Mari Berbagi...dan Memberi....

2020-07-02

Tak Ada Lagi Aktivitas: DARI GEDUNG MEWAH HINGGA HALAMAN SEKOLAH

| 2020-07-02



Acara Penglepasan Siswa
 

Apakah ini kesempatan atau memang sudah tradisi. Fenomena kemeriahan di setiap akhir tahun pelajaran yang sering kita jumpai hampir di setiap jenjang pendidikan.

Sebagai orang tua tentu akan merasa bangga menyaksikan putra putrinya berhasil dalam menempuh pendidikanya. Kebanggan itu tak dapat diukur dengan apapun terlebih jika buah hati tercinta meraih prestasi yang menjadi cita-cita.

Perpisahan atau penglepasan peserta didik merupakan sebuah acara yang menandai bahwa seseorang telah menyelesaikan tugas belajarnya pada jenjang dan satuan pendidikan. Oleh karena itu, wajarlah bila sukacita menyambut kembalinya buah hati setelah sekian lama dititipkan kepada bapak dan ibu guru di sekolah untuk dididk dan dibekali ilmu yang bermanfaat ditumpahkan saat orang tua menggelar acara perpisahan dengan pihak sekolah.

Biasanya orang tualah melalui kesepakatan Komite Sekolah yang menggagas acara tersebut, karena memang sekolah tidak memiliki anggaran untuk menggelar resepsi atau acara perpisahan dan kenaikan kelas tersebut. Kemeriahan perhelatan momen perpisahan bergantung kepada kemampuan orang tua yang disepakati melalui rapat Komite Sekolah, oleh karena itu penyelenggaraan acara perpisahan yang biasanya disatukan dengan acara kenaikan kelas digelar dengan menyewa gedung mewah, hotel dan lain-lain hingga memanfaatkan halaman sekolah dengan segala keterbatasannya.

Fakta Kepedulian

Tingginya animo masyarakat (orang tua) dalam menghadiri acara perpisahan putra putrinya mengindikasikan bahwa memang kepedulian mereka terhadap pendidikan sangat tinggi. Mereka tak serta merta menjemput anak-anaknya yang telah selesai menimba ilmu, melainkan bahwa mereka sangat mendukung program-program pendidikan (sekolah) sepajang logis, terjangkau dan bermanfaat bagi putra putrinya termasuk acara perpisahan.

Ajang perpisahan dan kenaikan kelas, khususnya di sekolah yang terletak di pinggiran kota, misalnya di bagian selatan Kabupaten Pandeglang laksana pesta rakyat yang menyuguhkan penampilan modern hingga tradisional yang menarik penuh kreativitas dari seluruh peserta didik. Gedung, halaman dan area parkir biasanya penuh sesak dan melebihi kapasitas jumlah peserta didik pada sekolah tersebut, karena yang hadir tidak haya orang tua melainkan saudara, kerabat, bahkan orang yang anaknya tidak bersekolahpun akan hadir di acara tersebut hanya sekedar hadir dan menyaksikan kemeriahan acara yang digelar komite sekolah.

Fakta lainnya adalah “saweran”, yaitu sebuah prilaku yang ditunjukkan para orang tua/wali dengan melempar atau memberi lembaran uang logam maupun kertas atau barang berupa permen dan lain-lain sebagai ungkapan rasa bangga dengan apa yang diperoleh dan atau ditampilkan oleh anak-anak sebagai sebuah prestasi dan kretivitas. Di salah satu sekolah, seorang wisudawan/ti bisa diantar hingga belasan orang sambil memberikan amplop atau saweran, sehingga jumlah uang hasil saweran bisa mencapai belasan juta rupiah. Jumlah uang selanjutnya akan menjadi hak panitia dan akan dibagi secara merata atau untuk kepentingan sekolah lainnya sesuai dengan kesepakatan. Pada sekolah tertentu, uang hasil saweran yang terkumpul bisa  berjumlah belasan juta rupiah, jumlah yang sulit diperoleh sekolah dari sumbangan orang tua secara resmi.

Inilah salah satu yang membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh warga masyarakat yang di dalamnya adalah orang tua peserta didik. Kehadiran Komite Sekolah dirasakan sangat bermanfaat tidak hanya sebagai perwakilan orang tua/wali, akan tetapi sebagai mitra sekolah dalam mewujudkan pengelolaan dan penyelenggaran sekolah yang bermutu, karena memang Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan, yang salah satu fungsinya adalah melakukan penggalangan dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat, baik perorangan, organisasi, dunia usaha, dunia industri, maupun pemangku kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif. (Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016).

Ajang Kreativitas dan Promosi Sekolah

Acara perpisahan dan kenaikan kelas merupakan sebuah momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh peserta didik, terutama bagi mereka yang akan meninggalkan sekolah/kampus tercinta. Hal ini sangat beralasan mengingat sekolah sudah menjadi rumah kedua bagi mereka, tidak hanya sebagai tempat menuntut ilmu akan tetapi sebagai tempat pembentukan sikap dan karakter mereka yang didesain agar mampu menghadapi tatanan dan kompetisi masa depan yang kian menantang.

Untuk itulah kegiatan perpisahan dan kenaikan kelas biasanya didesain semenarik dan semeriah mungkin oleh panitia penyelenggara agar seluruh acara memberi kesan positif bagi hadirin terutama siswa siswi yang diwisuda tak terkecuali orang tua. Seluruh isi acara yang disajikan sedikitnya akan menggambarkan prestasi dan kreativitas warga seolah baik dari aspek akademik maupun non akademik. Sehingga ini pulalah yang akan menarik para orang tua calon peserta didik generasi berikutnya.

Semoga acara perpisahan dan kenaikan kelas yang selama ini sering digelar, memberikan banyak manfaat terutama dalam membangun budaya mutu pada setiap jenjang pendidikan. Oleh karena itu, hendaknya acara yang disajikan senantiasa mengedepankan aspek pedagogis, mengandung nilai, serta keterampilan bagi anak dalam menghadapi tatanan abad 21, yaitu karakter, literasi dan kompetensi. Karena ketiga keterampilan tersebut menjadi pilar dan diyakini efektif dalam mempersiapkan generasi masa depan yang lebih baik.

Related Posts

No comments:

Post a Comment