Istilah sosial dan emosional sering Kita dengar mungkin setiap hari di lingkungan kerja, tempat tinggal atau lainnya. Kedua istilah ini tentu saja selalu dikaitkan dengan prilaku atau karakter atau tabiat seseorang terutama saat bagai mana ia menujukkannya di depan orang lain atau publik.
Ketika istilah sosial dan
emosional ini berada pada lingkup pembelajaran yang tentu saja ada lingkungan
belajar, ada pengajar dan ada murid sebagai sasaran belajar atau yang sedang
menuntut ilmu (sikap, pengetahuan dan keterampilan) sudah tentu memiliki makna
yang berbeda jika dalam konteks pembelajaran.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, bahwa social diartikan sebagai sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat atau suka memperhatikan kepentingan umum. Sedangkan emosional diartikan
sebagai sesuatu yang menyentuh perasaan atau penuh emosi. Sementara itu,
istilah pembelajaran diartikan sebagai perbuatan
menjadikan murid atau siswa belajar. Sedangkan belajar sendiri diartikan sebagai
aktivitas untuk merubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman baik terkait sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
Pembelajaran Sosial dan
Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi
ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah
memperoleh dan menerapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat:
- Memahami, menghayati,
dan mengelola emosi (kesadaran diri)
- Menetapkan dan mencapai
tujuan positif (pengelolaan diri)
- Merasakan dan menunjukkan
empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
- Membangun dan
mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
- Membuat keputusan yang
bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Pembelajaran sosial
dan emosional penting dilakukan di kelas dan sekolah agar tercipta budaya
positif, yaitu kebiasaan seluruh warga sekolah dalam meyakini dan menyepakati
serta mematuhi nilai-nilai kebenaran universal, yaitu kebenaran yang diyakini
oleh semua orang. Dengan demikain memungkinkan terciptanya lingkungan sekolah
yang aman, nyaman, dan menyenangkan sebagai temat belajar bagi seluruh murid.
Pembelajaran social
dan emosional di sekolah atau kelas dapat dilakukan secara eksplisit, terintegrasi
dalam pembelajaran, atau dalam menciptakan budaya lingkungan kelas atau
sekolah.
Sumber: Modul
belajar Program Guru Penggerak, Kemdikbudristek, 2022.
No comments:
Post a Comment