Terlepas dari kontoversial, kelebihan dan kekurangan Ujian Naional (UN) yang telah dilaksanakan pada tahun lalu dan sebelumnya, kini lahir assesmen (penilaian) sebagai pengganti dari UN yang katanya menjadi momok menakutkan bagi siswa dan orang tua.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai
mensosialisasikan Assesmen nasional tersebut dengan istilah lain yaitu Assesmen
Kompetensi Minimal (AKM) bagi pendidikan dasar dan menengah.
Ada hal yang berbeda antara Ujian Nasional (UN) dan Assesmen Nasional (AN),
yaitu bahwa AN tidak lagi menguji capaian belajar siswa secara individu yang
selama ini dilakukan, akan tetapi lebih mengutamakan peta mutu pendidikan yang
diukur melalui bagai mana input pendidikan, proses yang dilakukan, serta hasil
yang diperoleh pada setiap jejang pendidikan. Dengan demikian akan tergambar
pada aspek mana sekolah mengalami kelemahan sehingga hasilnya tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
Assesmen Nsional (AN) sendiri berisi 3 (tiga) jenis instrumen, yaitu;
1.
Assesmen Kompetensi Minimal (AKM);
2.
Survei Karakter;
3.
Survei Lingkungan Belajar.
Selain itu, tidak semua siswa mengikuti assesmen, melainkan hanya
beberapa orang siswa yang diambil secara acak dengan jumlah antara lain 30 orang
untuk siswa SD/Mi, 45 orang untuk siswa SMP/MTs/SMA/SMK/MA pada setiap sekolah.
1.
Assesmen Kompetensi Minimal (AKM);
AKM yang diujikan meliputi aspek literasi
membaca dan numerasi. Literasi
membaca merupakan kemampuan memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefpleksikan
berbagai jenis teks bacaan untuik menyelesaikan berbagai permasalahan, mengemnbangkan
kapasitas individu agar mampu berkontribusi bagi masyarakat sekitar.
Numerasi merupakan kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta
berupa numerik atau angka-angka untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari paa berbagai jenis kondisi yang relevan sebagai bagian dari warga
negara.
2.
Survei Karakter;
Survei karakter dilakukan terhadap prilaku siswa yang mengukur 6 (enam)
aspek sebagai karakter Pelajar Pancasila, yaitu:
1)
Siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia;
2)
Ber-Bhineka Tunggal Ika;
3)
Memiliki sikap gotong royong;
4)
Mandiri;
5)
Kritis;
6)
Kreatif.
3.
Survei Lingkungan Belajar
Untuk aspek Lingkungan Belajar survei melibatkan beberapa perwakilan warga
sekolah, antara lain siswa, guru dan kepala sekolah. Hal ini untuk mengetahui
bagai mana input, proses, dan hasil belajar di sekolah, dan iklim sekolah yang
berkontribusi terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Assesmen kompetensi Minimal dilakukan melalui berbagai jenis pertanyaan
ayau soal, antara lain pilihan ganda, pilihan ganda dengan bentuk yang lebih
kompleks, menjodohkan, dan isian singakt serta soal uraian.
Dari sisi waktu pelaksnaan assesmen, AKM tidak membutuhkan banyak waktu.
Pelaksanaannya dirancang selama dua hari. Hari pertama Tes Literasi dan survei
Karakter, hari kedua Tes Numerik dan Survei Lingkungan Belajar.
Semoga apapun bentuk dan jenis penilian akhir bagi siswa, intinya adalah
tidak menimbulkan dampak negatif khususnya bagi siswa orang tua dan guru. Karena
yang terjadi selama ini ujian akhir menimbulkan beban psikis yang sangat berat
bagi siswa, orang tua dan juga sekolah.
Contoh soal Assesmen Kompetensi Minimal (AKM) lihat di sini.
No comments:
Post a Comment