diremehkan, mereka akan
pasif, yang secara langsung menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.
·
Peningkatan Keterlibatan: Dalam interaksi yang setara,
terjadi percakapan bermakna dan murid merasa dihargai/didengar. Hal
ini memotivasi murid untuk berpartisipasi lebih aktif, bukan hanya sekadar
mendengarkan, yang merupakan esensi dari pembelajaran yang berpusat pada murid.
2. Memenuhi Prinsip
Pembelajaran yang Berpusat pada Murid
Salah
satu prinsip utama pembelajaran sesuai Standar
Proses adalah bahwa proses pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif.
·
Interaktif dan Komunikatif: Interaksi yang setara
memastikan komunikasi berlangsung dua arah, di mana guru mendengarkan dengan seksama dan menanggapi dengan penggalian lebih lanjut.
Ini mengubah kelas dari ceramah satu arah menjadi forum diskusi yang hidup,
sehingga memenuhi kriteria pembelajaran yang interaktif.
·
Pengembangan Karakter: Penggunaan diksi/kosakata yang menghargai dan bahasa yang membangun semangat oleh guru
mencerminkan nilai-nilai etika dan karakter yang juga harus ditanamkan kepada
murid, sesuai dengan amanat Kurikulum.
3.
Optimalisasi Potensi dan Pemberian Kesempatan yang Sama
Standar Proses
menekankan bahwa pembelajaran harus memfasilitasi setiap murid untuk
mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
·
Pemerataan Partisipasi: Guru yang memberi kesempatan
pada tiga atau lebih murid untuk
bertanya/ atau memberi masukan/komentar memastikan bahwa kesempatan
berpendapat tidak hanya dinikmati oleh murid yang dominan. Ini adalah
manifestasi dari prinsip kesetaraan, menjamin bahwa suara semua murid didengar
dan potensi beragam dapat
dieksplorasi.
·
Pengembangan Keterampilan Komunikasi: Dengan secara konsisten
mempraktikkan dialog yang menghargai, guru melatih murid untuk juga
berkomunikasi secara efektif dan santun, keterampilan penting yang dibutuhkan
dalam kehidupan sosial dan dunia kerja, sejalan dengan tujuan pendidikan untuk
menyiapkan lulusan yang kompeten.
Dengan
demikian, penerapan interaksi guru-murid yang setara dan menghargai adalah
implementasi langsung dari prinsip-prinsip
pembelajaran yang diamanatkan dalam Standar Proses, yang bertujuan
menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, efektif, dan mampu
mengoptimalkan potensi seluruh peserta didik dalam lingkungan yang aman dan
positif.
Terima
Kasih